Assalamualaikum…
Hello guys…Kalau membicarakan tentang eksotisme tempat-tempat wisata di Indonesia gak bakalan ada habisnya deh, di Indonesia kita punya ribuan bahkan jutaan spot wisata indah yang jauh lebih mantap dari Negara lain, tersebar dari sabang sampai marauke. Wisata alam apa yang kita tidak punya?? Laut, air terjun, danau, pegunungan, sungai, rawa, dan lain-lain ditambah lagi keragaman budaya di tiap provinsi yang membalut kekayaan Negara.
So, tidak ada alasan kita untuk tidak menjaga kelestarian alam Indonesia. Tidak usah muluk-muluk ingin menggerakkan masa untuk mengkampanyekan go green di kota atau provinsi kita, cukup kita mulai dengan tidak membuang sampah atau limbah sembarangan di lingkungan kita, itu saja sudah menjadi wujud cinta kita kepada alam. Mudah bukan?? Semuanya bisa dimulai Dari hal-hal kecil, Dari diri sendiri dan mulai Dari sekarang. So, tunggu apa lagi.
Ok deh, cukup dulu basa basinya. Di postingan perdanana ini penulis ingin berbagi tentang pesona alam dari tanah Celebes, tepatnya dari Desa Balebo, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, selain itu hal unik apa saja sih yang bisa kita temui disana?? Let’s chek it out 🙂
Mungkin nama desa Balebo terdengar begitu asing di telinga para traveller, jika kita sengaja browsing tentang desa ini maka tidak banyak informasi yang diperoleh tentang desa ini. Ya, karena memang desa ini bukanlah desa wisata, pun sangat tidak populer, NAMUN, tidak banyak orang tau bahwa desa kecil ini menyimpan banyak kekayaan alam dan ragam kuliner unik yang beberapa diantaranya tidak dapat kita temui di tempat lain. Dari mana penulis tau?? Karena penulis sendiri pernah tinggal di desa ini selama 2 bulan sebagai pengajar bahasa Inggris beserta 6 orang pengajar lainnya dalam program English Homestay untuk lingkup Madrasah dan Pondok Pesantren se-Kabupaten Luwu.
Peta rute perjalanan Makassar-Masamba
Untuk mencapai desa Balebo kita harus menempuh minimal 10 jam perjalanan bus (disarankan menggunakan bus) atau travel dari Bandara Sultan Hassanudin Makassar via Pare-pare, Sidenreng dan Palopo (-/+ 480 KM), untuk ongkos bus executive bisnis (contoh bus bintang timur atau bus bintang marwah jurusan Makassar – Masamba) sekitar Rp.150.000, dan travel minibus (atau orang sana biasa bilang taksi) sekitar Rp.200.000, harga per Oktober 2013, mayoritas bus jurusan ini cukup bagus dan nyaman dengan fasilitas lumayan lengkap, beberapa diantaranya terdapat wi-fi.
Salah satu bus jurusan Masamba-Makassar
Interior bus Masamba-Makassar
Di kecamatan Masamba sendiri sebenarnya terdapat bandara kecil bernama Lanud Andi Djemma, namun untuk pesawat dengan rute penerbangan Masamba – Makassar atau sebaliknya menurut warga hanya ada 2 hari sekali, pesawat yang singgah disini adalah pesawat-pesawat kecil dengan rute penerbangan Sulawesi tengah dan Sulawesi tenggara.
Beruntunglah bagi anda yang suka backpacker-an yang bisa tidur dimanapun jadi..hehe, karena di kecamatan ini agak sulit di temui hotel atau penginapan. Salah satu hotel yang penulis tahu yaitu Hotel Yuniar di Jl.Pajorra, No.3 Masamba.
Sedikit bercerita, kesan pertama setiba di desa Balebo adalah sejuk melihat lingkungan pedesaannya yang masih asri, jajaran rumah tidak terlalu rapat dan padat, beberapa diantaranya berupa rumah panggung tradisional, namun bukan rumah adat tongkonan seperti di Toraja, dan yang sangat berbeda tentunya bahasa yang dipakai penduduk setempat yaitu bahasa Tae’ dan Bugis.
“Tamu adalah raja”, penulis sulit menggambarkan rasa hormat mereka yang sangat tinggi kepada pendatang. Sebagai contoh, setiap kali penulis dan teman-teman singgah di salah satu rumah warga, kami akan diperkenal-kenalkan ke tetangganya lainya dan tiap-tiap rumah menyuguhkan hidangan-hidangan khas Sulawesi untuk menyambut kami, begitu pula jika keesokan harinya kita berkunjung lagi ke rumah tersebut. Bahkan jika ada acara-acara besar di desa tersebut seperti pernikahan, sunatan, syukuran dan lain-lain kami selalu di undang diperkenalkan pada yang lainnya dan dijamu, padahal kami sama sekali tidak tahu menahu siapa mereka sebelumnya. Intinya masyarakat disana sangat senang apabila dikunjungi tamu untuk sekedar bersilaturahmi.
Yang mengherankan di desa dan kecamatan ini, seumur hidup baru kali ini penulis melihat masyarakat yang tidak pernah mengunci mobil atau motor mereka pada saat di parkir di depan rumah. Masyarakat hanya memarkirkan kendaraan, mematikan kontak lalu meninggalkanya tanpa mengunci setang ataupun disk brake. Semua orang melakukan hal yang sama disana siang dan malam, bahkan yang mengejutkan yang sering penulis lihat yaitu motor yang ditinggal parkir oleh pemiliknya dalam keadaan tidak terkunci dengan helm dan laptop atau barang bawaan lain yang masih menggantung di sepeda motor mereka. Meskipun demikian menurut warga sangat jarang sekali terdengar berita curanmor di desa ini. Menanggapi hal ini penulis hanya dapat menarik nafas dalam-dalam dan bilang “kerrrreeeeeeeennn”, kita semua tahu jika hal ini terjadi di kota besar seperti Bandung dan Jakarta, maka gembong curanmor sudah jadi kaya raya haha, Just kidding J Alright…Tibalah penulis di tempat tujuan yakni Pondok Pesantren Darul Arqom Muhaammadiah Balebo, letak pesantren ini sekitar 1,5 KM dari perumahan penduduk, bisa dibilang pesantren ini terletak di tengah hutan karena tidak memiliki tetangga pemukiman atau tempat pelayanan publik, namun ini bukan tempat terisolasi, karena akses jalan menunju pesantren ini adalah aspal mulus.
Jalan desa
Salah satu rumah adat di desa balebo
Suasana pesantren di balebo
Lingkungan halaman pondok tanpa aspal dan paping blok
Daaaaaaaaaaann…berikut daftar eksotisme yang berhasil terabadikan kamera penulis selama tinggal dan berbaur di desa yang mayoritas berpenduduk muslim ini.
- Sungai Kamiri Balebo
Ini dia sungai terbening dan terbersih yang pernah penulis lihat, sungai ini sangat bersih dan jarang nampak secuil sampah non-organikpun bertebaran ditepiannya. Tidak perlu ragu untuk meminum langsung airnya karena sungai ini sama sekali masih “perawan” dari limbah pabrik atau limbah ternak, kendati sungai ini dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk mandi, wudhu dan mencuci, namun penduduk setempat sangat menghargai lingkungannya dengan mengkonsumsi sedikit limbah detergen dan membuang sampahnya di tempat sampah.
sungai kamiri 1
sungai kamiri 2
sungai kamiri 3
Di hari-hari libur terkadang ada pula pengunjung dari luar desa yang sengaja datang dengan keluarga untuk berpiknik di tepian sungai. Untuk anda yang hobi berfoto bahkan bagi yang ingin foto pre-weeding, beberapa spot sepanjang aliran sungai ini menawarkan keindahan yang panoramic banget deh. Jika saja anda yang hobi arung jeram tahu keberadaan sungai ini maka penulis jamin anda betah berlama-lama disini, aliran sungainya yang cukup deras di beberapa titik terutama dekat hulu sungai bertebar batu-batu besar menjadi tantangan tersendiri. Namun sayangnya, sungai ini belum pernah terjamah oleh pegiat olahraga arung jeram. Selanjutnya biar foto yang berbicara ^_^…
sungai kamiri 4
sungai kamiri, pasih tampak lebih putih dari pasir pantai wisata
- Bukit Teletubies
Nah, pernah dengar yang namanya bukit teletubies di kawasan bromo?? Ternyata bukitnya tidak berumput pendek dan halus seperti yang anda bayangkan, melainkan runtutan vegetasi gunung merapi yang tumbuh lumayan tinggi. Tapi disini, apa yang anda bayangkan jadi kenyataan. Bukit ini memang mirip sekali dengan bukit mini pada film teletubies, berumput pendek nan hijau dan hanya sedikit ditumbuhi pepohonan, bukit ini tersembunyi di balik perkebunan sawit kecil, bukit ini tidak terlalu tinggi sehingga semua orang dapat berjalan kaki sampai ke puncaknya. Bukit ini dirawat oleh penduduk setempat dan dimanfaatkan sebagai kawasan ternak. Sesekali juga dipakai oleh pelajar untuk latihan pramuka rutin. Jika kita berkunjung ke bukit ini pada sore hari kita dapat melihat sunset di balik perbukitan.
bukit teletubies tampak dari bawah
Bukit teletubies tampak atas 1
Bukit teletubies tampak atas 2
Bukit teletubies tampak dari bawah
- Pemandian Air Panas Pincara
Pemadian air panas ini terletak di desa pincara skitar 10 menit perjalanan motor dari desa balebo, bagi anda yang kurang ahli berkendara dalam kondisi jalan rusak maka waktu tempuh menuju kolam pemandian ini akan semakin lama, karena kita akan mendapatkan jalan aspal mulus setengah perjanan saja, selanjutnya jalan butut, namun pemandangan sepanjang perjalanan sangat mengagumkan, pemukiman desa yang kita lalui juga tertata sangat rapih dan bersih.
Namun bagi anda yang tidak betah berlama-lama di air panas, tepat disamping kolam memebentang pula sungai jernih yang bermuara sama ke sungai Balebo.
Kolam air panas pincara
Sungai di samping kolam pemandian air panas
- Bendungan Balebo
Satu lagi nih guys yang mirip-mirip dengan rumahnya teletubies, Bendungan Balebo, Bendungan Balebo adalah lingkungan kecil di tepi sungai Kamiri balebo yang tanahnya total ditumbuhi oleh rumput hijau halus nan permai, tanpa sampah dan limbah. Linkungan kecil ini adalah milik seorang warga Balebo yang sangat dijaga dan diperhatikan keasriannya oleh pemiliknya. Lingkungan ini di tumbuhi banyak pohon kelapa yang saling merapat, tepian sungai pada bendungan berpasir putih bak di pantai, padahal sungainya digunakan warga untuk mencuci dan mandi juga. Nah, lagi-lagi tebuktikan bahwa warga sini sangat menghormati lingkungannya. Meskipun lingkungan ini milik salah satu warga Balebo, namun semua orang boleh berkunjung kesini.
Tepi bendungan 1
Tepi bendungan 2
Tepi bendungan 3
Tepi bendungan, asik dipake game outdoor gan 😀
Tepi bendungan balebo, asik juga dipake selfie gan, rumputnya hijau mulus tanpa sampah
- Kebun Rambutan
Hampir setiap rumah di Balebo memiliki paling tidak satu pohon rambutan. Pada akhir bulan November hingga Januari desa Balebo menjadi gudangnya buah rambutan. Rambutan seharusnya dapat menjadi hasil bumi yang bisa dijual bagi desa ini melihat luas perkebunannya yang berhektar-hektar. Namun sayang pada setiap musimnya banyak buah rambutan yang hanya terjual sedikit dan sisanya untuk konsumsi sendiri lantas membusuk di pohon dan kebunnya. Hal ini dikarenakan banyak penduduk yang bekerja kantoran di banding petaninya, ditunjang dengan lemahnya pemasaran hasil bumi di kampong ini. Jadi, jika kita berkunjung ke desa ini pada saat musim rambutan, kemungkinan besar kita diperbolehkan untuk memetik rambutan secara gratis dalam jumlah banyak. Bagaimana? Tertarik untuk ngeborong 😀
- Air terjun Sarambu Alla
Untuk air terjun ini penulis hanya bisa melampirkan foto-fotonya saja tanpa penjelasan detail, karena pada saat semua tutor berkunjung kesana penulis pergi survey lokasi study tour ke Toraja. Namun saking “wahhh”nya cerita teman tentang tempat ini turut menarik hati penulis untuk turut mempublikasikannya. Air terjun ini terletak di kecamatan tetangga yaitu di desa Baebunta Kecamatan Sabbang. Untuk menuju pos pertama kita dapat menggunakan motor kurang dari 15 menit dari kec.Masamba, namun setibanya di pos pendakian anda harus memarkir kendaraan dikarenakan rute terjal yang tidak memungkinkan ditempuh kendaraan bermotor, jadi kita harus berjalan kaki kearah hulu sungai selama 2-3 jam. Lama perjalanan yang ditempuh terbayar oleh damainya cipratan air terjun ke tubuh kita. Sama seperti hilirnya air terjun ini sejuk dan bersih membuat pengunjungya geregetan ingin mandi.
Itulah tadi beberapa tempat yang penulis pernah kunjungi, dan mungkin masih banyak lagi tempat-tempat indah di sekitar kampung itu yang namanya belum sempat sampai ke telinga penulis.
Next Soal keragaman kuliner, adakah yang pernah mendengar “Pisang Belanda”?? nah, makanan ini memang unik dan tidak akan anda temui dipasar manapun di Indonesia termasuk pasar masamba sendiri, karena makanan khas Luwu ini hanya dapat anda temui dalam acara tertentu saja seperti sunatan, pernikahan dan syukuran. Pisang belanda adalah pisang rebus yang dilumuri caramel kental, bagian tengahnya dibelah vertical lalu diisi kacang yang sudah di cincang. Tidak disarankan untuk makan pisang ini dalam porsi besar, karena ketika kita mencobanya 1 atau 2 buah saja rasanya enak namun bikin enek.
Pisang belanda (pict. source : hidangansanggarbelanda.blogspot.com)
Kapurung (dalam bahasa Maluku : Papeda), inilah makan khas Luwu selanjutnya. Makanan ini berbahan dasar sagu yang dibentuk bulat-bulat lalu dimasak hingga kental, kapurung disajikan bersama lauk pauk lainnya seperti sayur ikan, ayam, daun singkong lalap dan sambal dabu-dabu. Kapurung tidak dimakan dengan cara dikunyah, namun ditangkap seperti belut lalu ditelan, itulah mengapa di desa ini tidak ada istilah “makan kapurung” namun yang benar “minum kapurung” karena kapurung dimakan dengan cara diteguk seperti air, bukan di kunyah, hanya lauk pauknya saja yang di kunyah. Untuk kapurung ini anda kita bisa menjumpainya di pasar-pasar tradisional sekitar Luwu raya.
Kapurung, diteguk bukan dimakan
Jagung rebus dan sambal asin, di beberapa daerah di Luwu utara seperti jalan raya Palopo-Masamba, anda akan melewati jajaran kios kecil yang menjajakan jagung rebus. Jagung rebusnya memang biasa saja, namun yang menjadikan unik adalah sambal yang menyertai jagung saat disajikan, sambalnya berwarna putih kehijau-hijauan, rasanya asam dan asin namun segar.
Gorengan, Anda yang tinggal di pulau jawa mungkin akan merasa sedikit aneh melihat cara orang sana makan gorengan, jenis gorengannya memang biasa saja seperti yang kita jumpai pada umumnya. Namun, apapun jenis gorengannya mereka selalu memakannya dengan sambal, sekalipun jenis gorengan yang manis-manis seperti pisang goreng atau molen.
Buras. Buras adalah makanan khas bugis yang bentuknya seperti lontong namun bentuknya agak pipih dan daun pisang yang membalutnya di ikat rapat-rapat dengan tali sehingga air tidak bisa menyerap kedalam buras melalui dau pisang tersebut, buras terdiri dari dua buah yang diikat menjadi satu. Buras terbuat dari beras dan santan yang diberi sedikit garam agar bercita rasa gurih.
Buras matang
Buras sebelum dimasak
Buras siap makan
Dan yang berikut ini adalah makanan khas lainnya yang ada di Masamba namun bisa anda temui di daerah Sulawesi Selatan lainnya bahkan sebagian bisa kita temui di kota-kota besar yang menjual makanan khas Sulsel. Pisang Hijau, Lemang, Binte dan Konro.
Alright Magnificent Reader, demikianlah beberapa info menarik tentang Masamba yang bisa saya bagi, Monggo bagi yang mau repost atau menyebar-luaskan, tapi jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya 😀 Be a smart reader, Be a smart publisher 🙂
Sebelum di tutup, penulis punya 1 lagu kenang-kenangan nih yang masih terngiang-ngiang nadanya di telinga sampai sekarang.
Sabato, Sapek balebo tondo tua
Kalo sapek jalannya lurus
Di Balebo banyak lorongnya
Tondo tua ya cuma cewe cewe matua
Itu dia ji lagunya. Apa ki itu lagu punya arti?, kita na cari tau sendiri…haha..
Gak paham ya artinya?? Tanya langsung kepada penutur aslinya, yang pasti kalo anda nyanyi lagu itu di depan warga sana, anda pasti dikira sudah pernah tinggal atau datang ke Balebo sebelumnya 😀
Thanks for reading guys, semoga bermanfaat.
_Irwan Sarbeni_