Sabang – Gak Bakal Nemu Dimanapun Pulau Mungil yang Wisatanya Sekomplit Ini!

kak eci n peta sabang copyHari ketiga libur lebaran Idul Fitri 1438H/ 28 Juli 2017 Pelabuhan Ulee Lheue nampak semrawut dan luar biasa sibuk, antrian kendaraan terutama mobil pribadi membludak hingga keluar gerbang pelabuhan, para pengendara motor berwajah sangar kepanasan yang berjejal di koridor antrian roda dua sudah bersiap-siap tancap gas untuk menyerobot masuk ke gerbang kapal, antrian pembelian tiket dan ruang tunggu mendadak berubah jadi lautan manusia, sebagian dari mereka ada yang sudah bermalam selama satu sampai dua hari. Ribuan orang yang bejibun di bibir pelabuhan ini rupanya sedang mati-matian antri berjuang masuk ke kapal Ferry kecil yang akan menyebrangkan mereka ke pulau menawan yang telah lama mereka damba-dambakan – rumah bagi pribumi Pintu Sumatera – SABANG.

Hmmmmm… Kasian juga yahh??!.., harus berjibaku di pelabuhan untuk berjejal sesak kembali di dalam kapal selama sekitar 2 jam menuju Pelabuhan Balohan Sabang. Lalu apa ya membuat pelabuhan Ulee Lheue kali ini nampak begitu kusut?. Ternyata terdapat beberapa faktor yang membuat pundak pelabuhan ini untuk kesekian kalinya membungkuk:

1. PASTINYA KARENA PESONA SABANG yang menawan tiada tanding

Hadooohhh… seandainya pesona Sabang dijadikan skripsi, kayanya gak bakalan tuntas 10 Bab deh sob untuk ngungkapin seluruh pesona sampai ke akar-akarnya. Nah, supaya sobat semua punya hipotesa – mengapa Sabang seolah menjadi magnet pariwisata yang mampu menyedot banyak wisatawan setiap harinya – dapat saya gambarkan sebagai berikut:

  • UNIK, karena pulau ini merupakan gugusan pulau terluar Indonesia, disini sobat bisa menjelajah hingga ke titik terujung pulaunya dan mencetak sertifikat di kantor Dinas Pariwisata Sabang sebagai bukti bahwa sobat pernah menapaki kaki di ujung Indonesia
  • Pelabuhan Bebas (freeport), Kota Sabang merupakan zona ekonomi bebas Indonesia yang memiliki sejarah panjang kepelabuhannya, Sabang dahulu pernah memegang peranan penting dalam jalur pelayaran dunia, sejarah pelabuhan bebas ini pula yang menjadi cikal bakal kota Sabang
  • Tiket masuk ke tempat wisatanya murah meriah bahkan banyak pula yang gratis (kemah juga gratis) dan biaya hidup murah
  • Varian wisatanya super komplit untuk ukuran pulau sekecil itu. Ada Pantai dan kepulauan (pastinya), taman bawah laut, air terjun, danau, landmark heritage, wisata religi, kuliner dan lain-lain
  • Penduduknya ramah-ramah. Titik 🙂
  • Sesuai branding pariwisata Aceh, Sabang juga termasuk destinasi Wisata Halal dan sedang dalam upaya penerapannya, jadi sobat tak perlu risau soal kualitas kuliner, tempat singgah, tempat ibadah yang bersih dan nyaman, serta paket wisata halal yang dilakukan melalui pelayanan dan penyajian yang secara Islami dan “value for money
  • Akses Mudah, Sabang dapat dicapai dengan pesawat melalui Bandara Maimun Saleh dan Kapal melalui pelabuhan Balohan. Jalan darat Sabang juga mulus banget sob, dengan jalan ini pula semua sudut pulau Weh bisa diakses. Bagi sobat yang tidak membawa kendaraan, tak perlu khawatir karena banyak warga yang merentalkan motornya, sobat hanya perlu sedikit bertanya dan negosiasi harga, dan jalan-jalan deh. Dan bagi yang tidak mau bersusah payah sobat juga dapat menggunakan jasa ‘becak motor’ yang dapat sobat jumpai sejak di pelabuhan menuju tempat-tempat wisata yang sudah sobat plan.
  • Wisata mistis dan religi. Hmmmm… tanpa panjang lebar deh, Sabang ini juga terkenal dengan legenda ‘Putro Ijo’nya dan banyak orang yang tertarik mengungkap misterinya (namun belum ada yang berhasil). Selain itu Sabang juga pernah dihuni oleh 44 aulia yang makamnya tersebar di seluruh penjuru Sabang, sebagian diantaranya belum terungkap keberadaan makamnya

2. Libur panjang lebaran

Menjelang lebaran Idul Fitri, masyarakat Indonesia terutama muslim memiliki tradisi tahunan pulang dari perantauan ke kampung halaman tercinta untuk merayakan hari besar Islam bersama keluarga dan kerabat tercintanya – yang kita sebut dengan “Mudik”, namun demikian mudik ini adalah milik semua kalangan tanpa pandang agama, pekerjaan, umur, dan lain-lain. Siapapun dia, selama masih bergelar bangsa Indonesia yang berada di tanah rantau, maka mudik tetap menjadi bagian dari kehidupannya.

Nah, kalau sudah musim mudik seperti ini, pemudik mana sih yang rela menyia-nyiakan kepulangnya ke kampung halaman tercinta tanpa kegiatan berarti atau istilah kerennya ‘Quality Time’. Sejumlah agenda spesialpun wajib mereka luangkan mulai dari buka bersama keluarga di hari-hari terakhir bulan Ramadhan, Ziarah ke makam orang tua, Takbiran, Shalat Ied hingga Silaturahmi ke seluruh tetangga, kerabat dan sanak saudara, bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR) dan masih banyak lagi agenda-agenda lainnya tergantung tradisi masing-masing daerah dan lama libur lebaran yang dimiliki.

Setelah tunai semua agenda-agenda tersebut, masih ada satu lagi agenda yang jarang sekali terlewatkan mumpung masih ada sisa libur, yakni Jalan-jalan. Biasanya 2-3 hari pasca lebaran atau H+2 – H+3 berbagai macam destinasi wisata di Indonesia mulai ramai dipadati pengunjung. Dan yang paling mustahil luput dari incaran tentunya destinasi-destinasi wisata tersohor dan tak terlalu menguras dompet. Di ujung Banda sendiri SABANG merupakan satu dari banyak pariwisata Provinsi Aceh yang paling diincar karena keelokan alamnya yang LUAR BIASA. Bagaimana tidak?! kalau turis mancanegara saja mati-matian cari Sabang demi menghirup nafas segar alamnya dan indah taman lautnya, apa lagi turis domestik khususnya masyarakat Sumatera bagian utara. Terlebih, sejak mengglobalnya promosi Sabang lewat acara tahunan berskala internasional bertajuk “Sail Sabang” yang sudah digelar sejak 2009, potensi wisata bahari Sabang kian diekplor dan diorientasikan sebagai tujuan wisata bahari kelas dunia.

3. Kebetulan sedang kekurangan armada kapal lebaran

H-3 Lebaran 1438H pemandangan menyedihkan bagi warga Sabang mendadak terlihat di laut Banda, dimana saat itu hanya ada satu kapal Ferry beroprasi melayani penyebrangan dari pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh menuju pelabuhan Balohan Sabang dan sebaliknya. Menejelang musim Mudik lebaran, penyebrangan Ulee Lheue – Balohan yang seyogyanya mendapatkan tambahan armada kapal malah justru harus berbesar hati kekurangan satu kapal Ferry bernama KM Tanjung Burang karena mengalami kerusakan dan harus naik dock, padahal beberapa minggu sebelumnya penyebrangan ini juga sudah kekurangan satu kapal Ferry besar KM BRR yang mengalami permasalahan sama. Dalam keadaan darurat akhirnya KM Papuyu yang saat itu melayani rute Banda Aceh – Pulo Aceh dialihkan rutenya secara darurat untuk melayani penyebrangan Banda Aceh – Sabang dibantu kemudian oleh KM Simeulu yang tersisa serta 2 armada kapal cepat.

Nah, menghadapi situasi seperti ini –  sebagai calon penumpang kita memang mesti bersabar sob untuk bisa menyebrang, karena kondisi kapal sangat mempengaruhi aspek keselamatan perjalanan kita. Jadi, jika armada kapal yang ada mesti ditarik dari operasional untuk diperbaiki, yaaa… mungkin itulah keputusan yang tepat dari manajemen pelabuhan ketimbang kita celaka.

4. Manajemen pelabuhan is in underdevelopment

Well, mengingat pelabuhan Ulee Lheue dan Balohan hingga saat ini masih termasuk dalam masa pembangunan dan pengembangan insfrastruktur serta manajemennya, maka berbesar hatilah memaklumi jikalau ada pelayanan yang kurang maksimal dan manajemen yang belum efektif berjalan. Sebijaknya kita tidak perlu terlalu banyak complaint selain memberikan dukungan agar segera tercapai target pembangunan pelabuhan.

Nah, jika sobat pernah lihat atau punya pengalaman seperti pada mukadimah poin 2, 3, dan 4 diatas, maka beruntunglah sobat karena bisa belajar banyak dari pengalaman tersebut. Yaaa… setidak-tidaknya sobat telah menyaksikan langsung bagaimana pemerintah jatuh bangun berusaha membangun daerahnya menjadi lebih baik. Sobat jadi lebih pandai mengatur waktu perjalan wisata. Dan yang pasti… betapa puasnya sobat kalo bisa behasil melewati rintangan travelling untuk mendapatkan pesona alam Sabang yang Extremely Valuable, jauh jauh jauuuuuuhhh lebih puas daripada travelling yang tinggal terima jadi saja atau tanpa usaha.

JELAJAH PULAU WEH SABANG

Ooooke, lanjut… kini saatnya kita explore agak mendalam poin ke-1 soal “Pesona Sabang yang Menawan Tiada Tanding”. “Tiada Tanding”?? – yaaa bisa dibilang demikian karena diantara jutaan pesona pariwisata Indonesia Sabang ini termasuk satu yang memenuhi kriteria unik terutama karena koordinat kepulauannya – Sabang merupakan wilayah administratif Indonesia yang paling utara, dan berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia, Thailand, dan India. Wilayah Kota Sabang dikelilingi oleh Selat Malaka di Utara, Samudera Hindia di Selatan, Selat Malaka di Timur dan Samudera Hindia di Barat.

1506875408471

Walaupun judulnya ‘Kota’, sobat jangan pernah bayangkan kalau kotanya akan seperti Jakarta, Surabaya atau Bandung. Pusat kota Sabang jauh lebih sederhana dan teduh. Kota ini berupa kepulauan yang terdiri dari lima pulau – empat pulau kecil yakni; Pulau Klah (0,186 km²), Pulau Rubiah (0,357 km²), Pulau Seulako (0,055 km²), dan Pulau Rondo (0,650 km²), dan satu pulau yang terbesar yakni Pulau Weh (121 km²) dimana pemukiman dan pusat pemerintahan berada. Nah, karena pulau Weh adalah yang paling besar maka disinilah kita bisa menjelajah.

Sebelum berangkat, mari kita cek scanned-map berikut terlebih dahulu untuk melihat seberapa banyak destinasi wisata yang bisa sobat kunjungi, supaya sobat tidak kehabisan waktu keliling-keliling tanpa arah dan tujuan.

sabang map compressed

Waw, banyak bukan?, itupun masih belum termasuk beberapa spot wisata dan destinasi penting lainnya yang tak tercantum dalam map di atas. Dibandingkan pulau Simeulu, Nias dan Siberut, Sabang memang termasuk kecil sob, karena kecilnya – jika sobat menyusuri jalan pesisir Pulau Weh menggunakan motor tanpa berhenti atau mampir-mampir, sobat bisa menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 3 jam. Namun untuk menghayati semua destinasi wisata yang tercantum diatas, sobat perlu waktu paling tidak satu minggu untuk mencobanya satu persatu.

Well, penjelajahan kali ini akan saya mulai dari dua spot kesohor pertama yang paling tidak bisa dilewatkan bagi wisatawan manapun yang berkunjung ke Sabang, bahkan bisa dibilang ‘keterlaluan kalo sampe gak mampir kesini’. So, check these out the first two spots…!

Taman Elak

Disebut Taman Elak karena memang posisinya berada di Jalan Elak. Namun taman ini lebih dikenal luas wisatawan dengan istilah Taman ‘I Love Sabang’ merujuk pada 3D monument yang bertuliskan ‘I  Sabang’ di taman tersebut. Taman ini merupakan salah satu spot wisata Sabang yang paling iconic yang paling dekat dengan pelabuhan. Sobat yang hendak bertolak dari pelabuhan menuju Iboih atau Nol Kilometer melalui jalur kota atau sebaliknya pasti akan melintasi taman ini. Taman ini benar-benar dijadikan ‘spot bukti’ oleh para wisatawan bahwasanya mereka sudah pernah datang ke Sabang. Tentunya taman ini menjadi salah satu lokasi yang paling sering dibanjiri selfie oleh wisatawan terutama pada peak season. Karena bukan hanya monumennya saja yang mereka cari, tetapi juga balkon panoramanya. Di balkon ini sobat dapat menikmati panorama danau Aneuk Laot sekaligus pemandangan Teluk Sabang terutama pada sore hari sembari menunggu sunset.

IMG20170621174046

3D monument I Love Sabang

IMG20170621175237

entire view Taman Elak

IMG20170621144836

view Teluk Sabang dari seberang Taman Elak

IMG20170621180428

view Teluk Sabang dari balkon panorama Taman Elak

IMG20170621180121

selfie dengan view sunset Teluk Sabang

Di seberang taman juga terdapat menara kecil berbalkon yang berdiri persis di tepi jurang curam yang sengaja dibangun sebagai fasilitas bagi wisatawan yang hendak berfoto dengan sudut pandang panorama yang sangat luas sebagaimana di balkon taman I love Sabang. Balkon ini dinamai Taman Selfie Tinjau Alam. Beberapa meter ke atas, tepatnya di pertigaan sebelum Taman I Love Sabang, sobat juga bisa singgah ke Taman Sabang-Merauke. Namun jangkauan pandang panorama di taman ini tidak seluas di Taman I Love Sabang.

IMG20170621180401

Taman Selfie Tinjau Alam

Tugu Nol Kilometer

Nah, ini dia yang jadi incaran paling wajib para wisatawan saat ke Sabang. Tugu Nol Kilometer (Tugu 0 Kilometer/ Tugu 0KM) – adalah titik paling barat pulau Weh sekaligus titik paling utara Indonesia yang bisa di akses perjalanan darat. Sebenarnya masih ada lagi titik yang paling Utara sekaligus terpencil dan terluar, yaitu Pulau Rondo. Namun karena pulau mungil ini adalah zona pengamanan teritorial nusantara yang hanya di huni oleh TNI penjaga perbatasan, maka wisatan tidak bisa sembarang akses ke pulau tersebut kecuali punya kepentingan. Akan tetapi pulau ini masih dapat sobat lihat dari Jembatan Alam yang ada di ujung jalan Tugu Nol Kilo Meter.

IMG20170622094411

3D Monument Kilometer 0 Indonesia

IMG20170622095539

Tugu 0 Kilometer Indonesia

IMG_20170830_155337

update kondisi terakhir, cat baru dan renovasi tugu pasca 17-an 2017

Untuk menuju tugu 0KM dari pelabuhan Balohan, sobat akan menempuh jarak sekitar 40 kilometer dengan lama perjalan 1 jam (versi saya bawa motor..hehe). Ada dua alternatif jalan yang bisa sobat tempuh jika sobat membawa kendaraan sendiri, yaitu melalui jalur kota yang paling umum dilalui wisatawan baru dan jasa angkutan umum, atau melalui jalur barat yang melewati wisata Goa Sarang. Kedua jalur sama-sama beraspal mulus serta menyuguhkan pemandangan hutan dan pantai, namun menurut saya jalur barat suasananya lebih sepi. Lewat pusat kota tentunya lebih ramai, saat melewati puncak di perjalanan ke arah pusat kota sobat bakal disambut oleh Gerbang Nol Kilometer. Tak perlu khawatir tersesat karena hampir di setiap persimpangan ada petunjuk arah yang membimbing sobat menuju tugu 0KM.

IMG20170621143328

gerbang nol kilometer, dalam perjalanan arah ke kota dari pelabuhan Balohan

Feature wisata yang akan sobat dapat disini tidak hanya tugu 0 kilometernya saja sob. Selepas pertigaan Iboih menuju 0KM pemandangan hutan yang amat sejuk akan mendominasi perjalanan sobat sejauh ±10KM kedepan, di waktu tertentu sobat juga akan menjumpai banyak monyet turun ke jalan, tapi mereka bukan mau demo ya sob… haha. Di dua kilometer pertama sobat juga akan melewati kawasan wisata Teupin Layeu dan Tugu Garuda Sabang-Merauke. Aspalnya pun super mulus, bahkan beberapa kilometer menjelang tugu jalannya sudah dilengkapi marka jalan dengan guidelightnya dan penerangan jalan umum yang memungkinkan sobat untuk berkunjung kesini pada malam hari (tapi kan gak banyak pemandangan yang bisa dinikmati kalau malam hari :D). Selepas pertigaan Iboih, jalan ke 0KM adalah jalan protokol satu-satunya, tak ada jalan lain. Dari area tugu 0KM sobat bisa menikmati pemandangan laut lepas, pulau Aceh, dan pulau Rondo dari jembatan alam. Disini juga sudah ada pedagang yang menjual kaos dan aksesoris-aksesoris yang bisa sobat beli sebagai oleh-oleh, namun beberapa item aksesoris saja yang sepertinya benar-benar khas Sabang. Di bibir tebing juga terdapat warkop dimana halaman tempat ngopinya langsung menghadap ke laut beratapkan pohon rindang. Wahhh, asyik sekali bukan? bisa makan dan ngopi dengan pemandangan laut lepas sambil dibelai angin sepoi-sepoi, tapi ada sisi was-wasnya juga sob, soalnya halaman ini melayang di atas jurang, jadi, meski pemandangan di depan menyejukkan mata, tapi pemandangan dibawah agak menguji adrenalin… haha. Terakhir, bagi yang hendak shalat, tugu 0KM juga telah menyediakan fasilitas mushala yang bersih dan nyaman dekat pintu masuk tugu.

IMG20170622103139

kondisi jalan dan pemandangan hutan jelang Tugu 0KM

IMG20170622090652

view laut dari tepi halaman tugu

IMG20170622090316

view laut dari tepi halaman tugu

IMG20170622101723

view laut dari bale warkop

IMG20170622101020

lirik-lirik jurangnya sob

ba318f7a-3b7b-4a35-b9ff-cee39f1fe5eb

view jembatan alam

698bbdb6-ae62-4353-9848-5e4223cbbbb1

view jembatan alam menuju pantai

IMG_20170830_151736

view laut dan pulau Rondo dari jembatan alam, ini daratan paling ujungnya Sabang sob

Setelah puas keluyuran di 0KM, pulangnya jangan lupa mampir ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang ada di pusat kota. Disini sobat bisa mencetak ‘Sertifikat 0KM’ resmi sebagai bukti lain bahwa sobat adalah wisatawan kesekian ribu yang pernah menjejakkan kaki di Nol Kilometernya Indonesia. Untuk mendapatkan sertifikat ini sobat HARUS datang ke kantor pada hari kerja dan cukup membayar Rp.20.000.

0KM certificate sabang

sorry protected ! 😀

Nah selesai mengenal dua yang paling kesohor diatas, mari kita menjelajah ke wisata-wisata unggulan Sabang lainnya. Kali ini penjelajahan akan saya mulai dari pesisir utara Pulau Weh, alur perjalanannya adalah mengitari Pulau Weh searah jarum jam, tanpa perlu saya detailkan nama kampung, kelurahan, atau kecamatannya sobat dapat dengan mudah kok menemuinya karena destinasi-destinasi wisatanya telah saya tulis secara berurut. Apa saja yang akan kita singgahi?.. berikut rangkuman spesialnya buat sobat Magnificent Indonesia 🙂

Pantai Sumur Tiga

Dinamakan Pantai Sumur Tiga karena memang terdapat tiga sumur di pantai ini, dua diantaranya sudah tidak terlihat lagi dan tidak semua masyarakat mengetahui secara pasti posisi kedua sumur tersebut karena telah terkubur oleh pasir pantai. Satu sisanya berada di lereng tebing pantai dan masih aktif digunakan baik oleh masyarakat maupun wisatawan. Meski berjarak sangat dekat dengan pantai, sumur ini benar-benar berair tawar dan segar. Pantai Sumur Tiga ini memiliki pasir yang sangat putih dan bersih namun bertabur batu-batu koral yang lumayan tajam dan sangat panas pada siang hari. Sudut kanan pantainya dibatasi oleh tebing berkarang yang tajam, dan sudut kirinya pantai berbatu.

IMG_20170829_180415

mata sudah adem duluan lihat panorama pantai dari pintu masuk

SAM_0394

view garis pantai sumur tiga dari entrance I

SAM_0397

view pantai ke sisi kiri dari entrance I

IMG_20170829_175712

nih pasirnya sob, putih banget kan 🙂

SAM_0422

view dari atas bukit/ entrance II

IMG_20170901_185504

begini ni panorama senja dari pantai Sumur Tiga sob

IMG_20170901_184905

langit senja di pantai Sumur Tiga

Benteng Jepang

Hasil pendataan Badan Pusat Statistik Kota Sabang pada Tahun 2013 menyebutkan terdapat 19 Benteng peninggalan. Satu dia antaranya adalah Benteng Jepang ini. Singkatnya benteng ini dahulunya digunakan militer Jepang sebagai tempat pengintaian dan pertahanan pada akhir masa perang dunia II. Di benteng ini sobat masih dapat melihat bunker-bunker dan meriam sisa aktivitas militer pada masa itu.

21435408_169369426969497_1140356749581090816_n

view benteng utama di atas bukit

SAM_0476

nih sob, salah satu dari beberapa benteng yang agak utuh

IMG_20170830_101638

giant canon, kasian terbengkalai, elemen meriam lainnya dah pada ilang 😦

Pemandangan dari atas bukit tempat benteng berada sangat menakcubkan sob. Bukit ini dikelilingi tebing berbatu karang hitam dan tajam, namun di atas bukitnya terhampar rerumputan halus yang biasa di pakai pengunjung duduk bersantai atau piknik. Kalau subuh, Bukit ini jadi salah satu spot terbaik untuk menunggu sunrise.

Dari atas tebing karang kita dapat melihat deru ombak yang menghantam badan tebing dan air laut yang super jernih – saking jernihnya gerombolan ikan hias yang sering dipancing masyarakat maupun pengunjung dari bibir tebing dapat terlihat dengan jelas warna dan pergerakannya.

IMG_20170830_103050

view laut dan samar tampak perbukitan Kabupaten Aceh Besar

SAM_0468

bongkahan-bongkahan batu karang di kawasan benteng

SAM_0459

pengunjung yang pada sibuk masing-masing 😀

Tepat di sebelah kanan kawasan benteng ini terdapat Pantai Anoi Itam sob. Pantai ini berbeda dari yang lain karena memiliki pasir yang berwarna kehitam-hitaman. Hitam pasir ini alami – bukan karena reaksi limbah pantai, itulah mengapa pantai ini di namai pantai Anoi Itam yang berarti Pasir Hitam.

IMG_20170830_102133

view pantai Anoi Itam dari atap benteng, dari jauh kadang nampak hitam kadang nampak putih

11218599_10153003505197054_6843975163049127507_o

nah kalo udah di TKP baru terasa hitamnya 😀

21576686_517051725297106_1420069857692483584_n

dari Anoi Itam jalan dikit ke arah tenggara nanti ketemu pantai Ujong Kareung sob, bebatuan pantainya sama seperti di Benteng Jepang

Bagi sobat butuh penginapan, tapi tidak ingin jauh-jauh dari pusat kota seperti di Iboih, tak perlu khawatir karena di sekitaran Pantai Sumur Tiga sampai Anoi Itam terdapat banyak penginapan yang beberapa diantaranya sudah higher standard seperti Fredies Santai Sumur Tiga, Casa Nemo, Rasa Seni Hotel Resort, dan penginapan lainnya.

Panorama Balohan

Sebut saja ‘Panorama Balohan’, Panorama Balohan ini sebenarnya hanya sebuah bangunan menara pendek dengan balkon yang dikelilingi pagar. Namun sengaja dibangun di atas bukit, agar wisatawan dapat menikmati pesisir desa Balohan secara keseluruhan. Letaknya persis di tepi turunan dan tikungan jalan. Disini tidak ada tempat parkir khusus bagi wisatawan yang membawa kendaraan sehingga wisatawan wajib berhati-hati memastikan rem dan ganjal ban saat hendak berhenti di jalanan lereng yang lumayan curam ini.

IMG_20170830_105240

pelabuhan Balohan nan jauh di mata

IMG_20170830_105153

view pesisir Balohan

IMG_20170830_105549

view pesisir Balohan

Sebenarnya menara panorama ini tidak punya nama sob, tidak ada pula petunjuk jalan yang membimbing sobat kesini. Namun untuk menemuinya cukup modah. Jika sobat datang dari arah pelabuhan, sobat langsung belok kanan pada simpang 4 paling pertama (cirinya disebelah kanan simpang ada pos TNI) ke arah Anoi Itam/ Benteng Jepang, dari situ sobat tinggal ikuti saja jalan sekitar 10 menit perjalanan motor melalui jalan berliku-liku dan mendaki sampai sobat bertemu menara ini di sebelah kanan jalan tepat di jalan menanjak. Setelah sampai, sobat juga bisa melihat kembali jalan berliku-liku yang sobat lewati tadi, ternyata indah banget sob.

Pasir Putih

Beberapa kilometer sebelum kawasan wisata Jaboi terdapat perkampungan kecil yang memiliki garis pantai yang begitu indah di hadapannya. Masyarakat Sabang menamainya dengan ‘Pasir Putih’ karena memang pasir pantainya putih bersih dan halus. Yang lebih menyegarkan mata lagi adalah jenis pantainya yang termasuk pantai berpasir dengan bebatuan karang ataupun bebatuan vulkanik yang sangat sedikit, jadi, di pantai ini gradasi warna air lautnya bisa terlihat jelas dan elok dari mulai putih ke biru muda lalu ke biru tua.

21569402_1679153692152620_7458151275746557952_n

entire view pasir putih

IMG_20170830_113657

aduhai jernih air dan putih pasirnya 😀

IMG_20170830_114158

gak perlu takut jatuh dari ayunan, cz pasirnya lembut dan ayunannya pendek… haha

Gampong Jaboi

Gampong ini terletak di tepi selatan Pulau Weh dan dapat di tempuh sekitar 15 menit dari pelabuhan balohan menggunakan kendaraan pribadi ke arah selatan jalur lingkar Pulau Weh. Saat ini di Gampong Jaboi sedang ada instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau Geothermal untuk stok listrik wilayah Sabang dan Banda Aceh yang sudah dimulai dari Februari 2017 lalu dan ditargetkan selesai paling lambat 2019 mendatang sob. Gampong ini terkenal dengan gunung berapi aktifnya, itulah mengapa dibangun geothermal di lingkungan gampong ini. Yang menjadi daya tarik wisata Gunung Berapi Jaboi adalah adanya beberapa titik kawah dengan belerang yang berbau menyengat, dan sumber air panas yang keluar dari celah bebatuan yang memproduksi kepulan uap. Tanah sekitar kawah juga menjadi pemandangan menarik tersendiri karena permukaannya yang didominasi bebatuan putih dan tidak ditumbuhi pepohonan.

14725450_1440199372662795_2453177067626333319_n

view kawasan kawah dari atas bukit

10272727_797994420242990_1256012236221301645_o

view kawasan kawah I

8614b334-6f77-4dda-93ce-4de9ad327681

zoom bebatuan di kawasan kawah, putih bukan? 🙂

Saat ini di Jaboi memiliki tempat wisata baru yang tengah populer di masyarakat dan wisatawan, yaitu kolam pemandian air panas Jaboi yang telah dibangun sejak Februari 2016 lalu dengan dana Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas Jaboi. Letaknya tepat di belakang Puskesmas Jaboi. Kolam pemandian air panas ini tidak pernah sepi pengunjung karena khasiat air belerangnya yang dipercaya dapat mengatasi penyakit kulit dan rematik, juga karena tidak ada pungutan biaya untuk masuk kesini alias gratis, sobat hanya perlu memberikan sumbangan seikhlasnya saja untuk perawatan dan kebersihan di kotak yang tersedia di pintu masuk. Di lingkungan kolam ini juga ada bale tempat santai dan warungnya.

13891945_1665735963746557_4069529009141282717_n

pemandian air panas jaboi (pict.source: FB GampongJaboiSabang)

Goa Sarang

Wisata Sabang menjadi lebih berwarna karena adanya wisata Goa Sarang ini sob. Terletak terpencil di salah satu tepi barat daya Pulau Weh, wisata ini benar-benar menyuguhkan pemandangan yang jauh berbeda dengan spot wisata lainnya. Saat tiba di pintu masuk wisata Goa Sarang sobat akan langsung terpana oleh pemandangan alam dari atas balkon panorama, disini mustahil deh kalau sobat sanggup ‘puasa selfie’… haha, bagaimana tidak sob, pemandangan serupa ini mungkin takkan sobat dapatkan lagi di tempat lain selain disini. Tapi tahan dulu sob, jangan gara-gara terpana, sobat lantas kehabisan batrai dan memory kamera karena asyik jeprat-jepret mengabadikan momen langka tersebut (seperti yang saya alami… hehe). Sekarang, mari kita parkirkan kendaraan kita dulu, bawa barang-barang seperlunya saja, menuju loket lalu bayar tiket masuk sebesar Rp.5.000/ orang, selanjutnya kita langsung menuruni bukit curam melalui tangga yang telah tersedia menuju pantai.

IMG_20170830_121301

ni dia view perdana yang dijamin bakal nyita perhatian sobat

Nah, dari sinilah perjalanan terjal sobat akan dimulai. Terjal karena pantainya dipenuhi bebatuan tanpa hamparan pasir, dan sobat akan berjalan menyusuri pantai tersebut ke arah kiri menantang bongkahan bebatuan vulkanik yang berserak menuju ke ‘Goa Sarang’. Jika sobat termasuk yang belum terbiasa hiking maka disini sobat mesti ekstra hati-hati karena bebatuannya lumayan licin. Dalam keadaan pasang, sobat juga akan tersambar percikan ombak – jadi siap-siap saja kebasahan sekujur tubuh dan siaga untuk smartphone atau kamera sobat karena dikhawatirkan ikutan kebasahan lalu rusak. Di paruh perjalanan, sobat juga akan sedikit menyusuri tebing. Meskipun terjal, namun perjalanannya relatif singkat sob. Jika aman-aman saja, sobat cuma perlu waktu sekitar 10 menit untuk sampai di mulut goa. Dan yang paling unik sepanjang jalannya adalah pemandangan tebingnya yang seperti terbentuk dari susunan batu secara diagonal.

IMG_20170630_143657

view dari atas, kondisi jalan ke goanya sob

IMG_20170630_142100

nih view tebingnya sob, cocok untuk rock climbing

Sampai di goa, sobat bisa masuk ke dalamnya. Mulut goanya rendah sehingga sobat harus agak menunduk saat masuk, sesekali mulut goa juga dihempas ombak yang akan menghalangi sobat masuk atau keluar goa. Di dalamnya terdapat ruang gelap yang lumayan luas dan tinggi tempat bersarangnya walet, nah, mungkin dari sinilah asal-muasal penamaan ‘Goa Sarang’. Di sebelah kiri goa ada sedikit gundukan batu dimana dari sini sobat bisa melihat empat pintu goa lainnya yang saling bertetanggaan, namun sobat tidak bisa masuk dengan hanya berjalan kaki karena goanya langsung berlantai air laut disertai ombak, jadi untuk masuk kesana sobat harus menyewa jasa pemandu yang ada di tepi pantai samping tangga bukit, lalu menuju kesana menggunakan perahu karet, mengenakan perlengkapan rafting bersama-sama wisatawan lainnya.

Diluar halaman goa, terdapat bukit-bukit kecil. Satu diantaranya agak rendah dan bisa kita daki. Dari atasnya kita bisa melihat pemandangan bukit yang ada di seberangnya, jajaran goa-goa dan terumbu karang serta ikan-ikan karang yang terterawang dari jernihnya laut Sabang.

IMG_20170630_143732

view mulut goa yang pertama dan jaraknya ke goa tetangga

IMG_20170630_142426

mendekat ke goa tetangga

IMG_20170630_142638

makin dekat ke goa, tapi gak bisa masuk sob, hempasan ombaknya lumayan kenceng

IMG_20170630_143616

bongkahan bukit di pekarangan goa

IMG_20170630_140557

bongkahan bukit di pekarangan goa

IMG_20170630_144244

view mulut goa dari bukit kecil yang bisa sobat pantat

Usai menjelajah goa, kini saatnya sobat kembali lagi ke atas bukit dan bersantai sejenak di warung makan yang ada diatas sambil menikmati Mie Aceh dan secangkir teh. Kalau sudah keburu lapar, tenang saja… warung ini juga menjual nasi dan lauk pauknya. Selanjutnya sobat tinggal duduk manis di halaman warung sambil menyantap makanan dan menikmati panorama pantai dan pegunungan yang terhampar di depan mata.

IMG_20170830_122403 - Copy

santai sejenak setelah keluyuran di goa ditemani mie aceh plus es tehnya

IMG_20170830_121652

bermain ayunan sambil enjoy view pantai Goa Sarang dan Balek Gunong

Pantai Balek Gunong

Pantai Balek Gunong adalah pantai pasir putih bertabur bebatuan vulkanik dan koral, pantai ini masih satu garis dengan Pantai Lhong Angen sampai Goa Sarang, disini juga sobat bisa jumpai sisa-sisa benteng peninggalan militer Jepang dahulu. Walau pantai ini jauh dari pusat keramaian, namun untuk menemuinya lumayan mudah karena letaknya satu kawasan dengan pos TNI dan hotel DePade. Satu hal yang menyita perhatian saya pada saat kesini adalah adanya kapal cargo MV PATAYA III yang kandas di bibir pantainya, kapal ini sudah terlihat sejak saya berhenti di bukit panorama Goa Sarang dan membuat penasaran untuk melihatnya dari dekat. Rupanya kapal sepanjang 104 meter milik PT Kanaka Lines Surabaya ini sudah kandas sejak Kamis Malam, 7 Agustus 2016 lalu akibat hempasan badai di teluk Sabang dan gangguan mesin. Namun bagi saya, kekandasan kapal ini justru menjadi nilai jual yang unik tersendiri bagi si pantai, karena dengan tersangkutnya kapal ini, pantai Balek Gunong jadi lebih ramai dikunjungi wisatan dan masyarakat setempat yang penasaran ingin melihat kapal berbobot 3.720 ton tersebut dari dekat sambil menikmati tamasya di pantai.

IMG_20170630_153710

kapalnya menghalangi pemandangan gak sob?…hehe

2f9395df-d00b-462c-92d4-82ea8ee937d5

nih sob view pantainya dipercantik oleh si kapal

Teupin Layeu dan Pulau Rubiah Gampong Iboih

Cara turis mancanegara dan turis domestik memperoleh informasi wisata Sabang mungkin berbeda. Mudah saja cara membedakannya – sempatkan diri bertanya kepada turis domestik yang satu kapal dengan sobat terutama yang baru pertama kali ke Sabang, kemana tujuan pertama mereka? Pasti umunya menjawab ‘Tugu Nol Kilometer’ barulah disusul tempat wisata yang lain. Berbeda jawabannya jika sobat berikan pertanyaan yang sama pada bule, karena rata-rata bule akan menjawab ‘Iboih’ sebagai tujuan wisata awal. Nah, maka tidak heran jika sobat berkunjung ke Sabang, di Gampong Iboih lah yang lebih banyak bulenya dibanding tempat lain – khususnya di Teupin Layeu.

Seperti yang tampak di Map, spot diving Sabang sepertinya mendominasi destinasi pariwisata kawasan pantai bagian utara, dan Teupin Layeu Iboih inilah yang menjadi starting pointnya. Inilah salah satu alasan mengapa banyak turis mancanegara melancong ke Sabang, disini hasrat diving dan snorekeling mereka dapat terfasilitasi tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam dibanding saat mereka diving di negara lain. Semuanya yang menjadi kebutuhan dasar bule-bule saat melancong ke Sabang mudah didapatkan disini seperti penginapan, penyewaan peralatan snorkeling atau diving termasuk kursus bagi pemula, tempat makan dan rental motor. Kalaupun tidak untuk menyelam, bermain-main di pantai Teupin Layeu ini sudah cukup mengasyikan kok sob, garis pantainya panjang, pasirnya putih dan airnya jernih banget. Oia, karena di kawasan ini mayoritas beragama Islam dan menerapkan syariat islam, disini wisatawan perempuan (termasuk bule) dilarang keras mengenakan bikini saat di pantai.

IMG20170622112405

view pantai Teupin Layeu

SAM_0042 - Copy

tuh dia sob, di seberang sana Pulau Rubiah

SAM_0044 - Copy

tampak samar di kejauhan freeport Sabang

Di seberang pantai Teupin Layeu Iboih terdapat Pulau Rubiah yang biasanya jadi satu paket kunjungan wisatawan saat berlibur ke Sabang. Nama pulau ini diambil dari salah satu dari 44 Aulia Sabang yang dimakamkan disini yakni Ummi Sarah Rubiah. Rubiah sendiri adalah istri dari Tgk. Chik Di Iboih yang juga termasuk satu dari 44 Aulia Sabang yang namanya diabadikan menjadi nama Gampong Iboih. Untuk menuju ke Pulau Rubiah sobat hanya butuh waktu kurang dari 10 menit menggunakan jasa penyebrangan perahu dari dermaga Teupin Layeu (dengan speedboat kurang dari 5 menit). Melihat jaraknya yang hanya beberapa meter saja dari seberang dermaga dan ombak yang sangat minim, nampaknya kalau sobat berani, sobat bisa langsung berenang sampai ke seberang, mengingat banyak juga yang sering mencobanya.

Seperti halnya Pulau Kah, Pulau Rubiah ini juga termasuk pulau yang tak berpenghuni. Namun aktifitas di pulau ini jauh lebih padat dibandingkan di Pulau Klah. Disekitaran pulau ini sobat bisa menikmati pesona taman laut dengan menyelam atau snorkeling, berkeliling pulau Rubiah dan Pulau Seulako dengan perahu, ziarah ke makam Ummi Sarah Rubiah, atau sekedar bersantai di cafe yang tersedia di tepian pantainya.

rubiah iboih

kegiatan snorkeling di depan pulau Rubiah

c8324022-3b1c-4847-a7f7-6b598e53a4b4

gerombolan ikan hias yang siap menyantap sobat di taman laut Iboih…hahaha

12298903_1647645952173347_388301543_n

view pulau Seulakoh di Seberang Rubiah

Tidak jauh dari pantai juga terdapat situs Karantina Haji. Komplek karantina haji ini dibangun untuk pertama kalinya di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada akhir abad ke-19 sebagai tempat karantina bagi jamaah haji yang akan berangkat ataupun kembali dari Mekah. Kini jejak sejarah yang masih dapat kita saksikan hanyalah pondasi-pondasi dan bangunan yang tidak begitu terawat. Seandainya saja disini terdapat catatan atau informasi pendamping mengenai sejarah situs ini, nampaknya wisatawan akan merasa penting dan tertarik untuk mengunjungi situs ini.

Bagi yang ingin merasakan ketentraman pulau, sobat juga bisa bermalam di penginapan yang ada di tepian pulau Rubiah. Namun, soal inap-menginap, nampaknya wisatawan lebih memilih Teupin Layeu atau penginapan lainnya di sekitar Iboih atas alasan disini lebih praktis jika ingin pergi ke warung-warung, ATM ataupun masjid.

IMG20170622110454

ni salah satu penginapan Tupin Layeu yang anti-mainstream sob, halamannya langsung laut 😀

Tugu Garuda Sabang-Merauke

Tugu garuda ini memang terlihat sederhana saja, namun tugu ini hanya ada dua di Indonesia, satu di gampong Iboih Sabang dan ‘kembaran’nya yang satu lagi ada di di Distrik Sota Kabupaten Merauke, berjarak 75 kilometer dari pusat kota Merauke dan berjarak 3 kilometer dari Tugu perbatasan dengan Negara Papua New Guinea (PNG).

Tugu ini terletak di atas bukit Teupin Layeu, di badan tugunya terdapat nisan bertuliskan informasi koordinat Sabang, sama seperti yang ada di Tugu Nol Kilometer. Di halamannya terdapat balkon panorama dimana sobat bisa menikmati pemandangan Teupin Layeu, Pulau Rubiah, dan Pulau Rondo dari atasnya.

SAM_0054 - Copy

Tugu Sabang-Merauke, hmmm…nampaknya belum ada perawatan kembali

SAM_0055 - Copy

tulisan sambutan di pintu masuk 😀

SAM_0053

selfie setelah ngos-ngosan gowes sepeda dari Balohan sampai Tugu Sabang-Merauke 😀

Gapang

Gapang diambil dari nama pohon yang ada di sekitar sini sob, saya sendiri belum pernah liat sih pohon Gapang itu yang seperti apa, atau mungkin saya memang sudah melihat tapi tidak tahu apa namanya. Gapang ini lebih terkenal karena resortnya sob, dalam satu kawasan terdapat banyak penginapan, jadi pantas kalau kita minta rekomendasi penginapan di Sabang, masyarakat akan merujuk ke Gapang selain rekomendasi penginapan di Iboih. Kalau melirik iklan-iklan pariwisata Sabang yang banyak beredar di media berskala internasional, penginapan di Gapang ini juga termasuk salah satu yang palik marak di promosikan sob, jadi tidak heran kalau disini juga banyak bule.

Soal pantainya, Gapang memang tak kalah indah, hanya saja disini garis pantainya lebih pendek dibanding pantai wisata sekitarannya. Sama halnya seperti Teupin Layeu, disini juga sudah terdapat penyewaan peralatan snorkeling dan diving bagi sobat yang ingin menikmati keindahan di lantai laut Gapang.

92246c65-6ed2-4039-9ac3-eb09cb9dc0b7

liat dermaga Gapang dari pantainya

7ae029e8-fb42-426e-8a3a-051a1899a99c

liat pantai Gapang dari dermaganya 😀

Air Terjun Pria Laot

Tak banyak sungai yang bisa sobat jumpai di Sabang, namun ada satu sungai jernih yang berhulu di air terjun Pria Laot, dan inilah satu-satunya air terjun di Sabang yang wajib sobat kunjungi. Untuk mencapai air terjun Pria Laot tidak terlalu sulit. Sekitar 500 meter dari jalan utama sobat bisa memarkirkan motor di pemukiman warga (mobil tidak bisa masuk). Dari sini sobat tinggal jalan saja mengikuti jalan setapak semen ke arah hulu sungai sekitar 15 menit. Perjalanannya singkat tapi sangat menyegarkan mata, karena sepanjang perjalanan yang sobat lihat hanyalah air sungai yang sangat jernih dan hutan yang masih sangat asri. Sesekali juga terlihat pengunjung yang berbilas di sungai tersebut sepulang dari air terjun.

SAM_0521 - Copy

Air terjun Pria Laot

97d19f7e-549b-423d-9c6f-55b49667978f

siap-siap loncat dari tebing air terjun

99f764bb-302d-4609-b128-4bd526605d73

pengunjung di pekarangan air terjun

IMG20170622120919

OTW air terjun, ada jembatan buntu dari pohon tumbang

IMG20170622120330

aliran sungai dari air terjun, beningggggg 😀

IMG20170622122109

berbilas di sungai aliran air terjun, airnya lebih bening dari A*ua sob 😀

Setelah tiba di air terjun sobat bisa bermain air, mandi atau berenang di kolamnya. Karena kolamnya yang tidak terlalu luas, saya sarankan sobat berkunjung kesini saat hari kerja atau di hari yang kira-kira sepi pengunjung supaya lebih enjoy dan puas bermain-main tanpa harus berdesakan berenang dengan keramaian. Air terjun Pria Laot ini tidak terlalu tinggi sob, mungkin hanya sekitaran 10 meter, namun yang penting aliran airnya deras dan jernih.

Pulau Klah

Pulau Klah adalah pulau kecil yang tidak berpenghuni namun bukan berarti tidak ada aktifitas disini. Nelayan setempat memanfaatkan bibir pantainya untuk budidaya ikan, adapun di pinggiran pulaunya terdapat penginapan-penginapan, dan dipulau ini juga berdiri sebuah mercusuar kecil untuk navigasi kapal-kapal yang hendak berlabuh di Freeport Sabang. Namun disini saya bukan mau mengajak sobat untuk menyebrang ke Pulau tersebut melainkan menikmati pesona Pulau Klah dan Teluk Sabang saat sunset dari warung yang ada di atas bukit dekat pelabuhan. Warung ini  berdiri di bibir tebing dan memiliki balkon panorama juga sob, bedanya di balkon ini sudah disediakan kursi-kursi santai agar sobat bisa bersantai, makan dan ngopi sambil menikmati terbenamnya matahari di balik perbukitan Krueng Raya Sabang. Tidak hanya itu, pemandangan lain yang bisa kita nikmati dari sini adalah perkampungan dan pantai yang ada di kaki bukit dan Freeport di sisi Utaranya.

IMG20170621184437

view Pulau Klah dan Teluk Sabang jelang sunset

IMG20170621184600

view pulau Klah saat sunset

IMG20170621184458

wide view pulau Klah saat sunset, the most romantic view 😀

SAM_0337

nyantap mie sambil nikmati pulau Klah di senja berhujan, ini baru anti-mainstream !!

Freeport dan Teluk Sabang

Sabang memiliki 2 pelabuhan, yaitu pelabuhan khusus penyebrangan kapal penumpang yang  Ada di Balohan dan Pelabuhan Bebas (Freeport) yang ada di jantung kota Sabang. Freeport Sabang ini ya pelabuhan niaga sebaimana pelabuhan biasanya sob, bukan tempat wisata, wajah pelabuhannyapun sekilas memang tampak biasa saja. Kalo gak ada yang menarik..lha trus ngapain mampir kesini?!. Begini sob..! Pelabuhan ini memang akan nampak pandang biasa saja kalau kita tidak mengetahui sejarahnya sob, namun jika kita tahu setidaknya ringkasan sejarahnya, mungkin sobat akan tertarik untuk mampir kesini sejenak untuk menikmati panorama Teluk Sabang sambil berjalan-jalan kecil atau mancing ikan di tepi dermaga. Mengenal lingkungan freeport Sabang sambil menerka-nerka suasana kesibukan pelabuhan ini di masa lalu.

21577319_601432360245440_442363940517707776_n

freeport Sabang adem ayem saat sunset

teluk sabang

view dari freeport saat sunset

…“Bangsa yang besar adalah, bangsa yang menghargai sejarah” – nah, denger tuh sob, sebagai generasi muda yang terus berupaya memegang prinsip tersebut, kita perlu tahu sob bahwa si pelabuhan inilah yang dahulu menjadi cikal bakalnya kota Sabang dan denyut kehidupannya.

Sedikit berbagi intisari sejarahnya dari berbagai sumber nih sob, jadi Sabang ini  ternyata dahulunya sempat menjadi pelabuhan yang sangat penting dalam rute pelayaran dunia. Sebelum terusan Suez dibuka tahun 1869, kepulauan Nusantara harus dicapai melalui Selat Sunda dari arah Benua Afrika, namun setelah terusan Suez dibuka, maka jalur ke Nusantara menjadi lebih pendek yaitu melalui Selat Malaka. Sabang yang berada di jalur pelayaran Selat Malaka didapati sebagai wilayah yang alami dengan perairan yang dalam dan terlindungi alam dengan baik, oleh karena itu pemerintah Hindia-Belanda pada saat itu memutuskan untuk membuka Sabang sebagai dermaga. Pulau Weh dan Sabang kemudian menjadi pelabuhan terpenting di Selat Malaka – jauh lebih penting dibandingkan Tamasek (sekarang Singapura) sampai sebelum pecahnya Perang Dunia ke II.

Tahun 1881 Sabang telah dikenal luas sebagai pelabuhan alam bernama Kolen Station oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada tahun 1883 dermaga Sabang dibuka untuk kapal berdermaga oleh Asosiasi Atjeh.  Awalnya, pelabuhan tersebut dijadikan pangkalan batubara untuk Angkatan Laut Kerajaan Belanda, namun kemudian, kapal niaga juga mulai diperbolehkan mengirim barang-barang ekspor dari wilayah Sumatra bagian Utara melalui pelabuhan ini.

Pada tahun 1887, Firma Delange dibantu Sabang Haven memperoleh kewenangan menambah, membangun fasilitas dan sarana penunjang pelabuhan. Era pelabuhan bebas di Sabang dimulai pada tahun 1895, dikenal dengan istilah Vrij Haven dan dikelola Maatschaappij Zeehaven en Kolen Station yang selanjutnya dikenal dengan nama Sabang Maatschaappij. Perang Dunia II ikut memengaruhi kondisi Sabang dimana pada tahun 1942 Sabang diduduki pasukan Jepang, kemudian dibom pesawat Sekutu dan mengalami kerusakan fisik hingga kemudian terpaksa ditutup.

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Sabang menjadi pusat pertahanan Angkatan Laut Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan wewenang penuh dari pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertahanan RIS Nomor 9/MP/50. Semua aset pelabuhan Sabang Maatschaappij dibeli Pemerintah Indonesia. Kemudian pada tahun 1965 dibentuk pemerintahan Kotapraja Sabang berdasarkan UU No 10/1965 dan dirintisnya gagasan awal untuk membuka kembali sebagai Pelabuhan Bebas dan Kawasan Perdagangan Bebas. Sejak saat itu Sabang terus mengalami aktif-vakum-aktif-vakum sebagai pelabuhan bebas atas berbagai kendala termasuk oleh konflik Aceh dan Tsunami. Hingga kini Sabang masih berstatus sebagai pelabuhan bebas yang terbilang sepi dari aktifitas niaga.

Freeport Sabang baru akan sangat ramai pengunjung pada saat kapal pesiar sandar. Kedatangan kapal pesiar tersebut ada yang sengaja dikoordinasikan untuk turut memeriahkan rangkaian acara Sail Sabang (sail terakhir Yacht Rally pada rangkaian event Sail Indonesia) atau Sabang Marine Fetival, adapula yang kedatangan reguler. Meskipun setiap tahunnya Sabang selalu di singgahi kapal pesiar, namun bagi masyarakat dan wisatawan, kapal-kapal pesiar yang rata-rata mampir tidak sampai satu hari ini akan tetap menjadi pemandangan yang menarik sob.

53e64b9a-3c06-480f-8450-875e8595f8f5

Silver Shadow Cruise Ship saat singgah di freeport Sabang Januari 2016 lalu

Di luar area pelabuhan terdapat pasar kota dimana sobat bisa belanja keperluan sehari-hari, oleh-oleh Sabang seperti kue pia Sabang, kaos dan souvenir-souvenir lainnya. Disore harinya berbagai macam kuliner lokal dijajakan disini. Dikawasan ini sobat juga masih bisa menjumpai banyak bangunan tua berarsitektur zaman Hindia-Belanda sebagai bukti sejarah kependudukan kolonial di Sabang, nuansa masa lalu disini melebur jadi satu dengan suasana pasar.

Sabang Fair

Singkatnya, Sabang Fair ini adalah salah satu taman kotanya Sabang sob. Lokasinya terletak di tepi pantai Gampong Kuta Barat. Di sore hari, Sabang Fair ini menjadi tujuan ‘ngabuburit’ favorit wisatawan dan masyarakat setempat, karena di sore harilah aktifitas taman wisata kuliner Sabang Fair mulai ramai. Dan di taman wisata kuliner inilah sobat bisa mencicipi kuliner khas Sabang yang ramai dipromosikan, yaitu Sate Gurita dan ‘Mie Sedap’ – tapi bukan merk mie yang ada di iklan-iklan di TV ya sob.

Sabang Fair lebih terkenal karena Sunsetnya sob. Sambil menikmati jajanan Sabang Fair banyak wisatawan yang selfie, berbincang-bincang atau sekedar bersantai di tepian pantai sembari menunggu matahari yang akan bertolak ke peraduannya di balik perbukitan di seberang pantai. Dan sambil menunggu sunset wisatawan juga bisa berjalan-jalan kecil melihat meriam-meriam dan benteng peninggalan jaman perang dahulu yang berderet di taman tepi pantai. Dan satu iconic spot lagi yang bisa sobat kunjungi disini yaitu Tugu Kertas.

21435969_290532721427452_6131974286522449920_n

menikmati bias sunset dari Sabang Fair

d1eb00c4-8850-4904-838d-5c9c8309ee2d

bercengkrama dengan sunset Sabang Fair

12042622_10205089720063606_5277309748259464667_n

awas ketembak meriamnya sob 😀

10344237_651878224906130_2187560690900232362_o

tugu kertas, view waktu awal-awal dibangun (pict.source: sabangfair2014)

e37067f2-3fa9-41c2-9bf0-4c34d7e61003

kalo pulang coba lewat sebelah barat Sabang Fair sob, mampir sebentar di Pantai Kasih, gak kalah mantap view senjanya!

Puncak keramaian Sabang Fair dapat sobat saksikan pada acara tahunan Sabang berskala Asia yang bertajuk Festival Sabang Fair, dimana acara ini memuat perlombaan-perlombaan tari dan musik daerah, pawai budaya dan pentas kesenian dari berbagai daerah di Provinsi Aceh, pameran kesenian, wisata kuliner dan agenda acara seni budaya Aceh lainnya.

Masjid Babussalam

Jika Banda Aceh punya Masjid Oman sebagai kebanggaan, maka Kota Sabang juga punya Masjid Babussalam sebagai masjid maskotnya. Keelokan arsitektur luar dan dalam masjid ini memang benar-benar menyejukkan mata sob, saya sendiri sampai sempat tidur-tiduran sambil menghela segarnya udara dini hari dan menikmati kilauan bintang di langit subuh Sabang (romantis kan…haha) di halaman masjidnya pada akhir Ramadhan 1438H lalu. Masjid ini terletak di pusat kota. Baik pada hari kerja maupun hari libur, masjid ini selalu menjadi tempat persinggahan wisatawan untuk menunaikan shalat dan mengabadikan keindahannya. Yakin banget sob, siapapun wisatawan yang singgah di masjid ini untuk menunaikan ibadah shalat pasti akan betah berlama-lama di dalam masjidnya dan diluar masjidnya dikala teduh.

IMG20170621181831 - Copy

View Masjid Besar Babussalam saat senja

SAM_0509

view interior belakang Babussalam

SAM_0506

view interior depan Babussalam

Mumpung saya masih ingat intisari sejarah perjalanan sang masjid dari hasil penelusuran artikel-artikel tentang masjid ini, saya ingin sedikit berbagi nih sob. Jadi masjid ini sudah mulai dibangun pada tahun 1970 secara bergotong-royong oleh seluruh masyarakat dari berbagai gampong di daerah itu atas prakarsa Tgk Harun Ali Walikotamadya Sabang pertama (1966-1972) bersama beberapa tokoh masyarakat dan ulama pada saat itu sebagai sebuah masjid reprsentatif untuk suatu Kotamadya Daerah Tingkat II. Setelah melalui beberapa kendala finansial akhirnya masjid ini baru rampung pada tahun 1974 dan tepat pada hari Jumat, 10 Juni 1974, Masjid Babussalam untuk pertama kalinya dipakai untuk shalat jumat, dengan khatib Tgk H Harun Ali dan Imam Tgk M Daud Ali. Masjid ini kemudian mengalami renovasi pada tahun 2002 sampai 2006 hingga tampak seperti yang bisa kita nikmati hari ini.

Masjid ini dibangun dengan mengadopsi arsitektur Usmaniyah Turki. Bangunannya tinggi besar berbentuk segi empat dengan 4 menara kekar memancang masing-masing sudut masjid serta di mahkotai kubah hitam besar sebagai atap sentral bangunan masjidnya. Seluruh permukaan halaman masjid ini ditutup dengan keramik berpola dekorasi bintang. Untuk mendukung aktivitas kemasjidan, dibagian halaman lainnya, dibangun pula fasilitas lain berupa Balee Keurukun, asrama, dan madrasah diniyah, ruang sekretaris mesjid, tempat wudhu dan WC tentunya.

Sebenarnya masjid ini bukan satu-satunya yang beraksitektur indah yang ada di Sabang sob, masih banyak masjid lainnya yang tak kalah anggun dan antik tersebar di beberapa lokasi di Sabang. Seperti masjid Syuhada yang bisa sobat jumpai tak jauh dari pelabuhan Balohan, masjid Baiturrahim di  Kota Bawah Timur, masjid yang ada di daerah Cot Damar, Iboih dan beberapa masjid lainnya yang tersebar di beberapa kelurahan di Pulau Weh. Hanya saja, karena ini masjid Negara yang masih termasuk ‘remaja’ dan masuk dalam daftar promosi wisata Sabang, maka masjid inilah yang lebih sering di Singgahi.

SAM_0093

Masjid Jami’ Syuhada di Balohan

IMG20170622114247 - Copy

Masjid di Baitul Muna Iboih

Saya sendiri tinggal di daerah Ulee Kareng Banda Aceh sob. Sejak pertama tinggal hingga saat ini alhmdulillah saya sudah banyak berkeliling seputar Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, dan satu hal yang paling meninggalkan kesan amat mendalam bagi saya (selain kopi) adalah banyaknya bangunan masjid yang beraksitektur cantik nan anggun disini. Hampir semua bangunan masjid yang saya singgahi tak ada yang tak cantik – tak ada yang biasa-biasa saja, paling minimal menyandang predikat ‘Bagus’ dalam penilaian saya. Secara umum dapat saya simpulkan bahwa, masjid-masjid di Banda Aceh, Aceh Besar dan sekitarnya ini benar-benar mendapatkan perhatian sangat serius dari pemerintah dan masyarakatnya. Maka tak heran jika masjid-masjid di Sabang juga demikian cantiknya.

Danau Aneuk Laot

Wisata Pulau Weh memang ‘Limited Edition’ Sob. Semua jenis wisata alam sudah terangkum semua dalam satu pulau kecil ini. Satu lagi harta tertua yang dimiliki kota yang dimiliki kota Sabang adalah Danau Aneuk Laotnya. Penamaan Aneuk Laot yang  berarti Anak Laut ini konon merujuk pada posisi danaunya yang sangat dekat dengan laut jika dilihat dari atas bukit semisal dari Tinjau Alam, seolah-olah danau ini dahulunya adalah bagian dari teluk Sabang yang kemudian airnya terperangkap daratan dan menjadi kawasan perairan tersendiri yang berair tawar. Hingga saat ini Danau Aneuk Laot masih menjadi sumber air terpenting untuk masyarakat Pulau Weh selain dari sumur.

IMG20170621144926

view danau Aneuk Laot dan pemukiman yang mengitarinya

Terdapat beberapa tempat untuk akses ke Danau Aneuk Laot, namun pada kesempatan ini saya ingin mengajak sobat menikmati pesona si danau melalui salah satu spot favorit wisatawan saja, yaitu Taman Wisata Putroe Ijoe. Di taman wisata ini sobat bisa menikmati pemandangan danau dari dermaga kecil di ujung taman. Taman luas di tepi danau Aneuk Laot ini memang cocok sekali sob untuk rekreasi kelurga, selain sobat bisa main-main ke tepian danau, taman ini juga menyediakan kolam pancing yang luas, bale-bale kecil untuk bersantai, mushala, rumah makan, dan area camping. Ikan hasil pancing bisa sobat setorkan ke rumah makan untuk diolah jadi ikan bakar untuk hidangan makan siang sobat, tapi sobat juga bisa langsung memesan ikan bakar tanpa harus mancing dulu kalau tidak mau repot.

SAM_0553 - Copy

turun ke dermaga Putro Ijoe, bisa dayung perahu sendiri tuh sob kalo mau 😀

Bonus wisatanya bagi sobat yang hendak menuju Danau Aneuk Laot dari pertigaan Taman Sabang-Merauke adalah – sobat bisa mampir di turunan setelah pertigaannya, karena di sebelah kanan jalan – terdapat tebing yang dibawahnya terselubung goa-goa kecil bekas aktivitas militer pada masa kependudukan Jepang dahulu.

Nah sekarang siap-siap deg-degan sob. Saya punya cerita serem nih…hehe. Masih satu paket dengan wisata Danau Aneuk Laot, ternyata danau ini sangat kental dengan cerita mistisnya. Salah satu yang tersohor di kalangan masyarakat Sabang adalah legenda Putroe Ijoe yang berarti Putri Hijau.

Selama tinggal di Aceh saya sebenarnya telah mendengar tiga versi cerita tentang Putroe Ijoe ini sob, ada yang tidak berhubungan dengan Sabang, ada yang berhubungan dengan Sabang dan ada yang memang langsung di Sabang. Entah versi tersebut merujuk pada Putri yang sama atau tidak yang pasti kisahnya ini hanyalah sebuah carita tutur yang tidak memiliki bukti tertulis, jadi sobat boleh percaya boleh juga tidak, BEBAS. Saya sendiri memandangnya sebagai kekayaan legenda daerah, sebagaimana kisah Sangkuriang di Jawa Barat, Si Pitung di Betawi atau legenda Malin Kundang dari tanah Minangkabau.

Cerita lisan yang dikenal luas oleh masyarakat Sabang mengisahkan konon Putroe Ijoe ini adalah seorang putri cantik yang mendiami Pulau Weh, dahulu putri ini memohon kesuburan untuk tanah Pulau Weh kepada tuhan dan menguatkan permohonannya dengan mengorbankan seluruh perhiasan miliknya. Sebagai balasannya tuhanpun menurunkan hujan dan gempa bumi hingga terbentuk danau yang hijau dari curahan air hujan yang menggenangi lembah bentukan gempa. Setelah keinginannya terpenuhi, sang putri kemudian menceburkan diri ke dasar air dan menjadi penghuni danau. Selain danau, refleksi kesuburan yang dahulu dimohonkan oleh sang putri terlihat juga dari keindahan taman bawah laut Sabang yang mempesona. hmmmm…kok kontradiktif ya dengan penamaan danau itu sendiri… namanya juga legenda.

maxresdefault copy

ilustrasi Putroe Ijoe

Beberapa masyarakat Gampong dan pengunjung mengaku pernah melihat penampakan yang diduga Putroe Ijo, atau mengalami kejadian janggal saat berada di danau atau sepulang dari danau, yang dihubung-hubungkan dengan keberadaan Putroe Ijoe di danau tersebut.

Cerita mistis populer satu lagi terkenal dengan ‘si Dul bebulu’, yaitu seorang bocah yang konon dahulu hilang diculik mahluk gaib. Menurut kepercayaan warga, Dul sering nongkrong di jalan menurun Tinjau Alam – satu lokasi dengan wisata Goa Jepang yang saya sebutkan di atas.

Cerita hilangnya si Dul bermula saat Dul dan adiknya pergi ikut ayahnya mencari ikan di Danau Aneuk Laot. Kala itu sang ayah pergi ke tengah danau menggunakan sampan, sebelum pergi sang ayah berpesan kepada Dul agar menjaga adiknya dan jangan kemana-mana. Karena bosan menunggu, Dulpun mengajak sang adik bermain petak umpet di sekitar danau, saat giliran adik mencari Si dul, sang adik kehilangan jejak persembunyian si Dul, Dulpun tak kunjung keluar dari persembunyiannya walau sang adik telah menyerah mencari.

Saat sang ayah tiba di darat, anaknya berkata bahwa abangnya tak tau dimana. Mendengar perkataan si anak, sang ayah mencari Dul di sekitar danau dan hutan hingga ke dalam danau namun hasil nya nihil dan Dul pun di nyatakan hilang di culik makhluk gaib.

Setelah puluhanan tahun menghilang, Dul pun pulang dengan tubuh yang telah ditumbuhi bulu yang sangat lebat, wajah yang menyeramkan serta tubuh yang amat tinggi. Ketika sampai di rumah sang ibu terkejut melihat anaknya telah berubah, Dul lalu meminta makan pada ibunya, lantas sang ibu memberikan sepiring nasi lengkap dengan lauknya. Setelah menghabiskan makannya Dul berpamitan dan tidak pernah kembali ke rumahnya lagi dan menetap di sekitar danau.

finding-bigfoot-evidence-42-21882792

ilustrasi Dul Bebulu

Dul pun di juluki dengan ‘Si Dul Bebulu’. Di malam hari, konon warga yang memancing sering dijumpai Dul hanya untuk meminta sebatang rokok, begitu juga di jalan Tinjau Alam. Dul sendiri tidak jahat kepada orang, dia hanya meminta rokok kepada orang yang di jumpai, dan tidak lantas mengganggu pada mereka yang tidak merokok atau tidak membawa rokok. Bagi warga sekitar penampakan si Dul sudah biasa.

Bangunan-Bangunan Cagar Budaya

17-Rumah-Dirut-Sabang

(pict.source: acehplanet.com)

Pulau Weh Sabang termasuk pulau yang memiliki perjalanan sejarah yang panjang, selain jejak sejarah yang masih bisa sobat telusuri melalui pustaka dan publikasi lain yang banyak beredar di media cetak dan elektronik, sobat juga masih bisa menyaksikan langsung peninggalan fisik dari sejarah tersebut. Hasil inventarisir Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sabang pada tahun 2013, tercatat sebanyak 116 titik cagar budaya peninggalan yang masih eksis hingga hari ini. Beberapa diantaranya masih aktif digunakan sampai sekarang, namun tentunya telah dialih-fungsikan untuk kepentingan lain. Berikut ini adalah list-nya yang sekaligus dapat sobat manfaatkan sebagai guide sobat menuju spot-spot landmark heritages yang ada di Sabang:

List Cagar Budaya Sabang

Makam 44 Aulia

img20160515135743.jpg

makam Ummi Sarah Rubiah, salah satu dari 44 aulia Sabang – nama pulau Rubiah sendiri diambil dari aulia ini (pict.source: singkilpost.com)

Sejarah Aceh memang kental dengan nuansa Islamnya. Jika Provinsi Aceh terkenal dengan sejarah kerajaan Islamnya seperti Samudra Pasai, Kesultanan Aceh Darussalam dan seterusnya, maka (khususnya) di Sabang lebih populer dengan legenda 44 Aulianya. Sejauh ini saya belum menemukan publikasi akurat yang merujuk pada bukti tertulis mengenai asal-usul keberadaan 44 Aulia di Sabang. Cerita yang beredar di kalangan masyarakat mengatakan konon sekitar abad ke-17 terdapat serombongan jemaah yang berasal dari berbagai daerah di kesultanan Islam Nusantara yang hendak bertolak ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah Haji. Namun beberapa hari setelah berlayar dari pelabuhan keberangkatannya di Padang, kapal yang mereka tumpangi dihempas gelombang laut di perairan Sabang dan kemudian tedampar di Pulau Weh. Mereka yang selamat kemudian memutuskan untuk mensyi’arkan Islam di pulau tersebut, dan menjadi wali atau aulia atas perjuangan mereka mendakwahkan Islam hingga akhir hayat mereka disana. Makam para aulia ini tersebar di berbagai penjuru pulau di Sabang dan dikeramatkan.

Kini keberadaan makam para Aulia ini menjadi kunjungan wisata ziarah/ wisata religi bagi wisatawan Sabang khususnya Muslim. Data dari portal resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sabang menyebutkan sebanyak 41 makam aulia telah diketahui nama dan posisinya sedangkan 3 diantaranya masih belum diketahui pasti.

Berikut adalah daftarnya:

  1. Makam Tgk Ibrahim, di Kawasan Ujong Teungku Kelurahan Iboih.
  2. Makam Tgk Paya Dua, di Kawasan Teupin Layeu Kelurahan Iboih.
  3. Makam Tgk Gaupang, di Kawasan Gapang Kelurahan Iboih
  4. Makam Tgk Cot Bak Ulim, di Komplek Teuku Muhammad Daud
  5. Makam Tgk Dipasi, di Blang Tunong Balohan
  6. Makam Tgk Di Ujoeung Guha Cot Neuhoet, di Kawasan Kelurahan Iboih
  7. Makam Tgk Cot Bak Manee, di kawasan Kuala Balohan
  8. Makam Tgk Cok Bak Cuh, di kawasan Jaboi atau jalan menuju Gunung Berapi
  9. Makam Tgk Jauboi, di kawasan Jaboi atau Teluk Jaboi
  10. Makam Tgk Jauboi, di Kawasan Ujong Teungku Kelurahan Iboih
  11. Makam Tgk Beurawang, di kawasan Kelurahan Berawang
  12. Makam Tgk Bungong, di Kawasan Kelurahan Keunekai
  13. Makam Tgk Mangeota, di Kawasan Kelurahan Batee Shok
  14. Makam Tgk Ie Masen, di Kawasan Kampung Haji (KBT)
  15. Makam Tgk Seuke Pulot Pandan, di kawasan Tapak Gajah Kota Atas
  16. Makam Tgk Ie Meulee, di Kawasan Jurong Keramat
  17. Makam Tgk Taupit Bieudok, di kawasan Ujong Karang
  18. Makam Tgk Ujoung Meutigo, di Kawasan Tanah Hitam (Anoi Itam)
  19. Makam Tgk Ujoung Seukee, di kawasan Ujung Seuke Kelurahan Balohan
  20. Makam Tgk Anoui Raya, di Kawasan Gunung Anoi Raya
  21. Makam Umi Cut Pouriah/Poriah, di kawasan Pasie Kelurahan Pria Laut
  22. Makam Tgk Siukudooe, di Kawasan Ujong Sikudoe
  23. Makam Tgk Ujoung Mueruong, di Kawasan Ujoeng Muroeng
  24. Makam Tgk Ujong Ba’u, di Kawasan Ujoeng Ba’u / Dekat Pos Radar AU
  25. Makam Umi Siti Rubiah, di Kawasan Pulau Rubiah
  26. Makam Umi Cut Keumala, di Kawasan Air Terjun Kelurahan Pria Laut
  27. Makam Umi Cut Kumairah Dewi, di Kawasan Air Terjun Kelurahan Pria Laut
  28. Makam Tgk Saurong Kreeh, di Kawasan Gunung Sarung Kreeh
  29. Makam Tgk Peulau Teumpureung/Ba’ue, di Kawasan Pulau Rondo
  30. Makam Tgk Hananan, di Kawasan Teupin Layeu
  31. Makam Tgk Yunus, di Kawasan Aneuk Laot
  32. Makam Umi Khatijah, di Kawasan Aneuk Laot (Istri Tgk Yunus)
  33. Makam Tgk Zulkarnain, di Kawasan Gunung Labu
  34. Makam Tgk Usman, di Kawasan Gunung Labu
  35. Makam Tgk Abdul Wahab, di Kawasan Gunung Labu
  36. Makam Umi Siti Mariah, di Kawasan Ujung Asam Kota Barat
  37. Makam Tgk Keuroung Raya, di Kawasan Krueng Raya
  38. Makam Tgk Cot Ba’u, di Kawasan Cot Ba’u
  39. Makam Tgk Said Husein Sempos, di Kawasan Kebun Merica, Kota Bawah Barat
  40. Makam Umi Kalsum, di Kawasan Ujong Murong (istri Tgk Ilyas)
  41. Makam Umi Mangeota, di Kawasan Kelurahan Batee Shok

ACARA TAHUNAN

Keelokan alam Sabang bisa jadi tidak mendunia seperti hari ini tanpa adanya promosi. Salah satu strategi promosi Sabang untuk menarik minat wisatawan adalah dengan menggelar acara-acara pariwisata yang mengangkat kearifan lokal dan potensi alam setempat. Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sabang, Aceh beserta seluruh mitra kerjanya cukup bervariasi, dari mulai yang berskala regional hingga internasional serta yang per-event maupun yang tahunan (annual). Agenda acara pariwisata Sabang akan terus update dari tahun ke tahun, untuk itu sobat perlu terus stay up to date di portal resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sabang atau Disbudpar Aceh, Facebook Generasi Pesona Indonesia Aceh (Genpi Aceh) ataupun portal resmi Kementrian Pariwisata. Dengan demikian saya tidak akan mendetailkan acaranya satu-persatu sob, namun sebagai gambaran singkat agenda acaranya sobat bisa lihat pada poster berikut.

kalender acara sabang compressed

INFO TRANSPORTASI

Nah, setelah ngiler dirayu oleh keelokan Sabang, sekarang mungkin sobat jadi ingin buru-buru melihat aslinya Sabang bukan?. Kalau begitu sebelum benar-benar melancong ke Sabang, ‘persenjatai’ dulu rencana wisata sobat dengan informasi transportasi dan rute perjalanan menuju ke Sabang.

Dari penjuru manapun sobat datang melalui perjalanan darat, sobat akan estafet perjalanan kapal melalui Pebuhan Ulee Lheue Banda Aceh. So, hal yang pertama harus sobat tuju adalah pelabuhan Ulee Lheue ini, tak ada pilihan lain!. Bagi yang membawa kendaraan pribadi baik motor ataupun mobil, menuju pelabuhan ini gak ribet kok sob, asalkan sobat sudah di kota Banda Aceh, banyak rambu pentunjuk arah hampir di setiap persimpangan yang akan memandu sobat menuju pelabuhan, jadi jangan khawatir nyasar. Namun disini saya hanya akan memandu sobat yang Backpackeran dari poin keberangkatan yang umum saja.

Menuju Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh

Bagi sobat yang menggunakan perjalanan pesawat dan landing di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM). Sobat bisa langsung menuju halte Bus Trans Koetaradja yang ada di depan kiri pagar Bandara dan menumpang bus Trans Koetaradja sampai Masjid Raya Baiturrahman lalu transit ke bus Trans Koetaradja selanjutnya yang menuju Pelabuhan Ulee Lheue. Bis Trans Koetaradja akan berhenti langsung di dalam pelabuhan Ulee Lheue.

Tak hanya dari bandara, jika sobat backpacker berangkat dari Terminal Tipe-A Batoh Banda Aceh atau titik keberangkatan lain seputar Banda Aceh yang dilalui bus Trans Koetaradja maka tak perlu repot lagi mencari angkutan umum untuk menuju pelabuhan, sobat hanya perlu menunggu di halte untuk menumpang bus Trans Koetaradja menuju ke Ulee Lheue. Semua bus akan melakukan checking dan transit/ estafet di halte Masjid Raya Baiturrahman. Selengkapnya sobat dapat cek di peta rute bus Trans Koetaradja berikut.

Trans_K3

rute bus Trans Koetaradja (pict. source: DISHUB Aceh)

Hingga tulisan ini diterbitkan (10/2017), menumpang bus Trans Koetaradja ini tidak dipungut biaya sob – alias gratis, namun perlu di catat bahwa bus ini hanya beroprasi dari jam 7.00 sampai jam 18.00 setiap harinya. Namun jika sobat backpacker tiba di Banda Aceh pada malam hari dan ingin segera menuju pelabuhan maka sobat bisa menggunakan ‘becak motor’ atau ojek dengan biaya tergantung darimana sobat berangkat, semisal dari Bandara SIM bayarnya sekitar Rp.25.000 sampai Rp.30.000. Kabar gembiranya bagi sobat yang netizen adalah di Banda Aceh juga sudah ada jasa ojek on-line sob, silahkan sobat tinggal buka saja aplikasi ‘si ijo’ dan nikmati kemudahan perjalanannya…hehe.

Menuju Ke Pelabuhan Balohan Sabang

Catet ya sob…! TIDAK ADA pelayaran malam untuk penyeberangan Ulee Lheue-Balohan maupun sebaliknya, maka pastikan tiba di pelabuhan Ulee Lheue pada pagi hari selambat lambatnya jam 9. Nah, berikut ini rangkuman jadwal pelayaran Ulee Lheue Banda Aceh – Balohan Sabang dan sebaliknya: (Update: Oktober 2017)

JADWAL KAPAL BANDA ACEH - SABANG

Note:

  • Currency dalam Rp. (rupiah)
  • Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya sesuai dengan kondisi cuaca, kondisi di pelabuhan, kondisi armada kapal, peak season maupun kondisi darurat.

Seperti yang saya ceritakan di awal, pelabuhan Ulee Lheue bisa mendadak sangat penuh saat liburan panjang, demikian pula dengan pelabuhan Balohan pada arus balik liburannya. Jadi khusus bagi sobat yang membawa kendaraan pribadi, pada momen ini kemungkinan besar sobat bisa terjebak seharian mengantri masuk ke kapal, itupun masih belum dijamin bisa masuk kapal, itu baru nasibnya motor sob… bagaimana dengan mobil pribadi atau bus!… bisa terjebak hingga 3 hari hanya untuk masuk kapal. Maklum… armada kapalnya tak sebanyak di penyebrangan Merak-Bakauheni ataupun Ketapang-Gilimanuk ditambah lagi batas operasional pelayarannya yang hanya sampai sore hari.

Jadi saran saya kalau sobat memang punya waktunya 1-3 hari saja untuk liburan ke Sabang dan kebetulan jatuh pada momen libur panjang, maka lebih baik backpakeran saja dan menyewa motor/ mobil saat di Sabang. Karena pejalan kaki selalu menjadi prioritas utama, jadi otomatis selalu kabagian masuk kapal seramai apapun pelabuhan. Juga, biaya yang sobat habiskan tidak terjauh jauh berbeda dibandingkan jika sobat bawa motor sendiri, apalagi jika sobat pergi bersama teman, maka biaya sewa motorpun jadi lebih ringan karena sokongan… kan satu motor bisa untuk 2 orang tanpa biaya tambahan. Demikian halnya dengan merental mobil.

Menuju tempat-tempat wisata Sabang

Tak perlu saya bahas lagi jika sobat sudah sampai di Sabang bersama kendaraan pribadinya, sobat tinggal pegang peta dan langsung menuju lokasi wisata. Namun bagi sobat yang tidak membawa kendaraan atau backpackeran maka sobat tetap harus berkendara jika ingin bisa menjelajah wisata di pulau Weh, dan solusinya adalah merental motor/ mobil di Sabang. Sebenarnya terdapat banyak jasa rental/ motor setiba di pelabuhan Balohan Sabang, sobat hanya perlu bertanya dan negosiasi saja.

Menurut Portal resmi Disparbud Kota Sabang, Banyak nama yang dapat dibuhubungi bila wisatawan memerlukan mobil rental di Sabang, pemesanan biasanya disesuaikan dengan jumlah penumpang mobil, untuk harga dapat dinegosiasi sendiri karena sangat tergantung lama pemakaian mobil, peak season dan lain sebagainya, lebih jelasnya sobat dapat menghubungi Perkumpulan Mobil dan Motor Rental Sabang (Permosa) dengan nomor HP 082363010001 atau 081360266515.

Adapun travel dan rental yang direkomendasikan oleh oleh Disparbud Kota Sabang:

  • Gadeng Wisata 0852 6070 3020
  • Arhazfem Tour & Travel Agency 0813 2506 0117
  • Bie Tour & Travel 0852 9712 9870
  • Sabang Pesona Travel 0813 6041 1154
  • Sabang Halal Travel 0852 9615 1108
  • Rabel Tour & Travel 0852 7717 0888
  • Harley Travel 081360266515
  • Kana Taxi Sabang 085260646469

Bagi sobat yang tidak mau repot-repot berkendara atau nyetir sendiri sobat juga bisa memanfaatkan  jasa driver yang disediakan oleh tiap agen travel atau penyewaan mobil/ motor diatas. Dapat pula memanfaatkan jasa angkutan kota seperti becak motor, L300 atau jenis Mobil kijang yang tersedia pada saat turun kapal di Balohan Sabang. Ongkos antar penumpang ke Kota Rp.20.000/ orang. Sedangkan menuju ke Iboih atau tempat wisata lainnya, sobat bisa negosiasi terlebih dahulu.

Sebelum sobat pergi ke Sabang, sebenarnya sobat juga bisa terlebih dahulu mengecek info ketersedian motor/ mobil rental, negosiasi dan melakukan booking via website-website wisata Sabang yang banyak bertebaran di internet dan facebook. Jadi ketika sobat tiba di Sabang, tidak perlu lagi repot-repot lagi cari rentalan. Sobat hanya perlu konfirmasi kedatangan, bayar dan serah terima kunci deh. Contohnya bisa sobat cek pada link berikut:

INFO PENGINAPAN & HOTEL

Ada buuuaaaaanyak sekali pilihan penginapan di Sabang sob…! dari mulai yang sederhana hingga yang elit. Beberapa diantaranya sudah lengkap dengan jasa sewa peralatan menyelam (terutama yang dekat pantai) dan tempat makan. Nah, karena sangat banyak, untuk reviewnya silahkan sobat hubungi langsung pihak penginapan atau hotel, atau cek lokasi langsung on the spot. Berikut daftar hotel dan penginapan/ homestay yang saya rujuk dari data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sabang:

GAMPONG ANOI ITAM

  1. Anoitam Resort Kecamatan Sukajaya. 081360022708, 0811613538
  2. Atifa Home Stay Anoitam-Mata Ie. 081269308333
  3. Mata Ie Home Stay Anoitam-Mata Ie. 085277277276
  4. Mars Hotel Anoitam-Balohan. 082160299988

GAMPONG UJOENG KAREUNG

  1. UKCC Ujueng Kareung-Anoitam. 081375908756
  2. Tuna Paradise Ujueng Kareung-Anoitam. 081377238370

GAMPONG IE MEULEE

  1. Guest House Sumur Tiga KH. Agussalim. 085361841112
  2. The Point Resort KH. Agussalim. 082164835879
  3. Cassanemo Resort KH. Agussalim. 081362999942
  4. Monlee Cottage KH. Agussalim. 085277466224
  5. Hotel Perdana Beach KH. Agussalim. 085262071639
  6. Rade Inn KH.Agussalim. 08116852333
  7. Santai Sumur Tiga KH. Agussalim Sumur 3 Ie Meulee. 081360255001. santaisumurtiga@yahoo.com
  8. Home Stay Ata Loen KH. Agussalim, Depan Pintu Gerbang Pantai Sumur Tiga-Jurong Bahagia-Ie Meulee. 081360077389
  9. Fitri Home Stay KH. Agussalim, Sumur Tiga-Ie Meulee. 081360007454
  10. Pondok Tapak Gajah T Nyak Arief-Jurong Keuramat-Ie Meulee. 081269546700, 081360676550
  11. Pondok Simpang Tiga KH. Agussalim-Ie Meulee. 08137499000
  12. Fendi Home Stay Tgk. Chik Ditiro No.40-Ie Meulee
  13. Guest House Tree Wells KH.Agussalim-Jurong Bahagia, Sumur Tiga-Ie Meulee. 085260516386, 08116871233
  14. ER Home Stay KH. Agussalim, Jurong Bahagia, Sumur Tiga-Ie Meulee. 081377279071
  15. Home Stay Nya Nyak KH. Agussalim, Jurong Pantai Jaya No.138, Ie Meulee
  16. Tiga Saudara Home Stay KH. Agussalim, Jurong Bahagia, Sumur Tiga-Ie Meulee. 081360501116
  17. Sumur Tiga Home Stay KH. Agussalim, Jurong Bahagia, Sumur Tiga-Ie Meulee. 081269272602, 08577181399
  18. Guest House Sumur Tiga KH. Agussalim. 085361891112

GAMPONG COT BA’U

  1. Lena Guest House Sabang-Balohan, Bay Pass, Cot Ba’U. 085270003874
  2. Jata Guest House Sabang-Balohan, Bay Pass, Cot Ba’U. 082364350285
  3. Pondok Cot Ba’U Maimun Saleh. 085312510200
  4. Seulanga Hotel Sabang-Balohan, Bay Pass, Cot Ba’U. 081370100588
  5. Wisma LANUDAL Yossudarso-Bakaran Batu
  6. Penginapan Martua Jaya Yossudarso-Bakaran Batu. 81377153756

GAMPONG BALOHAN

  1. Losmen Transit Terminal Balohan, Pelabuhan Balohan. 085277277174
  2. Losmen Citra Terminal Balohan, Pelabuhan Balohan. 085260418114, 082167093660
  3. Losmen Riski Terminal Balohan, Pelabuhan Balohan. 082272754555
  4. Losmen Mentari Terminal Balohan, Pelabuhan Balohan

GAMPONG KUTA ATEUH/ KOTA ATAS

  1. Hotel Nagoya Inn Cut Mutia No.34. 08126996068
  2. Angel Guest House Cut Mutia No.32, Kota Atas. 082361114981.
  3. Daus Home Stay St. Hasanuddin, Jurong Sutedjo, Kota Atas. 085277162545.
  4. Kartini Home Stay T Umar No.25, Kota Atas. 085370524949
  5. Penginapan Sarti St.Hasanuddin, Jurong Sutedjo, Kota Atas. 08126947780
  6. Kenangan Guest House Nyak Adam Kamil No.59, Kota Atas. Email : kenangan.sabang@gmail.com 081263374813
  7. Guest House Jend. A Yani, Jurong Sutedjo, Kota Atas. 085370524949.
  8. Wisma Cempaka Ria Raden Saleh No.5, Kota Atas. 081260384168
  9. Fago Home Stay Letjen S Parman No.2, Kota Atas. 081377063609
  10. Hotel Putra Salju T Umar No.16. 082272515400
  11. Sabang Guest House T Umar. 08126906520.
  12. Graha Indah Sindoro Hostel Sabang Nyak Adam Kamil, Jurong Sutedjo, Kota Atas. 085260284366, email: iwl78@yahoo.com
  13. Bunda Cut Home Stay St.Hasanuddin, Jurong M Nur Hasan, Kota Atas. 082362413838.
  14. Wisma Zahira T Umar. 08126951415
  15. Penginapan Firdaus Cut Mutia
  16. Losmen Rizky Jend. A Yani. 0652-21575, 085277459448
  17. Dirgantara Guest House Diponegoro. 085370209184
  18. Pantai Kasih Guest House St. Hasanuddin. 081377347444.
  19. Rain Guest House Letjend R Soeprapto No.8 Kota Atas
  20. Hotel Montana O Surapati. 082365315898
  21. Madani Guest House O Surapati No.12 Kuta Ateuh. 08116802442, 085260021678
  22. Penginapan Baroqah T Chik Ditiro. 0852708038.
  23. Penginapan Fardiah St. Hasanuddin 085270123101
  24. Wisata Home Stay S Parman. Komp. KP4BS. 08116855579
  25. Mutiara Home Stay Jend. A Yani, Kota Atas. 085206345423
  26. DY Home Stay Prof. M Yamin No.1. 081362965810, 085260165465
  27. Mess HANAFIAH Yossudarso. 081370276834
  28. Mess LANUDAL Yossudarso. 082232884040

GAMPONG KUTA BAWAH BARAT

  1. Sisca Guest House Malahayati, Kuta Bawah Barat. 085361661342
  2. Hotel Citra T Umar No.15. 082167093660, 0652-22640
  3. Hotel Kartika T Umar No.16. 0652-22168
  4. PUM Losmen T Umar 082277904358.
  5. Losmen Sabang Merauke T Umar No.1. 08127711566.
  6. Hotel Holiday Sabang Perdagangan. 0652-21131
  7. Hotel Pulau Jaya T Umar. 0652-21344
  8. Sabang Hill Hotel Sultan Iskandar Muda, Kuta Bawah Barat. 081262065766, 0652-21999
  9. Penginapan Sabang Pesona Perdagangan 081298290000
  10. Home Stay L-Green Malahayati, Kuta Bawah Barat. 082112054064.
  11. Wisma Sedjiwa Perdagangan 081360541959.
  12. Losmen Calok Malahayati, Kuta Bawah Barat. 085277808005

GAMPONG KUTA BAWAH TIMUR

  1. Wisma Wisata Prof A Majid Ibrahim. 085262643930.
  2. Hiu Kencana Prof A Majid Ibrahim. 081377476714.
  3. Hawza Home Stay Prof. A Majid Ibrahim. 085277602666, 085227471676
  4. Penginapan ABADI Prof. A Majid Ibrahim
  5. Wisma Sabang Jaya Cut Nyak Dhin. 081375323031, 082164487664
  6. Wisma AIRUD Perdagangan. 085277335512

GAMPONG IBOIH

  1. Mama Jungle Pantai Gapang-Iboih
  2. Paman Bungalow Pantai Gapang-Iboih
  3. Fika Bungalow Pantai Gapang- Iboih
  4. Gapang Jaya Bungalow Pantai Gapang-Iboih
  5. Lumba-lumba Resort Pantai Gapang-Iboih
  6. Dang-dang Na Bungalow Pantai Gapang-Iboih
  7. Gapang Resort Pantai Gapang-Iboih
  8. AGHA Sabang-Iboih (Simpang Gapang)
  9. Bukit Gapang Sabang-Iboih
  10. The Pade Resort Lueng Angeen
  11. Tien Pele’s Place Iboih-KM 0
  12. Tree Top
  13. Paya Dua Guest House Pantai Paya Dua Teupin Layeue
  14. Star Bungalow Pantai Teupin Layeu, Iboih
  15. Pak Har Bungalow Pantai Teupin Layeu, Iboih
  16. Rina Bungalow Pantai Teupin Layeu, Iboih
  17. Arpen Bungalow Pantai Teupin Layeu, Iboih
  18. Master Bungalow Pantai Teupin Layeu, Iboih
  19. Bunda Bungalow Pantai Teupin Layeu, Iboih
  20. Jelita Bungalow Pantai Teupin Layeu, Iboih
  21. Rahmat Bungalow Pantai Teupin Layeu, Iboih
  22. Siti Rubiah Bungalow Pantai Teupin Layeu, Iboih
  23. Babah Alue Pantai Teupin Layeu, Iboih
  24. Sinar SukmaBungalow Pantai Teupin Layeu, Iboih
  25. Yossela Bungalow Pantai Teupin Layeu, Iboih
  26. Fina Bungalow Pantai Teupin Layeu, Iboih
  27. Fina Bungalow2 +6281370236622/+6285370299591 Email : fina2bungalow@gmail.com Iboih
  28. Dodent Resort Pantai Teupin Seureukuy
  29. Green House Pantai Teupin Seureukuy
  30. BeanResort Pantai Teupin Seureukuy
  31. Olala Bungalow Pantai Teupin Seureukuy
  32. O’Ong Bungalow Pantai Teupin Seureukuy
  33. Iboih Inn Bungalow Pantai Teupin Seureukuy. 0811841570, 08126991659. email: iboih.inn@gmail.com
  34. Yunita Bungalow Pantai Teupin Seureukuy
  35. Julia Dua Bungalow Pantai Teupin Seureukuy
  36. Stone Park Lhok Iboih
  37. Pulau Weh Resort Teupin Reudeueb
  38. Kincir Land Bungalow Teupin Reudeueb
  39. Apollo Bungalow Teupin Reudeueb
  40. Panorama Seulako Teupin Reudeueb
  41. Stephen Sea Sport Teupin Reudeueb

Semua destinasi wisata, penginapan dan transportasi Sabang dapat sobat peroleh dengan Paket Wisata lewat agen-agen travel maupun pergi secara independent. Yang pasti sebelum berangkat perbekali dulu rencana sobat dengan informasi wisata yang sobat perlukan saat di Sabang, agar tidak kecolongan waktu, biaya dan tenaga, acak-acakan deh pokoknya, terlebih jika sobat adalah wisatawan luar provinsi yang punya waktu liburan sangat singkat. Lebih lega lagi jika sobat sudah punya teman atau saudara di Sabang yang siap memandu sobat.

Dan satu lagi sob, hingga hari ini saya masih melihat segelintir (bisa jadi banyak)  wisatawan yang tidak peduli dengan kebersihah, sekalipun dikawasan wisatanya sudah jelas-jelas terpampang papan peringatan ‘dilarang membuang sampah sembarangan’, ‘denda bagi yang menyampah’ dan lain sebagainya. Pulau secantik itu – baik darat dan lautnya –  masih juga dikotori dengan sampah-sampah sisa konsumsi wisatawan yang tidak bertanggung jawab. Memang yang buang sampah CUMA SATU ORANG sih sob, tapi lihat BERAPA RIBU ORANG yang ikut-ikutan nyampah, dan jika sampah tersebut dikumpulkan jadi satu, kebayang kan sebesar apa gunungan sampah yang akan terbentuk?!. Yang paling parah ada orang tua yang mempraktekkan buang sampah sembarangan tepat di depan anak-anak dan keluarganya. Pertnyaannya…!!! jika orang tuanya saja berbuat demikian pada lingkungan yang asri, kira-kira dimasa yang akan datang bakal dicontoh gak sama anaknya tadi??… Silahkan renungkan sendiri. Hal ini tentunya sangat miris, menjengkelkan, menyedihkan, tidak bermoral dan merusak pemandangan. Siapapun anda dan dimanapun tempat wisatanya, pasti tidak akan pernah membenarkan/ setuju dengan perbuatan seperti ini.

Memang masalahnya sederhana sob, namun dampaknya bagi lingkungan bukan main parah dan besarnya. Kebiasaan buruk ini juga sederhana, namun susahnya setengah mati untuk merubah perilaku demikian. Nah, maka dalam kesempatan ini penulis juga sekaligus ingin mengajak sobat untuk turut berpartisipasi menjaga kebersihan dan keindahan alam Sabang dengan (seminimal-minimalnya) tidak membuang sampah sembarangan. Mari sama-sama wujudkan Sabang yang Mahsyur nan Permai. Buktikan cinta dan kekaguman kita dengan tidak mengotori Sabang dengan sampah, onar, dan maksiat. I LOVE SABANG !!!.

 

Salam Lestari

Salam Pesona Indonesia

Salam Magnificent Indonesia

Semoga Bermanfaat ♥ ♥ ♥

——————————————————————————————————–

Credit:

parbud.sabangkota.go.id KSPN Sabang Aceh 

disbudpar.acehprov.go.id dishub.acehprov.go.id GenPi Aceh 

acehtourism.travel kemenpar.go.id pulauwehaceh.com 

wisatasabang.com wisatapulausabang.com sabangwisata.com

Photo Contributors:

Nando Kak Salmi Kak Eci Kimahaulussy Zahratur Rahmi 

Wonderful Freshness of Kuta Malaka Waterfall Aceh Besar

A fresh air, a clean river with its peace sound flowing, nature wonderful decoration all around and the great effort of climbing the rough steep reddish road surface. That is how you would start your adventure soon as you pass through a main gate – after spending approximately 20 minutes riding the winding smooth pavement from the Banda Aceh-Medan bypass – to reach the next small unkept gate. And…Welcome to Kuta Malaka Waterfall. This is one of Aceh tourist destination located at Gampong (Village) Lam Ara Tunong, Mukim Samahani, Kuta Malaka Subdistrict, Aceh Besar Regency. This waterfall is hidden in slope of Barisan Mountain the Longest Sumatra Mountain which provides thousands incredible sightseeing.

This waterfall consists of seven levels. Tourists are usually led to come in from the small main gate – where it was a ticket counter – then downing more than 400 hundreds stairs towards lowest level of the waterfall. This area is also completed by tourist facility such as toilet and prayer room, and canteen as well as parking lot near the entrance. But all those facilities seem abandoned following the unfinished street construction, the far distance from the nearest village, less promotion and the lack of human resources – formerly it was organized by local goverment. However this waterfall still keeps well its beauty.

The waterfal stream is stairs from the lowest level up to the higher course with the far distance from the lowest to the upper. Stair facility will help you to go along the levels upwardly and downward. Going along the waterfall levels by the stairs will spend enough your energy for it has hundreds stair bar, slippery, steep and curvy. So make sure you are in fit condition, in addition to keep your energy, you may also take meals if you plan to stay longer exploring the waterfall.

IMG20170520150731

Lowest pond of Kuta Malaka Waterfall

IMG20170520150638

Lowest pond with the stair beside

IMG20170520151255

6th pond on lower stream

IMG20170520151347

5th pond on lower stream

IMG20170520151409

4th pond on midstream

IMG20170520151429

4th pond

IMG20170520151503

Wide view on middle stream

IMG20170520151629

4th pond

IMG20170520151847

4th pond

IMG20170520152041

Stair facility

If you are in the waterfall area already, never miss your chance to swim or playing in water. You could play in all levels. However, the two uppest levels are the most recommended one where it has a wider pond, beautiful and cleaner environment. It also has flat land that you could use for resting, gathering while enjoying the nature around or even break bread (but, do not forget to keep cleanliness). To get to the location, you need a little extra power because it is in upperstream and far from the stair side, you also should carefully go up through steep rock after the stair.

Other lower levels are also beautiful. But in the peek season, the ease to get access usually make these levels more crowded and remain rubbish of irresponsible visitor that you would not enjoy it.

IMG20170520152817

3rd upper stream

IMG20170520154704

2nd pond on upper stream

IMG20170520155355

2nd pond on upper stream

Most of you wish to get the best moment as you reach here. So here I have some tips to share that might assist you to prepare:

First: To avoid the crowd, come here in the work day. As always, (commonly) tourism places in Aceh are frequently quite of the crowd in the work day, the locals and outsider prefer to have vacation in weekend or peak season.

Second: after passing the first gate, the views are really wonderful, so make sure you come here when it is bright or in the good weather, so you can totally capture the nature beauty from Barisan Mountain and the mountain itself. In rainy condition, playing water here would be very exciting, but it is not recommended for every visitor to play in rain both in derrizle or heavy rain, the water level is sometimes suddenly increased from the upperstream and endangering you, the water also would turn turbider.

IMG20170520140626

Orange farm near main gate

IMG20170520140648

View near main gate

IMG20170520141318

View on the way

IMG20170520141344

View on the way

IMG20170520141350

View on the way

IMG20170520144943

View on the way

IMG20170520144952

The Teletubies side of Barisan Mountain 😉

IMG20170520145021

View on the way

IMG20170520145029

Flying down for the distance 😉

IMG20170520163029

Red rough street with a wonderful nature around

Third: make sure your vehicle is ready to ‘war’ bacause the main access to get the waterfal area is steep, curvy, dusty (in the dry season especially) and rocky. On your way, you will also through two rivers that slowly flow and cut between two streets with the depth 20-30cm ready to ‘kill’ your machine :D, in rainy it is even deeper and swift.

IMG20170520141751

Just a ‘lil trouble after the river doesn’t mean bad day 😀

Well, as a closing, I have a little addition to share. According to the abandoned facilities around the waterfal area, it seems there were ticketing for the watefall park entrance and parking lot, but when I visited the waterfall on May 2017 it was 100% free of any fee or cost, it is also quite of trading and management. By this post published, I had not received yet any exact information about this abandonment but just issues mentioned above. But for sure, we hope the local goverment would restore the locals empowerment and tourism management towards this geopark to keep it natural, secured, tidy and clean. By that way, the waterfall would surely attract more visitors and the local economy would be increased.

Bravo Aceh 🙂

Danau Biru Sawahlunto – Cermin Langit di Tanah Minangkabau

Salam Sejahtera Sobat Magnificent Indonesia… semoga selalu dalam keadaan sehat dan murah rejeki agar tetap bisa melanglang-buana menyaksikan keindahan surga-surga kecil titisan Tuhan yang ada di Tanah Air kita tercinta ini –  Indonesia 🙂 Pasalnyaaa, di wisata kali ini kita akan sedikit menguras tenaga untuk menyusuri jalan tanah berdebu tebal, menembus angin kencang dan hawa panas, serta bersaing dengan truk-truk besar tambang yang bakalan merepotkan perjalanan sobat menuju tanah bekas galian tambang yang kini telah tersulap menjadi sebuah perairan kecil nan indah.

Penasaran kita lagi mau pergi kemana?? Ini diaaaa – Welcome to Danau Biru Sawah Lunto Sumatra Barat !

Danau Biru merupakan tempat wisata yang masih terbilang sangat baru, namanya mulai melambung sejak awal tahun  2015. Dinamakan Danau Biru karena memang airnya yang benar-benar jernih merefleksikan warna langit yang biru. Danau ini bukanlah danau alami atau geopark melainkan terbentuk dari bekas galian tambang batubara milik PT.Alied Indo Coal Jaya yang telah terhenti selama bertahun-tahun yang kemudian digenangi air permanen hingga sekarang. Selain kejernihan airnya yang melebihi air minum mineral (lebaaay :D), danau ini menyajikan keelokan alam yang tidak akan sobat temukan di danau manapun, yaitu topografi lingkungan tambang yang justru mendekorasi sang danau menjadi sedemikian cantik. Sepertinya tulisan sayapun takkan sanggup menceritakan seelok apa rupanya si danau ini, maka untuk lebih nyatanya sobat bisa nikmati langsung potret-potretnya di bawah.

P_20160810_154644_PN

Partial landscape Danau Biru

P_20160810_154058_PN

Total landscape Danau Biru

Jpeg

Photo Spot I

Jpeg

Photo Spot II

Jpeg

Photo Spot III

Jpeg

Potret Danau Biru dari tepi jurangnya I

Jpeg

Potret Danau Biru dari tepi jurangnya II

Jpeg

Jalur kendaraan tambang dan viewnya I

Jpeg

Jalur kendaraan tambang dan viewnya II

Jpeg

View areal penambangan I

Jpeg

View areal penambangan II

Jpeg

Parkiran dan warung ‘darurat’

Rancaaaaak banaaaa… alun lai puas di atteh... yukkk, kita turun kebawah 😉

Jpeg

Cermin langit I

Jpeg

Cermin langit II

Jpeg

Cermin langit III

Jpeg

Cermin langit IV

Jpeg

Cermin langit V

Jpeg

Biru oh biruuu, tampak bebatuan terselimuti jernihnya air

Jpeg

Pasir putih terterawang mata

Jpeg

Bukan main jernih airnya, bukan main lembut pasirnya, Terima Kasih Tuhan atas Cermin LangitMu

Jpeg

Biruuu oh Biru…

Jpeg

Terawang tangan

Jpeg

Tengok ke hulu tanah

Jpeg

Kerak tanah di tepi danau

Jpeg

Syukur atas nikmat alam di Cermin Langit

Jpeg

Hembus nafas lega di alam bebas

Danau cantik ini berlokasi di Parambahan Kec.Talawi Kota Sawah Lunto Sumatra Barat. Jika anda berangkat dari arah Padang, maka langsung saja menuju ke arah Sawah Lunto (perjalanan dari Kota Padang sekitar 2.5 jam) hingga sampai di persimpangan besar (Simpang Napa) Kawasan Wisata Kandi, dari sini sobat berbelok ke kiri ke arah hulu bukit dan mulai menempuh medan berat sebagaimana saya ceritakan di awal selama sekitar 30 menit kedepan. Demi menenyesuaikan medannya, sangat disarankan bagi sobat untuk datang kesini mengendarai motor (kalau memungkinkan gunakan motor trail) atau mobil-mobil jelajah dengan kondisi prima, karena kalau pecah ban atau rusak mesin, sobat tidak akan menjumpai bengkel sepanjang perjalanan. Kendati merepotkan, sesekali sobat juga dapat berhenti untuk mengabadikan panorama kota Sawah Lunto dan keindahan alam lainnya dari atas bukit.

P_20160810_151408_PN

Total landscape on the way

Jpeg

Partial landscape on the way

Jpeg

View perkebunan on the way

Jpeg

Jalan tanah, karpetnya truk tambang

Jpeg

Sudah kubilang, ini karpetnya truk tambang, bukan motor kerja 😀

Jpeg

Intip pemandangan di sela perjalanan

Jpeg

Jalan tanah berdebu dan berbatu, hasil lahapan truk tambang

Ada beberapa hal yang perlu sobat ketahui sebelum berkunjung kesini yang mungkin agak terasa menyebalkan jika sobat belum tahu. Yaitu adanya 3 kali iuran sepanjang perjalan menuju ‘TKP’, iuran pertama diminta di jalan cagak yang bisa dibilang masih jauh dari lokasi danau, iuran diminta seikhlasnya atas alasan keamanan dan kebersihan, tapi meskipun judulnya ‘seikhlasnya’, sebagai pengunjung… mana enak sih kita ngasih iuran cuma seribu atau dua ribu sedang yang mintanya aja tampangnya bikin kita ngeri duluan, akhirnya kudu deh ngerogoh Rp5.000-10.000. Iuran kedua adalah tiket masuk yang terbandrol Rp.5.000/ orang sedangkan untuk motor atau mobil dihitung pada saat parkir, motor Rp.5.000 dan mobil sekitar Rp.10.000. okehhh tapi gapapa deh…. lantaran kalau sobat sudah sampai di lokasi, sebel sobat memang benar-benar akan terbayar oleh eloknya panorama danau. Sebagai pelengkap, disebelah lokasi parkir juga sudah ada kios tenda ‘darurat’ yang menjual makanan instan/ cepat saji dan minuman, cukuplah untuk ganjal perut sobat yang ingin rehat sejenak sebelum turun menuju danau ataupun setelahnya sambil menikmati panorama danau. Perlu di catat sob, kalau benar-benar ingin menikmati pesona Danau Biru ini, tentukan hari yang tepat untuk melancong kesini, sangat tidak disarankan datang di peek season atau masa liburan umum dimana kerumunan orang bisa memperkeruh pemandangan dan menyisakan sampah. Tidak disarankan pula datang dalam cuaca hujan karena tanah yang tadinya pemandangan bisa jadi ancaman karena licin dan rawan longsor.

Hingga saat ini kabarnya pengelolaan wisata Danau Biru belum jatuh ke tangan pemerintah daerah, karena hak kontrak kawasan tambang yang masih dipegang perusahaan tambang. Namun mengingat tingginya kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Danau ini, tidak tertutup kemungkinan Danau Biru ini nantinya menjadi kawasan wisata dimana akses menuju lokasi akan jauh lebih mudah dengan adanya aspal, tertibnya area dagang, dukungan fasilitas umum seperti toilet, mushola dan lain-lain serta iuran retribusi yang lebih pantas. However, let’s just hope the best wishses to this lake and mari turut melestarikan keindahannya (sekurang-kurangnya) dengan  tidak membuang sampah sembarangan, mencoret-coret pohon atau batu-batu dan lain sebagainya.

Bravo Pariwisata Minangkabau 🙂

Semoga bermanfaat 🙂

Roemoh Tjoet Nja’ Dhien

Salam Pesona Indonesia sob… mumpung Banda Aceh lagi lengang nih, saya ingin ajak sobat melirik salah satu wisata sederhana yang menyimpan kisah luar biasa tentang perjuangan rakyat tanah rencong. Wisata kali ini dikenal luas dengan nama Rumah Cut Nyak Dhien (ejaan lama Tjoet Nja’ Dhien), sebuah peninggalan bersejarah berupa rumah panggung adat aceh atau Rumoh Aceh. Sesuai namanya rumah adat ini memang dahulunya adalah kediaman Cut Nyak Dhien, salah satu wanita Pahlawan Nasional asal Aceh yang berkontribusi besar semasa perjuangan melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Rumah ini kini dibuka sebagai museum sederhana yang memajang dokumentasi-dokumentasi penting selama masa penjajahan seperti foto-foto, skrip-skrip kuno bertulisan aksara jawi dan senjata-senjata yang digunakan saat pemberontakan terhadap penjajah.

POMELO_20170527025535_save

Rumah Cut Nyak Dhien

Status sang rumah adat saat ini adalah cagar budaya (Museum Data Sejarah Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar), meski demikian rumah ini sebenarnya merupakan replika dari rumah aslinya yang dulu telah hangus dibakar oleh pemerintah Belanda saat terjadi Perang Aceh tahun 1893, dibangun kebali pada tahun sama persis seperti aslinya dan ditegakkan di tempat yang sama. Interior rumah dan propertinya juga dibuat dan ditempatkan persis sebagaimana saat Cut Nyak Dhien masih tinggal di rumah tersebut. Jadi, wisatawan yang bertandang ke rumah ini masih dapat menerka-nerka gambaran kehidupan keseharian Cut Nyak Dhien di rumah ini.

IMG20170526160959

Kamar Cut Nyak Dhien

IMG20170526155923

Kamar Dayang-Dayang

IMG20170526160757

Furnitur

IMG20170526161452

Salah satu hiasan Interior di anjungan samping : Lampu Hias

IMG20170526160133

Selasar rendah

IMG20170526155316

Galery foto masa lampau di dinding rumah

IMG20170526160047

Galery foto masa lampau di dinding rumah

IMG20170526160525

Inventaris skrip kuno bertuliskan Aksara Jawi (Arab Melayu)

IMG20170526160417

Inventaris skrip kuno bertuliskan Aksara Jawi (Arab Melayu)

IMG20170526160546

Foto makam Cut Nyak Dhien

Salah satu bagian yang masih sangat asli disini adalah sumur yang letaknya menjulang dan menempel ke anjungan rumah di bagian kiri depan rumah yang berukuran tinggi, sumur ini sejak dahulunya memang sengaja dibangun tinggi dengan alasan agar tidak mudah dijangkau langsung oleh penjajah untuk diracuni. Rumah ini sempat mengalami kerusakan akibat terjangan Gempa dan Tsunami di Banda Aceh tanggal 26 Desember 2004 silam. Menurut penuturan juru pelihara rumah ketinggian air saat gelombang tsunami tiba mencapai lantai rumah dan merendam kursi, meja serta perabot rumah tangga lainnya didalam rumah. Namun arsitektur rumah yang berupa rumah panggung menjadi alasan mengapa rumah ini tetap berdiri kokoh pasca bencana mahadasyat kala itu.

IMG20170526162007

Sumur tinggi menjulang di anjungan kiri depan rumah

IMG20170526161902

Bagian belakang rumah

IMG20170526154626

General Info.

Rumoh Cut Nyak Dhien terletak di Jl. Cut Nyak Dhien KM.7, Desa Lampisang Kecamatan Peukan Bada Aceh Besar. Untuk mencapai lokasi sangat-sangat mudah karena lokasi rumah ini berada di tepi bypass Banda Aceh-Meulaboh, sobat hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit dari Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dan dapat mengakses lokasi dengan motor, mobil – termasuk Labi-labi (angkot) maupun bus.

Nah, seperti yang telah saya tulis di awal ‘mumpung Banda Aceh lengang’ mari menuju TKP. Jika sobat ingin berwisata ke rumah bersejarah ini sangat disarankan untuk datang di waktu lengang seperti hari-hari kerja (Senin-Jumat), karena jika sobat datang di hari libur atau musim libur panjang, bisa jadi sobat tidak mendapat kesempatan masuk atau harus sabar menunggu lama mengantri masuk karena terlalu banyaknya jumlah wisatawan membanjiri rumah ini. Selain itu sobat juga akan kesulitan memarkirkan kendaraan mengingat halaman rumah yang relatif kecil, sehingga bagi wisatawan yang membawa mobil atau bahkan bus mesti memarkirkannya di tepi jalan raya. Dan kalo sudah rameee orang beginiii, tentunyaaaaaa, spot selfie dan dokumentasi sobat bakal dihiasi orang-orang yang lalu lalang…hehe :D, pokoknya kurang bisa menikmati deh kalau kondisinya demikian.

Masuk rumah Cut Nyak Dhien sebenarnya memang gratis, namun seperti biasa di tempat wisata seperti ini sobat hanya perlu menyumbang seikhlasnya kepada juru pelihara sebagai iuran pemeliharaan rumah. Dan terakhir selepas ‘ngubek-ngubek’ rumah sobat juga dapat membeli oleh-oleh khas Aceh yang bisa sobat beli di toko-toko souvenir dan kuliner yang berjajar saling bersebrangan di samping kiri rumah Cut Nyak Dhien.

Semoga bermanfaat 🙂

Keanggunan Rumah Gadang yang Bikin Turis Enggan Beranjak!

Sumatra Barat merupakan salah satu primadona pariwisata Indonesia, pelancong mana yang tidak terlena dengan keelokan destinasi wisata, kesenian, keragaman budaya dan kuliner yang mendunia. Nah, diantara jutaan pesona, ada satu hal iconic dari ranah Minangkabau ini yang anggun di pandang mata – that’s… Rumah Gadang. Sejak pertama kali tinggal diranah Minangkabau sebagai perantau hingga sekarang saya memiliki prespektif berbeda dalam memandang Rumah Gadang. Bagi masyarakat asli Minangkabau mungkin rumah ini terasa biasa saja, lumrah dan mungkin tak ada yang istimewa, namun dari sudut pandang saya Rumah Gadang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri yang memancarkan keanggunan, mencerminkan kearifan lokal bahkan mampu membuat sobat terheran-heran, Beta sandiri so cinta mati sampe-sampe menjadi fans beratnya dan terobsesi banget untuk memiliki Rumah Gadang suatu hari nanti – tapi kalo bisa secepatnya hahaaa… aminnn (sorry curhat) :D.

Nah sob, jadi si Rumah Gadang ini adalah rumah adat asli masyarakat Minangkabau Sumatra Barat. Rumah Gadang memiliki ciri-ciri yang sangat unik dan mudah dikenali di banding rumah lain pada umumnya. Rumah adat ini memiliki atap yang lancip dan simetris menyerupai tanduk kerbau dengan bahan dasar yang bervariasi, ada yang menggunakan ijuk, multiroof hingga seng, penggunaan material tersebut bertujuan agar atap mudah dibentuk mengikuti alur rangka atap yang melengkung-lengkung. Jika sobat pernah merasa heran mengapa bentuk atapnya demikian, maka ada pemahaman sederhana yang dapat sobat cerna, menurut kepercayaan masyarakat Minangkabau (Minang) bentuk atap rumah adat Minang merupakan manifestasi dari penamaan Minangkabau itu sendiri yang berasal dari dua kata yaitu Minang yang berarti Menang dan Kabau yang berarti Kerbau. Secara harfiah Rumah Gadang berarti Rumah Besar (Gadang), meski demikian tidak semua Rumah Gadang yang bisa sobat jumpai di Sumatra Barat berukuran besar dan megah. Penyebutan Rumah Gadang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

Berdasarkan suku yang menggunakannya;

  • Laras (Lareh) Koto Piliang
  • Laras (Lareh) Bodi Chaniago

Tipe bangunannya;

  • Rajo Babandiang, karakter umumnya adalah memiliki anjungan dengan lantai yang lebih tinggi di sisi kanan dan kirinya. Tipe Rumah Gadang ini disebut juga dengan Lareh Koto Piliang
  • Gajah Maharam, tidak memiliki anjungan di sisi kanan dan kirinya, dan beberapa tipe rumah ini memiliki ‘topi’ pada bagian kanan dan kiri bawah atap gonjongnya. Tipe Rumah Gadang ini disebut juga dengan Lareh Bodi Chaniago
  • Rumah Gadang dengan anjungan serambi kanan, rumah dengan tipe ini banyak dijumpai di Kabupaten Solok Selatan

Dan Berdasarkan jumlah ruangnya – ruang pada Rumah Gadang lazimnya berjumlah ganjil, mulai dari 3 ruang, 5 ruang, hingga yang belasan ruang yang saat ini sudah sulit ditemui.

Secara tradisional Rumah Gadang terbuat dari kayu – umumnya memakai kayu surian, di halaman depannya biasa dilengkapi dengan Rangkiang yang berfungsi sebagai lumbung padi, Rangkiang sendiri masih terdiri dari beberapa jenis lagi dikarenakan memiliki beragam fungsi alokasi stok bahan pangan. Meskipun secara tradisionalnya terbuat dari kayu, namun saat ini sobat dapat menjumpai banyak bangunan Rumah Gadang berdinding semen dengan rangka beton. Adapun beberapa keunikan yang penulis jumpai dari Rumah Gadang ini diantaranya:

  • Tidak ada toilet atau kamar mandi di Rumah Gadang
  • Terdapat bak air sebelum tangga naik Rumah Gadang
  • Rangka bangunan terhubung satu sama lain tanpa menggunakan paku
  • Dindingnya miring
  • Tiap ukiran punya makna, desain ukirannya diadopsi dari bentuk tetumbuhan dan hewan
  • Pembangunan rumah gadang lama oleh proses ukirnya
  • Pondasinya hanya batu sandi
  • Atap ijuk semakin di tumbuhi semakin kuat

Dan masih banyak lagi. Tapi perlu dicatat bahwa tidak semua keunikan tersebut ada di setiap Rumah Gadang, karena ada penyesuaian masyarakat Minang terhadap budget pembangunan, sifat tanah dan iklim, asas fungsi bangunan, dan alasan sosial dan teknis lainnya.

OK deh… singkat saja deskripsi saya soal seluk beluk Rumah Gadang, detailnya bisa sobat peroleh dari publikasi-publikasi penelitian yang sudah banyak bertebaran di internet 😀 Nah, sekarang saatnya saya mengajak Sobat Magnificent Indonesia untuk ‘cuci mata’ melirik keanggunan Rumah Gadang di beberapa spot sekitar Tanah Datar, Padangpanjang, Agam, Bukittinggi dan sekitarnya. Let’s Goooo

Rumah Tinggal

IMG_20150507_104147

Rumah Gadang di Nagari Gunuang Padangpanjang I

IMG_20150507_103314

Rumah Gadang di Nagari Gunuang Padangpanjang II

IMG_20150507_104319

Rumah Gadang di Nagari Gunuang Padangpanjang III, rumah yang ini khusus difungsikan sebagai balai adat (Balairung)

IMG_20150507_104607

Rumah Gadang di Nagari Gunuang Padangpanjang III, rumah yang ini khusus difungsikan sebagai balai adat (Balairung)

IMG_20150507_104855

Rumah Gadang di Nagari Gunuang Padangpanjang IV

IMG_20150507_103736

Rumah Gadang di Nagari Gunuang Padangpanjang V

IMG_20150507_103926

Rumah Gadang di Nagari Gunuang Padangpanjang VI

IMG_20150507_111734

Rumah Gadang di Nagari Gunuang Padangpanjang VII

IMG_20150507_111454

Rumah Gadang tua di Nagari Gunuang Padangpanjang VIII

IMG_20140620_144910

Rumah Gadang di Kota Padangpanjang I

IMG_20140620_144959

Rumah Gadang di Kota Padangpanjang II

IMG_20150506_100007

Rumah Gadang di Simpang Buki’ Agam I

Jpeg

Rumah Gadang di Simpang Buki’ Agam

P_20160810_121629_PN

Rumah Gadang tua di Simpang Buki’ Agam II

IMG_20140625_065250

Rumah Gadang tua Tipe Gajah Maharam di Pincuran Tinggi X Koto Tanah Datar

Jpeg

Rumah Gadang Amai Tanam (tipe Rajo Babandiang) di Kota Padangpanjang III, rumah ini disewakan juga sebagai penginapan sob, lokasinya tepat di belakang kampus Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Jpeg

View ukiran Rumah Gadang Amai Tanam, spot cantik buat foto 😀

Jpeg

View ukiran Rumah Gadang Amai Tanam, spot cantik buat foto 😀

Sub-Bab Khusus: Kawasan Saribu Rumah Gadang

Nah, Kalau bicara soal keluarbiasaan Rumah Gadang, maka kurang afdol rasanya tanpa melirik salah satu Desa Wisata yang identik dengan Rumah Gadangnya ini sob – ini dia Kawasan Saribu Rumah Gadang, berlokasi di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan. Sesuai dengan namanya di kawasan ini memang terdapat ratusan rumah gadang yang tersebar di seluruh Nagari, beberapa diantaranya telah berusia ratusan tahun. Model Rumah Gadang di Kabupaten Solok Selatan termasuk Nagari ini memiliki model yang sedikit berbeda dengan Rumah Gadang lain yang ada di ranah Minang, keunikannya terletak pada anjungan surambinya yang berat ke sisi kanan rumah.

Jika sobat berwisata kesini dalam rombongan, sobat tak perlu khawatir dengan penginapan atau hotel, karena sebagian besar penduduk desa adat ini juga membuka Rumah Gadangnya sebagai tempat penginapan. Sungguh bakalan jadi pengalaman yang tak terlupakan bagi sobat bisa merasakan langsung bagaimana tinggal di rumah gadang, berbincang-bincang langsung dengan pemilik rumah soal sejarah, adat dan budaya Nagari dan Minangkabau. Next… Tidak perlu risau pula soal makan, karena biasanya penginapan ditawarkan satu paket dengan sajian makanan dengan resep desa khaaassss Minangkabau.

Masih soal jumlah rumahnya yang banyak sob, pada 3 Agustus 2016 Nagari ini dianugerahi penghargaan Rekor Dunia oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Kawasan yang memiliki Rumah Gadang dengan Jumlah Terbanyak sob. Wawww, Sungguh luar biasanya. Semoga atas prestasi tersebut masyarakat adat Nagari ini terus termotivasi untuk melestarikan  dan membangun Rumah Gadang.

minangtourism.com1

Branding Desa Wisata di jalan utama Kawasan Saribu Rumah Gadang (pict.source: minangtourism.com)

FB Wisata Indonesia

View atas I Nagari Kawasan Saribu Rumah Gadang (pict.source: FB-wisata indonesia)

13495673_1336116376405236_2056333664482193280_o

View atas II Nagari Kawasan Saribu Rumah Gadang (pict.source: FB-solok selatan INFO)

13937901_1365465726803634_8376227140437258326_o

Piagam Penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai penyandang Rekor Kawasan yang Memiliki Rumah Gadang dengan Jumlah Terbanyak (pict.source: FB-solok selatan INFO)

Diatas langit masih ada langit, diatas unik masih ada unik. Dan ini dia satu lagi Kawasan Rumah Gadang yang unik tiada tara sob, yang pasti nyessssel banget deh kalo sampe dilewatkan, yaitu Nagari Abai Kecamatan Sangir Batanghari Kabupaten Solok Selatan. Lokasinya berjarak sekitar 1.5-2 jam perjalanan ke arah timur dari Kawasan Saribu Rumah Gadang, sepanjang perjalanan ke Nagari ini mata sobat dijamin segar dipukau oleh keelokan alam Kabupaten Solok Selatan di kanan dan kiri sobat.

Jumlah Rumah Gadang di Nagari ini memang tak sebanyak yang ada di Nagari Koto Baru sob, namun yang membuat jutaan wisatawan penasaran dari Nagari ini adalah Panjangnya ukuran rumah-rumah gadang yang tak lazim, dimana satu diantaranya memegang Rekor Dunia sebagai Rumah Gadang terpanjang di Dunia. Rekor tersebut dianugerahi MURI bersamaan dengan dua Rekor lainnya yaitu (1) Kawasan yang memiliki Rumah Gadang dengan Jumlah Terbanyak dan (2) Memasak Pangek Pisang dengan Peserta Terbanyak – pada acara pesta rakyat bertajuk “Rang Solok Selatan Baralek Gadang” yang digelar Pemerintah Kabupaten Solok Selatan pada 3 hingga 17 Agustus 2016 lalu. Rumah Gadang ini memilki 21 Ruang, 15 Gonjong dengan panjang 95 meter, dibangun pada 1972 hingga tahun 1975.

imgrum.com @TRAVELLINGSOLOKSELATAN

View atas menunjukan perbandingan ukuran Rumah Gadang Terpanjang ini dengan rumah-rumah lain di sekitarnya (pict.source: imgrum.com-@travellingsolokselatan)

okezone.com

Bagian depan rumah (pict.source: okezone.com)

Rumah gadang terpanjang di dunia yang mengalami kerusakan.

Bagian belakang rumah yang rusak parah, karena tidak adanya penghuni dan pemeliharaan (pict.source: FB-seputar solok selatan)

13914041_1365465730136967_6618866028158703144_o

Piagam Penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai penyandang Rekor Rumah Gadang Terpanjang di Dunia (pict.source: FB-solok selatan INFO)

And here is the world most incredible Rumah Gadang, (klik link untuk lihat videonya) Continue reading

Candi Penataran | Jelajah Candi II

Untuk cakupan wilayah Indonesia, Candi Borobudur dan Candi Prambanan merupakan candi yang kita kenal paling besar dan populer. Tapi tahukah sobat – untuk selevel Provinsi – ada candi terbesar di Provinsi Jawa Timur?. Nah… pada post kali ini saya ingin menawarkan satu lagi the most recommended wisata edukatif dan rekreatif yang dapat menjadi pilihan tepat bagi sobat pecinta pariwisata Indonesia maupun penggila sejarah yaitu Candi Penataran.

Candi penataran terletak di Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar, tepatnya di lereng sebelah Barat Daya Gunung Kelud, atau sebelah utara kota Blitar, letak kecamatannya berdekatan dengan perbatasan Kabupaten Kediri-Kabupaten Blitar. Bagi sobat yang masih awam soal Kabupaten Blitar, sobat harus sedikit teliti untuk mencapai ‘TKP’ karena rambu petunjuknya tidak begitu banyak, adapun sebagian rambu sudah tidak tampak jelas karena memudar, namun keberadaan candi sangat familiar bagi masyarakat Kabupaten Blitar sehingga sobat bisa bertanya tanpa risau tersesat. Untuk transportasi kita bisa menggunakan bus, mobil pribadi, ataupun motor. Kawasan wisata Candi Penataran beroprasi setiap hari, mulai dari pukul 07.00 a.m.– 17.00 p.m., dan kita hanya perlu ‘berkorban’ Rp.2.000 untuk tiket masuk kawasan wisata candi dan jasa parkir Rp.2.000. Selain itu, hamparan pesona alam, perkebunan dan pesawahan sepanjang perjalan akan memanjakan mata dan pikiran Sobat. Candi ini ramai dikunjungi terutama pada akhir pekan.

IMG_6106

Halaman utama komplek candi penataran

In addition, pada kecamatan yang sama masih terdapat banyak destinasi wisata lainnya, diantaranya makam Presiden Indonesia Pertama Ir. Soekarno, Museum Penataran, Waterpark, Loka Karsa dan candi-candi kecil lainnya bertebaran di sekitar kecamatan yang sama yang konon masih memiliki pertalian dengan Candi Penataran. Agak jauh – sekitar 25 menit perjalanan motor kearah hulu Kelud sobat juga dapat berkunjung ke bukit panorama yang dikenal dengan nama Bukit Teletubies, namun khusus untuk menuju ke Bukit Teletubies Sobat disarankan untuk mengendarai motor karena medan yang ditempuh pasca pintu masuk adalah tanjakan curam berliku, sempit, licin dan jalannya masih berupa tanah basah bertepikan jurang. Untuk memudahkan sobat mengenal lebih jauh kompleks percandian Penataran, berikut saya sertai kutipan informatif sejarah dan deskripsi umum candi.

Deskripsi

Candi Penataran merupakan sebuah komplek percandian, dimana terdapat berbagai candi dalam satu komplek diantaranya Candi Candra Sengkala, Candi Naga, dan yang terbesar yaitu candi utama atau candi induk yang terletak di bagian belakang.

Dikutip dari publikasi wikipedia – Candi Penataran ini juga disebut dengan Candi “Palah” sebagaimana disebutkan dalam kitab Desawarnana/ Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, dan pernah dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan Kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur.

Keberadaan kompleks percandian ini pertama kali dilaporkan oleh Sir Thomas Stamford Raffles dalam History of Java dimana disebutkan pada tahun 1815 Dr. Horsfield menemukan reruntuhan candi Hindu (siwastis) di Penataran. Dari sisa-sisa stuktur dan artefak yang ada dilingkungan candi, kompleks candi ini terdiri dari beberapa bangunan yang pendiriannya diperkirakan tidak dilakukan secara serentak, melainkan bertahap dalam kurun waktu yang relatif panjang, diperkirakan kompleks candi ini dibangun mulai abad ke XII Masehi sampai abad ke XV Masehi. Dengan demikian kompleks Candi Penataran telah dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Kadiri dan  terus dilanjutkan pada masa pemerintahan Kerajaan Singasari dan berakhir pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit.

Kompleks Candi Penataran memiliki tiga halaman, diantaranya:

Halaman 1

Untuk memasuki halaman 1 melewati pintu gerbang Candi Bentar yang dikanan kirinya terdapat Arca Dwarapala berangka tahun 1242 Saka/ 1330 Masehi. Dalam halaman ini terdapat enam buah bangunan. Disisi kiri menjorok ke luar terdapat sebuah batu besar yang biasa disebut Bale Agung, berbahan Batu Andesit, berdenah empat persegi panjang dengan ukuran 39 m x 16.5 m, membujur Utara-Selatan.

Dibagian tengah sudut Selatan Bale Agung terdapat lantai/ batur rendah terbuat dari batu andesit, berdenah bujur sangkar dengan ukuran 8 m x 8 m, dibagian atasnya terdapat umpak/ menara.

Di belakang lantai/ batur rendah ini terdapat batur pendopo dengan denah empat persegi berukuran 28 m  x 10 m dan tinggi 1.5 m, membujur Utara-Selatan. Di sebelah Selatan Batur pendopo terdapat jalan  setapak  yang menghubungkan halaman I dengan halaman II. Diseberang jalan setapak ada 3 miniatur candi dari bahan batu andesit berukuran 1 m x 1 m.

Di belakang batur pendopo ada sebuah lantai/ batur rendah berukuran 5 m x 5 m berdenah empat persegi dan berbahan batu andesit. Di atas lantai rendah terdapat umpak-umpak. Di belakang sudut selatan lantai rendah ini terdapat Candi Candra Sengkala. Bangunan candi berangka tahun 1291 Saka/ 1369 Masehi ini berdenah segi empat, berbahan batu andesit dan berukuran 6.5 m x 5 m dengan tinggi 9.5 m. Candi Candra Sengkala/ Candrasengkala juga dikenal sebagai Candi Brawijaya oleh masyarakat Jawa Timur, sebutan ini merujuk ke Kodam V Brawijaya yang bermaskot Candi Candra Sengkala.

Di sebelah Utara Candi Candra Sengkala terdapat lantai rendah dengan denah segi empat berukuran 7.5 m x 4.5 m.

IMG_6099

Arca Dwarapala di pintu masuk komplek

IMG_6116

Bale Agung dengan Arca Mahakala sebagai penjaga di kedua sisi tangga naik

IMG_6110

Umpak Watu di sebelah Bale Agung

IMG_6121

Batur Pendopo

IMG_6120

View relief pada Batur Pendopo

IMG_6143

Candi Candra Sengkala

IMG_6137

Arca Ganesha di relung Candi Candra Sengkala

IMG_6297

Miniatur Candi

IMG_6092

View Halaman I komplek Candi Penataran

IMG_6088

View Candi Candra Sengkala menghadap agak ke Barat dengan dua arca Dwarapala di sisi kiri, batur rendah di sisi kanan dan depannya, serta batur andesit di belakang candi (Halaman II)

Halaman 2

Tampaknya dulu halaman I dan halaman II dihubungkan dengan sebuah gapura yang terletak di sebelah Selatan Candi Candra Sengkala. Halaman II ini dahulunya dibagi dua oleh tembok yang membujur arah Timur-Barat. Di ruang sebelah Utara, tepatnya sudut Utara gapura halaman II terdapat sebuah batur dengan denah segi empat berbahan batu andesit dengan ukuran 13 m x 4 m membujur Utara-Selatan.

Di belakang batur ini terdapat Candi Naga dengan denah segi empat berbahan batu andesit dan berukuran 9 m x 6.5 m dengan tinggi 4.5 m.

Disebelah Utara Candi Naga terdapat sebuah batur berbahan batu andesit dengan denah bujur sangkar berukuran 2 m x 2 m. Di Utaranya masih terdapat sebuah batur lagi yang sama, tetapi pada sisi Selatan denah menonjol keluar dengan ukuran 4 m x 4 m. Di bawahnya terdapat lapik arca dan sebuah arca yang belum selesai.

Di Selatan Candi Naga terdapat sebuah lantai rendah berdenah bujur sangkar berbahan batu andesit dengan berukuran 3 m x 3 m. Di sebelah Selatan lantai ini terdapat jalan setapak yang menghubungkan halaman II dengan halaman III. Di sebelah Selatan jalan setapak terdapat pula lantai/batur rendah berdenah bujur sangkar, berukuran 3 m x 3 m, dan berbahan batu andesit.

IMG_6153

Candi Naga

IMG_6164

View relief candi yang diperkirakan merupakan sosok para dewa, sedang memegang lonceng sambil menopang naga yang melilit candi di atasnya

IMG_6156

Sesajen di relung Candi Naga

IMG_6162

Arca Mahakala di sisi kiri tangga naik Candi Naga

IMG_6266

View sisi belakang dan batur rendah di sisi kanan dan kiri Candi Naga

IMG_6265

Arca di atas batur rendah yang belum selesai di sisi utara Candi Naga

Halaman 3

Kedua halaman ini dipisahkan oleh gapura, disebelah kanan gapura terdapat tiga bangunan kecil dengan sebuah lantai berdenah segi empat berukuran 10 m x 3 m disisi kirinya membujur arah Utara-Selatan.

Ditengah halaman belakang terdapat Candi Induk dengan denah segi empat berbahan batu andesit berukuran 32.5 m x 29.5 m dengan tinggi 7.2 m membujur arah Barat-Timur. Di samping Candi Induk ada sebuah susunan percobaan perdenahan segi empat berukuran 10 m x 9 m. Di belakang susunan  percobaan terdapat Candi Perwara I berbahan batu andesit, berukuran 3.5 m x 3 m berdenah empat persegi.

Selain bangunan-bangunan tersebut di halaman II masih ada batur kecil di selatan Candi Induk berdenah segi empat berukuran 2.5 m x 2 m. Dibelakangnya terdapat Candi Perwara II dengan  bahan yang sama dengan Candi Perwara I berukuran 3.5 m x 3 m. Masih ada 2 Candi Perwara lainnya yang berdenah segi empat dengan ukuran 3 m x 3 m dan 4 m x 2.5 m.

IMG_6259

Candi Induk Penataran

IMG_6174

Tangga naik sisi kiri Candi Induk dengan pengawalan Arca Mahakala

IMG_6187

Kondisi tubuh arca yang patah, rusak bahkan hilang

IMG_6274

Prasasti Palah di sisi kiri Candi Induk

IMG_6277

Batur rendah di seberang depan kiri Candi Induk

IMG_6274

Prasasti Palah di sisi kiri Candi Induk

IMG_6148

Susunan percobaan perdenahan segi empat

IMG_6182

Candi Perwara, bentuk candi ini masih berupa hasil rekonstruksi

Di sudut belakang sisi Selatan di luar Halaman III merupakan jalan setapak menuju kolam petirtaan terdapat menara sudut dengan denah bujur sangkar berukuran 1.5 m x 1.5 m. Kolam petirtaan berbahan batu bata berdenah segi empat dengan ukuran 6 m x 3 m dan kedalaman 2.5 m. Dari atas bangunan candi utama sobat juga dapat menikmati keindahan alam bagian belakang kompleks candi.

IMG_6221

Area belakang komplek Candi Penataran

Ok guys… ini baru sebatas sejarah dan denah lokasi dari kompleks Candi Penataran, semua informasi ini sesuai adanya dengan yang tertera di papan informasi kompleks candi penataran.

Adapun fungsi dari candi pada zaman dahulu (beberapa masih berlanjut sampai sekarang) salah satunya ialah sebagai tempat pemujaan. Hal ini didasarkan isi prasasti Palah yang menyatakan bahwa raja Srengga (salah seorang Raja Kerajaan Kadiri) sering mengadakan pemujaan di tempat ini, hal ini juga di dukung keterangan dari kitab Nagarakretagama yang menyebutkan bahwa bangunan suci Palah (Penataran) merupakanan bangunan Dharma Ipas yaitu bangunan suci para Rsi Saiwa-Sugata yang didirikan di atas tanah wakaf sebagai tempat pemujaan. Dengan luas tanah ±180 m x 130 m,  yang mana terdiri dari tiga halaman seperti yang telah saya uraikan sebelumnya.

Pada tahun 1995, candi ini diajukan sebagai situs warisan dunia kepada UNESCO dalam daftar tentatifnya. (Wikipedia Candi Penataran, diakses 7 April 2017)

Well guys… sebelum pulang, jangan lupa bawa oleh-oleh. Saya ada satu saran oleh-oleh sederhana khas Penataran berupa cemilan gurih yaitu Kripik Pisang dan Kripik Ubi Candi Penataran, harganya hanya Rp.3.000/bungkus dan isinya banyak, murah bukan?? Jadi sobat bisa borong sebanyak-banyaknya sebagai buah tangan dari Candi Penataran untuk kerabat, sanak saudara atau keluarga di rumah…hehe :D. Bagi sobat yang berminat, sobat dapat membelinya pada warung-warung ‘tempel’ di tepi-tepi lingkungan kompleks candi. Demikian informasi yang bisa saya share dari hasil exploring saya ke kawasan candi terbesar di Jawa Timur ini. Semoga bermanfaat 🙂

IMG_6256

Kripik pisang dan ubi Penataran yang murah meriah 🙂

Photo Spots:

IMG_6140IMG-20170424-WA0064IMG-20170424-WA0063IMG_6214IMG_6250

IMG_6132

Kontributor : Mulia Yusman

Documentation Credit : Habib, Irfan

Editor & Penyunting Akhir : Irwan Sarbeni

Napak Tilas Kerajaan Singosari | Jelajah Candi I

Bagi sobat yang telah lama belajar sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia, pernahkah terlintas di benak Sobat untuk flashback ke zaman kerajaan tersebut? sekedar untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kehidupan di masa itu, bagaimana sistem kehidupan sosialnya, kepercayaannya ataupun lingkungan hidupnya?. Untuk memperoleh jawaban pasti dari rasa penasaran Sobat mungkin akan sedikit sulit apalagi beberapa publikasi sejarah tanpa referensi kuat banyak berasal dari ‘perkiraan’ atau ‘dugaan’ saja. Namun menapak tilas sejarah dengan melihat benda sisa-sisa peninggalan atau mengunjungi tempat-tempat bersejarah peninggalan kerajaan kuno dapat menjadi salah satu alternatif meredakan rasa penasaran Sobat.

Well guys, di post kali ini saya ingin berbagi info tentang destinasi wisata yang sekaligus merupakan bukti penting kejayaan Nusantara di masa lalu yang hingga saat ini masih dapat kita lihat di beberapa tempat di sekitar kecamatan Singosari Kabupaten Malang Jawa Timur.

  1. Candi Singosari

Candi Singosari terletak di Desa Candirenggo Kecamatan Singosari, akses menunju lokasi Candi ini cukup mudah karna jaraknya yang dekat dari jalan raya Singosari, sekitar 5 menit perjalanan motor atau mobil, dapat pula di akses bus. Untuk masuk ke lokasi Sobat hanya perlu mengisi buku tamu dan membayar kas (seikhlasnya) untuk biaya perawatan lingkungan Candi. Objek pertama yang akan menyita perhatian Sobat adalah bagunan Candi utama yang dahulunya berfungsi sebagai tempat ‘Pendharmaan’ bagi raja Singasari/ Singosari terakhir – Sang Kertanegara, yang mangkat (wafat) pada tahun 1292 serangan di istana oleh tentara Gelang-Gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Fungsi tersebut dapat diketahui berdasarkan Kakawin Nagarakretagama/ Desawarnana Pupuh 37:7 dan 38:3 serta Prasasti Gajah Mada (Prasasti Singhasari) bertanggal 1351 M yang ditemukan di halaman komplek Candi yang sekarang di simpan di Museum Nasional Republik Indonesia atau Museum Gajah di Jakarta Pusat. Posisi bangunan Candi menghadap ke arah Barat. Bangunan Candi ini memiliki beberapa bilik-bilik kecil pada tiap sisinya yang berisi arca dan satu buah bilik besar berisi Lingga dan Yoni. Halaman Candi adalah taman dimana di sisi  baratnya ditempatkan sisa reruntuhan Candi dan beberapa arca. Sebagai fasilitas tambahan bagi pengunjung, terdapat toilet di sudut halaman candi ini.

Candi Singosari memiliki halaman yang bersih dan indah namun tidak begitu luas karena berbatasan langsung dengan jalan raya dan bangunan perumahan serta suhu disini cukup panas, sayangnya lagi di papan informasi Candi ini Sobat tidak akan menjumpai informasi umum mengenai Candi sebagaimana lingkungan Candi seharusnya. Sebagai gantinya Sobat dapat membeli buku informasi Candi yang dijual di pos jaga Candi atau googling. Meskipun kini Candi ini telah berubah fungsi menjadi objek wisata sejarah, namun Candi ini masih aktif di pakai untuk ritual keagamaan oleh umat hindu sekitar Kecamatan maupun dari luar Kecamatan Singosari. Jangan lupa, bagi Sobat yang tertarik berkunjung kesini, saya sarankan untuk memulai kunjungan dari pagi hari, karena masih banyak lagi lokasi cagar-cagar budaya yang dapat Sobat kunjungi dimana rata-rata jam operasionalnya hanya sampai jam 4-5 sore saja.

IMG20170402094833

Candi Singosari tampak depan

IMG20170402100259

IMG20170402093857

Candi Singosari tampak sisi kiri

IMG20170402093719

Candi Singosari tampak belakang

IMG20170402094620IMG20170402094406

IMG20170402093558

Toilet & papan informasi tanpa ada keterangan tentang Candi

IMG20170402093547

Arca-arca di depan Candi

IMG20170402100148IMG20170402100548

  1. Arca Dwarapala

Masih di wilayah yang sama, sekitar 200 meter sebelah barat laut candi Singosari Sobat akan menjumpai dua buah arca raksasa berbahan dasar batu andesit hitam dengan tinggi 3.7 meter yang dikenal dengan Arca Dwarapala. Dwarapala berasal dari kata sanskerta yaitu dvāra yang berarti pintu atau gerbang dan pāla yang berarti penjaga atau pelindung. Sesuai dengan namanya Dwarapala bertugas menjaga pintu masuk dan melindungi tempat suci atau keramat yang dalam hal ini Candi Singosari. Arca ini merupakan Arca Dwarapala terbesar dari arca-arca dwarapala lain yang terdapat di lingkungan candi di Indonesia. Arca Dwarapala dikenal juga dengan sebutan Reco Pentung oleh masyarakat Jawa Timur karena Arca ini membawa senjata gada atau pentungan. Namun tidak seperti kebanyakan Arca Dwarapla yang pada umumnya memegang gada di sirang ke pundak seolah-olah hendak memukul, Dwarapala di Singosari memegang gada menghadap kebawah dan bermimik wajah senyum yang menyiratkan makna keramahan dan selamat datang.

Dwarapala tersebut letaknya saling bersebrangan dan tidak mengadap ke sisi luar Candi sebagaimana mestinya dikarenakan dahulu ada upaya penggeseran posisi Dwarapala yang tidak selesai. Pada Dwarapala sebelah selatan  terdapat semacam bangunan gapura yang tidak utuh dan sebagian reruntuhannya di letakkan mengelilingi Arca Dwarapala.

20170402_122836

Dwarapala I

20170402_123715

Dwarapala II

  1. Candi Rawan/ Sumberawan

Candi Sumberawan atau dikenal juga dengan Candi Rawan terletak di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari, Jaraknya sekitar 6 kilometer kearah hulu Barat Laut candi Singasari, tidak sulit untuk menemukannya karena Sobat akan dipandu petunjuk arah dari candi Singasari. Candi ini terletak cukup jauh dari jalan raya dan tidak dapat diakses bus besar karena jalannya yang cukup sempit diselingi tanjakan dan turunan curam, jadi bagi Sobat yang tertarik berkunjung kesini disarankan untuk menggunakan sepeda motor.

Candi Sumberawan merupakan candi peninggalan Singosari yang diperkirakan memiliki fungsi sebagai tempat pemujaan dan pernah dikunjungi oleh Hayam Wuruk. Candi ini berukuran kecil yakni panjang 6,25 m, lebar 6,25 m, dan tinggi 5,23 m, terbuat dari batu andesit dengan konstruksi sederhana yang hanya terdiri dari kaki candi berbentuk segi empat dan stupa, candi ini tidak memiliki pahatan dan tangga naik. Di dalam lingkungan candi terdapat kolam mata air kecil bernama Sumberkuro yang airnya dipercaya memiliki khasiat tertentu, air pada kolam mata air ini sangat jernih dan bersih serta dapat langsung diminum atau sekedar merasakan kesegeran bercuci muka dengan air ini. Lokasi candi ini memiliki lingkungan yang sangat indah berhiaskan pepohonan pinus yang menjulang tinggi, disamping lingkungan candi terdapat telaga yang airnya amat jernih dan bersih pula diikuti dengan panorama pesawahan. Di luar lingkungan candi juga terdapat lapangan luas yang biasa dipakai pengunjung untuk kegiatan outbond.

Untuk memasuki area wisata Candi Sumberawan ini Sobat hanya perlu membayar tiket masuk  sebesar Rp.5.000 dan parkir Rp.2.000 untuk motor. Bagi Sobat yang baru pertama kali kesini, harap berhati-hati dengan pungutan liar oleh orang ‘sinting’ sebelum memasuki loket kawasan wisata candi.

IMG_20170402_110849

Pintu masuk Candi/ Stupa Sumberawan

IMG_20170402_105114_1

Halaman Candi

IMG_20170402_105604

Stupa Sumberawan

IMG_20170402_105059IMG_20170402_105655

 

IMG_20170402_105826

Mata Air Sumberkuro

IMG_20170402_105447

Mata air di luar halaman Candi

IMG_20170402_111116_1

Lingkungan telaga

IMG_20170402_111229_1

Lingkungan pesawahan

20170402_113421

Halaman masuk Candi

  1. Museum Singosari

Tak banyak yang dapat saya ceritakan dari museum ini karena pada saat kunjungan per April 2017 museum ini masih belum dibuka untuk umum dan sedang dalam proses pengisian galeri museum. Lokasinya berada di jalan utama Singosari Residence (perumahan) berjarak sekitar 10 menit dari jalan raya.

20170402_130003

Gapura/ pintu masuk utama museum

20170402_130252

20170402_130400

  1. Petirtaan Watugede

Petirtaan (pemandian) Watugede berlokasi di sebelah tenggara stasiun kereta api Singosari jika Sobat datang dari arah malang maka pintu masuknya  belok kanan tepat sebelum rel kereta api Singosari. Sesuai namanya, lokasi Petirtaan terletak di Desa Watugede Kecamatan Singosari. Sangat mudah menemukan lokasi Petirtaan karena berada tepat di pinggir jalan utama desa yang ditSobati dengan pohon beringin raksasa yang rantingnya melebar hingga seberang jalan desa tersebut.

Sama seperti kawasan cagar budaya yang lain, untuk masuk kawasan petirtaan ini Sobat hanya perlu mengisi buku tamu/ kunjungan dan membayar kas perawatan seiklasnya. Selanjutnya Sobat akan memarkirkan motor dan sedikit berjalan kaki turun ke lembah dimana Petirtaan berada. Ketika tiba di kolam Petirtaan Sobat mungkin akan merasakan sejuk, tentram sekaligus agak sakral karena di sudut kiri Petirtaan tepat dibawah pohon beringin raksasa terdapat Pelinggih kecil yang digunakan untuk ritual keagamaan Hindu.

Petirtaan Watugede dahulunya adalah tempat pemandian putri-putri kerajaan pada zaman kerajaan Singasari. Dinding Petirtaan terbuat dari susunan bata kuno yang mirip dinding candi, di sudut kolam terdapat arca yang sudah ada sejak Petirtaan ditemukan. Air pada kolam Petirtaan ini sangat-sangat jernih dan segar, berasal dari mata air yang terpancur dari mulut arca, mata air tersebut tidak pernah berhenti mengalir meski kemarau.

IMG20170402144852

Kolam Petirtaan

IMG20170402144804

IMG20170402144735

Pelinggih di sudut kolam

IMG20170402150223

Pintu masuk Petirtaan

IMG20170402150233

Gimana sob, indah kan?? 🙂 this is all wonderfulness of our Indonesia…

So, bagi sobat yang berniat jelajah Candi di Kecamatan Singosari jangan lupa pastikan kondisi badan fit, kendaraan sehat (disarankan mengendarai motor) dan manajemen waktu wisata yang baik karena waktu operasional destinasi wisata yang terbatas, kalau sobat kesorean maka sobat tidak diperkenankan masuk dan hanya dapat menikmati pesona situs dari luar. Kalau tidak mau pusing sobat bisa mengikuti urutan wisata sesuai urutan daftar kunjungan cagar budaya diatas.

Semoga  bermanfaat 🙂

-Irwan Sarbeni

Wisata Gratis dan Edukatif di Sisi Selatan Danau Toba

headline samosir with brand

O tao toba
Raja ni sude na tao
Tao na samurung na lumobi ulimi
Molo huida rupami sian na dao
Tudos tu intan do denggan jala uli

Barita ni hinaulim di tano on
Umpama ni hinajogim di portibi on
Mambahen masihol saluhut ni nasa bangso
Mamereng ho o tao toba na uli..

HORAS Dongan-dongan MI ku !!

Opening diatas adalah penggalan lirik lagu yang di lantunkan musisi tersohor Indonesia asal tanah batak Vicky Sianipar, lagu tersebut merupakan salah satu dari puluhan lagu batak yang menggambarkan keindahan danau Toba.

Sobat semua pasti tahu dong dengan danau Toba yang ada di Sumatra Utara, danau terbesar didunia yang terbentuk akibat ledakan mahadasyat dari gunung Toba purba sekitar ± 74.000 tahun lalu ini mewariskan nusantara kita berupa sebuah kaldera super luas yang kemudian terisi air, kawasan kaldera tersebut kini kita kenal dengan sebutan danau Toba. Danau ini memiliki luas sekitar 1130 km dan menampung sekitar 240 km air hujan, wawww..!! hebat bukan??.., meskipun danau Toba adalah perairan kecil, namun suhu disini terbilang rata-rata dingin dan sejuk sob, karena posisi danau toba ternyata berada di ketinggian ±900 Meter Diatas Pemukaan Laut (MDPL).  Kawasan geopark kaldera toba dikelilingi 7 kabupaten yang artinya kita bisa mengunjungi danau ini melalui kabupaten-kabupaten tersebut. Ada beberapa titik wisata disini yang paling terkenal dan ramai dikunjungi seperti dari Prapat dan Brastagi, hal ini dikarenakan kawasan tersebut sudah banyak terekspose dan merupakan daerah yang dilintasi jalur protokol Lintas Sumatra sehingga pemandangannya dapat langsung terlihat dari tepi jalan dan sangat mudah diakses. Nah dalam rubrik kali ini saya ingin mengajak sobat menikmati panorama Toba dari sisi selatan danaunya yang mayoritas dapat diakses secara gratis. Dan sebagai tambahannya ada beberapa objek kunjungan non-geoheritage disini yang sayang untuk dilewatkan jika sobat melancong kesini. Well… ini dia daftar tanah pelancongan yang bisa kita kunjungi

Panorama danau Toba dari Sipinsur

Sipinsur (dibaca sipiccur), adalah salah satu puncak bukit yang dikelola PEMDA setempat menjadi taman yang menyuguhkan view danau Toba, pulau Samosir dan pulau kecil lainnya. Terletak di desa Pearung, Kecamatan Peranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan. Lokasi ini sering dijadikan background foto pre-weeding dan memang benar cocok, karena sekali jepret maka tak hanya view danau Tobanya yang akan terpatri dibingkai foto sobat namun juga disertai, pulau Samosir, Sibandang, pelabuan dan ornamen alam Toba lainnya akan ikut terabadikan disana.

IMG_20150702_112646

tugu selamat datang kabupaten Humbang Hasundutan

IMG_20150702_115804

IMG_20150702_115405

IMG_20150702_115434

IMG_20150702_115359

c3

Untuk mencapai dataran tinggi ini sobat hanya memerlukan waktu kurang dari 30 menit perjalanan motor dari kota siborong-borong. Untuk merasakan sensasi damai di Sipinsur ini disarankan untuk tidak datang saat akhir pekan supaya tidak terlalu dibisingi oleh banyak pengunjung yang berpotensi menghalangi sobat selfie-an…hehe. Wisata ini GRATIS sob. Tapi jangan sangka bahwa tempat ini kotor dan tidak terawat. Sangat bersih dan terawat tanpa ada tenda-tenda pedagang emperan ataupun jajakan, konon tempat ini  belum banyak dikenal secara luas baik di dalam maupun di luar provinsi sehingga tidak terlalu ramai dikunjungi pelancong.

Air Terjun Janji

Dari bukit panorama Sipinsur tadi sebenarnya sobat dapat melihat keseberang samar-samar terlihat garis air terjun Janji. Meskipun terlihat dari seberang namun menempuh perjalanan menuju air terjun ini dari Sipinsur memakan waktu sekitar 30 menit atau lebih tergantung jalur mana yang kita ambil. Jika sobat mengambil jalur terdekat yaitu turun ke desa Simangulampe menggunakan motor, sobat akan dihadapkan dengan kontur jalan yang sangat-sangat terjal dan membahayakan. Dan jika ingin melalui jalur umum yang banyak dilalui kendaraan umum maka waktu tempuhnya akan lebih panjang.

IMG_20150702_141626

IMG_20150702_141434

kenampakan air terjun janji dari pintu masuk

IMG_20150702_135928

IMG_20150702_135908

IMG_20150702_141208

IMG_20150702_140555

IMG_20150702_123204

pemandangan di jalan pintas menuju air terjun janji dari Sipinsur

IMG_20150702_141653

lingkungan sisi air terjun janji

IMG_20150702_141428

pondok tempat bersantai di bagian depan kawasan air terjun

Air terjun janji adalah situs geologi yang masih satu kesatuan ekosistem geologi dengan danau Toba, tingginya sekitar 30 meter, terletak di kecamatan Baktiraja kabupaten Humbang Hasundutan. Di bagian depan dekat pintu masuk air terjun ini dibangun sekat-sekat yang mengalir dibawahnya sungai terusan dari air terjun sebagai tempat pemandian, karena jika sobat mandi langsung di kolam si air terjun, derasnya pancuran air dapat membahayakan sobat. Bagi sobat yang merasa lapar, tenang saja… karena di pintu masuk kawasan air terjun ini terdapat warung makan. Di warung ini juga terkadang ada sekelompok pemuda bersuara merdu yang bersama-sama melantunkan lagu daerah batak untuk sekedar hiburan, bukan pengamen.

Panorama Huta Ginjang

Adalah shelter penerbangan gantole dan paralayang. Diantara bukit-bukit yang lain Panorama Huta Ginjang inilah yang altitudenya paling tinggi sehingga dijadikan take off paralayang dan gantole sejak tahun 2007. Jika cuaca sedang cerah sobat bisa melihat hamparan danau Toba dengan sudut pandang yang lebih luas lagi disbanding Sipinsur.

IMG_20150702_164100

IMG_20150702_164108

IMG_20150702_164140

IMG_20150702_164152

IMG_20150702_164217

IMG_20150702_164318

IMG_20150702_164829

Bukit Doa – Taber – Huta Ginjang

Bukit ini terletak di  Huta (desa) Ginjang, Taber, masih di kabupaten Humbang Hasundutuan. Disebut bukit doa karena di puncak bukit ini terdapat patung telapak tangan yang menangkup pertanda doa yang dibangun oleh Pendeta Abraham Hardyn Hutabarat, STh pada tahun 1996. Monumen ini berdiri menghadap ke danau Toba. Di sekitar monumen terdapat area tower televisi dan sebuah kedai yang menjual makanan dan souvenir khas batak.

IMG_20150702_180343

IMG_20150702_212731

Pasar dan Pelabuhan Muara

Pelabuhan muara adalah pelabuhan dagang dan pelabuhan penyebrangan kecil dengan rute penyebrangan ke pulau Sibandang dan Samosir dan sebagian ke daerah kabupaten tetangga di tepian Toba lainnya seperti Balige. Pelabuhan ini hanyalah sebagian kecil dari kawasan pasar tradisional Muara.

IMG_20150702_150720

IMG_20150702_151425

Nah, Jika sobat ingin berkunjung tempat-tempat tersebut diatas disarankan untuk mengendarai motor saja jika dalam jumlah kecil, dan kalau sobat travelling dalam rombongan besar disarankan untuk menggunakan minibus atau mobil adventure saja, karena tipe jalannya yang sempit kurang memungkinkan dilalui bus besar, berkelok-kelok, mendaki dan sebagian jalan rusak.

TB Silalahi Center dan Perkampungan Sekitar

Nah ini dia museum yang bisa dibilang hanya satu-satunya di kabupaten Tobasa. Jangan kira museum ini milik pemerintah sehubungan letaknya yang berdekatan dengan kantor DPRD Tobasa. Museum ini adalah milik pribadi, tepatnya milik mantan Mentri Negara Pandayagunaan Aparatur Negara yaitu bapak Letjen TNI Purnawirawan Dr. Tiopan Bernhard Silalahi. Museum ini letaknya bertetanggan dengan makam pahlawan nasional Indonesia Sisingamangaraja XII. Well untuk penjelasan dan dokumentasi lebih jelasnya berikut saya sisipkan artikel dari Wikipedia tentang TB Silalahi Center.

museum ini terletak di Jl. Pagar Batu No. 88, Desa Silalahi, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir.

museum ini dibangun sebagai wadah untuk memotivasi generasi muda untuk terus meraih cita-cita dengan melihat pengalaman TB. Silalahi mulai dari kecil sebagai anak pengembala kerbau sampai menjadi seorang Jenderal.

IMG_20150703_093440

tugu selamat datang kabupaten Toba Samosir

IMG_20150703_100726

jalan masuk TB Silalahi Center

IMG_20150703_101040

IMG_20150703_101250

halaman depan TB Silalahin Center

IMG_20150703_101419

Museum TB. Silalahi adalah yayasan nirlaba. Yayasan ini didirikan dengan tujuan untuk melestarikan budaya Batak dan membentuk karakter masyarakat Batak. Yayasan ini dirikan berdasarkan akta nomor 10 tanggal 7 Agustus 2006 dan akta nomor 7 tanggal 8 Januari 2007, dan TB. Silalahi pernah menjadi Menteri PAN 1993-1998.

Isi museum ini sendiri adalah koleksi pribadi T. B. Silalahi yang berupa pakaian dinas, bintang jasa, tanda kehormatan, kendaraan pribadi dan dinas, jenis senjata yang pernah digunakan oleh T. B. Silalahi, dan kenang-kenangan dari penjuru dunia yang diberikan kepada Bapak T. B. Silalahi.

Prasasti_dalam_Bahasa_dan_Aksara_Batak

prasasti dalam bahasa dan aksara batak

Patung_marmahan_horbo_di_museum_batak

patung marmahan horbo

T.B._Silalahi_Galery

galeri di seberang museum

Kendaraan_tua

koleksi kendaraan tua di museum TB Silalahi

koleksi perhiasan

koleksi perhiasan

diorama tb silalahi dan istri

patung TB Silalahi dan istri

Koleksi-03

koleksi pribadi tb silalahi

Di dalam ruangan ini terdapat panel-panel yang menceritakan sejarah hidup perjalanan T. B. Silalahi serta perjalanan karirnya. Selain itu di ruangan ini juga terdapat Benda-Benda Pribadi dia seperti seragam dan pangkat-pangkat ketika di kemiliteran, beberapa ijazah, pakaian ketika menteri, bangku sekolah waktu di SR, mobil dinas yang dulu digunakan ketika menjabat sebagai Menpan pada Kabinet Pembangunan VI, dan lain sebagainya.

Nah untuk museum yang ini memang berbayar sob, tapi tenaaang…cukup murah kok tiket masuknya .Tiket masuk ke museum TB Silalahi hanya Rp.10.000 untuk pengunjung domestik, Rp.50.000 untuk wisatawan asing dan Rp.75.000 untuk rombongan minimal 30 orang serta pelajar.

Di bagian belakang museum terdapat ruang rekreasi tambahan berupa kolam renang. Diluar pagar kolam renang terdapat area sumber mata air dan kolam penampungnya milik desa setempat, kolam penampung mata air ini cukup luas sehingga disekitarnya dibangun ruang pemandian dan tempat mencuci. Dan jika kita lanjut berjalan kaki ke desa belakang museum, disana terdapat makam tokoh-tokoh adat desa diselingi bebearapa makam sesepuh desa lainnya dan rumah adat batak yang berjajar rapih melengkapi kekentalan adat batak di desa setempat.

kolam-renang

IMG_20150703_101811

perkampungan adat di belakang TB Silalahi Center

IMG_20150703_101750

IMG_20150703_101731

Makam Pahlawan Nasional Raja Sisingamagaraja XII

Kalau selesai berkunjungnya ke TB Silalahi Center, monggo mampir dulu ke tetangga sebelah, ada wisata sejarah gratis nan edukatif yaitu makam pahlawan nasional kita Raja Sisingamangaraja XII

IMG_20150703_100409

gerbang masuk taman makam Sisingamangaraja XII

IMG_20150703_102727

makam Raja Sisingamangaraja XII dan putranya berupa monumen

IMG_20150703_102740

bangunan rumah adat disamping makam

IMG_20150703_102855

gardu pengunjung di taman makam bagian depan

IMG_20150703_103142

Onan Balige/ Onan Balerong

Pasar Balige atau dikenal oleh masyarakat setempat sebagai onan balige atau onan balerong, adalah pasar tradisional yang terletak di tengah kota Balige. Sobat yang sedang dalam perjalanan ke kota Medan melalui kabupaten Toba Samosir pasti melalui pasar ini. Jaraknya juga tak jauh dari kantor DPRD Toba Samosir, makam Sisingamangaraja atau TB Silalahi Center. Sebagaimana pasar lainnya pasar ini menjual kebutuhan sehari-hari dari mulai sayur mayur, perabot, kelontongan sampai pakaian. Namun yang khas dari pasar ini adalah bangunan pasarnya yang mengadopsi bentuk rumah adat batak yang berjajar dimana setiap bangunan memiliki ukiran yang berbeda-beda, karena pada saat pembangunannya, bangunan diukir oleh pengrajin yang berbeda-beda untuk setiap bangunannya.

Selanjutnya lagi-lagi dipasar ini menjual bahan makanan ekstrim sob, yaitu daging Anjing dan Babi. Ada yang masih berupa B1/B2 yang baru disembelih dan ada juga yang sudah dipotong-potong.

Yang khas selanjutnya yaitu adanya pedagang kain ulos. Hmmmm…bagi para pendatang agak susah-susah gampang memang untuk mendapatkan kain ulos ini, apalagi jika kita tidak pandai menawar dan tidak tahu bahan, karena si pedagang bisa seenaknya memainkan harga kalau dia tahu kita tidak paham bahan dan tidak pintar menawar. Harga ulos di pasr in berkisar antara Rp.30.000 untuk yang pabrikan dan ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupian untuk yang tenun handmade dengan kualitas bahan nomor satu.

Pasar_Balige

IMG_20150703_105225

IMG_20150703_104629

IMG_20150703_105956

penjual kain ulos di dalam pasar

20140823082442_627

aktivitas pedagang dan pembeli ikan di dalam pasar

20140818085752_301

pedagang pakaian dan kelontongan

02-08-2014-bomkri-001

pedagang sayur

IMG_20150703_110739

bangunan rumah adat di simpang pelabuhan dan pasar Balige

IMG_20150703_110152

IMG_20150703_103727

kantor bupati dan DPRD Toba Samosir di sebelah hulu kecamatan Balige

IMG_20150703_103625

Air terjun Situmurun

Air terjun Situmurun berada di Desa Situmurun Kecamatan Lumban Julu Toba Samosir, Namun untuk mencapai air terjun ini sobat harus menempuh jarak agak jauh dari kota Balige sekitar 70 kilometeran. Aliran air terjun ini berasal dari desa Binangalom, makanya banyak warga setempat menyebut air terjun ini sebagai air terjun Binangalom, mantapnya lagi airya langsung terjun ke danau Toba sob, jadi kalau kita berenang disana bisa gerak lebih bebas dan luas dibanding air terjun lain yang airnya terjun ke telaganya dulu lalu mengalir lewat sungai baru menuju danau. Pemandangan bonusnya di air terjun ini yaitu dengan kehadiran burung-burung bangau yang berterbangan mencari ikan menghiasi sejuknya lingkungan situs kaldera ini.

situmurun

Air terjun Siguragura

Masih disekitaran danau Toba di kabupaten Toba Samosir, terdapat satu air terjun lagi yang cukup terkenal dengan tinggi sekitar 250 meter. Selain menjadi tempat wisata aliran air dari air terjun ini tertampung di salah satu bendungan terbesar di Indonesia – waduk sigura-gura sebagai penjamin ketersediaan volume air dan sebagai pembangkit listrik yang sangat penting untuk wilayah Sumatra Utara.

air terjun sigura gura

thumb

Disisi lain, tebing curam dan terjal dengan susunan bebatuan yang variatif di sekitar air terjun juga digunakan sebagai arena panjat tebing oleh wisatawan yang datang, terkadang wisatawan juga melakukan kegiatan camping di dataran rendahnya. Sedangkan di jalur aliran airnya yang deras dengan banyak bebatuan yang membentuk rintangan sering dimanfaatkan oleh wisatawan untuk olahraga arung jeram.

Fakta unik tentang wilayah danau Toba bagian selatan

Ada beberapa hal yang mungkin menurut warga Sumatra Utara ini dianggap hal biasa namun bagi para pendatang atau pelancong hal ini unik atau bahkan tak lazim, berikut keunikannya;

– Makam Raja Beda Marga

Disekitaran danau Toba di setiap kabupatennya banyak  terdapat makam Raja-raja Batak, keluarga dan keturunannya, bisa dibilang kalau dipulau Jawa ini seperti pemakaman para bangsawan begitu lah. Uniknya makam-makam raja batak ini dibangun sedemikian mewah menyerupai monumen-monumen ataupun berupa rumah adat batak.

IMG_20150703_115731

salah satu makam raja yang di bangun berupa monumen

– Makam yang Berpencar

Baik makam raja-raja atau warga sipil, jarang sekali ditemui komplek pemakaman disini. Cara masyarakat mengebumikan sanak saudaranya yang sudah meninggal adalah dengan membangun makam seperti monumen kecil di dekat rumah-rumah mereka, di tengah sawah, tepi danau, pinggir jalan, di puncak bukit dan di tempat-tempat lainnya yang tidak terpusat. Sehingga kemanapun sobat pergi sobat akan dengan mudah menemui makam-makam yang tersebar di penjuru-penjuru tempat yang sobat lalui.

IMG_20150703_112715

makam di tepi sawah

IMG_20150703_112614

IMG_20150703_113620

makam di tepi jalan

IMG_20150703_112840

makam di samping pemukiman warga

– B1 dan B2

Jika sobat menemui kode makanan B1 dan B2 pada rumah makan yang sobat kunjungi di beberapa daerah di Sumatra Utara, maka sobat perlu memahami kode non-verbal tersebut agar sobat tidak salah pilih makanan yang tidak biasa sobat makan atau mungkin sobat anggap ekstrim karena tidak sesuai dengan tradisi kuliner sobat. B1 artinya kode menu makanan yang berbahan dasar Daging Anjing, dan kode B2 untuk olahan makanan yang berbahan dasar Daging Babi. Sebagai contoh di sebuah warung makan terdapat tulisan “sedia B1 dan B2 setiap hari Rabu dan Kamis” artinya warung makan tersebut menyediakan makanan berbahan dasar daging anjing dan daging babi setiap hari rabu dan kamis, dan hari lainnya hanya hidangan masakan nasional saja atau masakan Sumatra.

babi-anjing

– Becak Gandeng Motor Vespa

Becak yang sering kita lihat di sekitar kita mungkin becak yang di kayuh secara manual dari belakang kursi penumpangnya atau mungkin pendorongnya bisa juga motor yang bagian depannya sudah dimodifikasi untuk mendorong kabin penumpang. Nah, dari mulai masuk daerah Mandailing Natal hingga kota Medan sobat akan menjumpai becak gandeng alias becak yang di gandeng dengan motor (dalam bahasa batak motor disebut kereta, dan mobil disebut motor), motor yang di pakai adalah motor Vespa, namun di beberapa daerah adapula yang menggunakan motor bebek dan motor gede sebagai gandengannya. Becak-becak ini difungsikan masyarakat sebagai alternative angkutan umum dan pengangkut barang belanjaan.

becak motor depan pasar balige

becak motor depan pasar balige

Kuliner

Kalau mau dirinci daftar kuliner khas Sumatra Utara khususnya di kawasan Geopark Kaldera Toba bagian selatan ini sangat banyak sob. Nah berikut ini saya akan share kuliner yang sangat-sangat khas dari kawasan ini.

MINUMAN Tuak Tangkasan (dibaca tuak takasan)

Minuman ini mudah dijumpai di warung-warung makan kecil (lapo), dengan harga sekitar 5000an pergelas ada pula yang diberikan gratis, jadi kita hanya membayar makanan yang kita santap saja dari lapo tersebut. Rasa tuak ini sedikit sulit digambarkan, ada Asamnya, sedikit manis dan terasa seperti ada rasa kesat dari getah buah. Sebenarnya tuak disetiap lapu memiliki rasa yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan pembuat tuak (parragat) mempunyai rahasia atau standar racikannya masing-masing. Jika sobat ingin sekedar mencoba tidak disarankan untuk meminum tuak yang berumur lebih dari 1 hari karena kandungannya sudah berubah menjadi arak dan memabukkan.

tuak-batak

MAKANAN Tinombur

Makanan NaTinombur ini banyak versinya sob, tergantung dimana kita membelinya, dan bagaimana si pembuat mengolahnya. Ada yang menggunakan ikan nila, emas dan mujair. Lumuran bumbunyapun versinya berbeda beda. Selama saya jalan-jalan kesana versi yang saya dapat adalah ikan nila yang dimatangkan hanya dengan dilumuri jeruk nipis kemudian di jemur.

CEMILAN Kacang Sihobuk

Inilah cemilan yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh kuliner khas Sumatra Utara, kacang Sihobuk banyak di jumpai dipinggir-pinggir jalan sepanjang lintas Sumatra, Sumatra Utara. Sesuai dengan namanya, kacang sihobuk berasal dari desa Sihobuk, Tarutung-Tapanuli Utara. Sebenarnya kacang sihobuk ini tidak berbeda jauh dengan dengan kacang tanah olahan lain pada umumnya. Namun kacang ini dipilih dan dipilah dari kualitas yang baik sehingga rasanya lebih yahuuddd.

IMG_20150703_155429

IMG_20150703_091328

warung yang menjual jajanan kacang sihobuk di tepi jalan raya lintas sumatra

KUE Ombus-Ombus

Kue Ombusombus adalah makanan atau jajanan khas Batak yang berasal dari Siborongborong, Tapanuli Utara. Terbuat dari tepung beras yang diberi gula di tengahnya dan dibungkus dengan daun pisang (seperti kue futu atau kue awug yang kita kenal di pulau Jawa). Konon menurut si pedagang dan pembuat, kue ini diberi nama ombus-ombus karena saat memakannya kita menghembuskan nafas alias meniup-niup si kue yang dimakan saat masih panas atau hangat. Kue ini dapat kita temui di kota Siborong-borong, pedagangnya menjajakan kue ini menggunakan sepeda dengan toples kue yang terbuat dari seng seperti kaleng kerupuk di belakangnnya. Dalam acara adat tertentu kue ini juga disajikan sebagai peneman kopi atau teh.

11116993_1566731810273649_1087954043_n

ombus-ombus

Ombus-ombus (1)

pedagang ombus-ombus di tapanuli

IMG_20150703_090211

monumen pedagang ombus-ombus dan rumah adat batak di simpang tiga siborong-borong, tapanuli utara

IMG_20150703_090301

HASIL BUMI Bawang Merah Samosir

Dan ini dia Bawang Merah hasil bumi samosir yang tersohor di tanah batak karena keharumannya dan harganya yang tinggi dibanding bawang merah lain pada umumnya. bawang merah ini juga mempunyai rasa yang lebih pedas.

bawang_4

Well, just that’s all what I can share to you about South of Toba Lake-North Sumatra… Semoga bermanfaat.

_Irwan Sarbeni_

WIHHH KEREN !! Lingkungan Sekolah Ini Seperti Tempat Wisata Alam

Ba’a kaba sobat Magnificent Indonesia??

Ada yang gak tau dengan nama “minangkabau” ? pasti tahu donk… Minangkabau adalah istilah yang identik dengan provinsi Sumatra Barat. Bagi orang non-sumatra mungkin kita hanya menemui istilah ini di rumah makan masakan padang saja, karena hampir di seluruh pelosok negeri ini pasti ada saja rumah makan padang dari mulai warung kecil sampai restorannya.

Bagi sobat yang sudah pernah melancong ke Sumatra Barat, dimanapun tempat yang anda kunjungi atau lewati, beberapa diantaranya pasti berkesan di jiwa travelling anda terutama soal bahasanya dan penampilan alamnya.

Nah, setelah beberapa bulan saya tinggal di ranah minang, masih dalam rangka mengajar bahasa inggris juga), sudah lumayan banyak destinasi-destinasi wisata menarik yang saya kunjungi sampai-sampai bingung ingin mengulas atau share foto yang mana terlebih dahulu.

Okelah kalo begitu, mari tengok sekitar tempat tinggal saya dulu. Tak perlu dulu jauh-jauh ke luar mencari tempat wisata di sekitaran Sumatra barat, TERNYATA di sekitar tempat saya tinggal pesona alamnya 11/12 dengan tempat wisata alam sob. Dan sebelum saya explore, perlu diketahui dulu narasinya bahwa postingan ini bukanlah promosi institusi sob 😀

Peta Lokasi Sekolah

Peta Lokasi Sekolah

Berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Bandara Internasional Minangkabau kearah Bukittinggi atau sekitar 3 kilomenter dari perbatasan Padang Panjang – Tanah Datar sobat akan menemukan giant billboard atau baliho raksasa bertuliskan NURUL IKHLAS, inilah sekolah ‘wisata’ tempat saya tinggal, lengkapnya sekolah ini berlokasi di jalan protokol lintas sumatra Jl. Raya Padang Panjang – Bukittinggi Km.03, Jorong Pincuran Tinggi, Nagari Panyalaian, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. Secara administratif lokasinya lumayan strategis dan jika dilihat dari jalan raya pintu masuk sekolah ini memang terlihat kecil dan hanya terdapat 1 pintu masuk utama saja.

Plang Besar Nurul Ikhlas di Tepi Jalan Protokol Lintas Sumatra Padang-Bukittinggi

Sekarang kita masuk kedalam, maka sobat akan langsung merasakan aroma minangkabaunya disana karena sobat akan melihat satu bangunan besar berbentuk Rumah Gadang (rumah tradisional minangkabau yang atapnya seperti tanduk kerbau) menghadap kearah matahari terbit, bangunan ini disebut orang sekitar sebagai ‘gedung bagonjong’, dan yang kecil tadi tenyata hanya pintu masuknya saja karena ternyata didalamnya terdapat lingkungan asri seluas 8 hektar dengan berbagai kesibukan didalamnya. Lingkungannya yang agak jauh dari tepi jalan raya dengan ketinggian tanah lebih dari 800 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL) membuat sekolah ini sejuk dan bebas dari polusi udara dan suara. Masih ada lagi nih sob penyebab sejuknya lingkungan ini, masih didepan gedung bagonjong, cobalah tengok kearah timur laut dan barat laut sekolah, sobat akan dapati bahwa ternyata sekolah ini di apit oleh 2 gunung ternama di Sumatra yaitu Gunung Marapi (2.891 MDPL) dan Gunung Singgalang (2877 MDPL). Jika kita naik di gedung tertinggi di sekolahan ini maka kita bisa melihat pula pemandangan danau singkarak di sebelah tenggara dan jika sobat sedang beruntung saat cuaca sedang cerah tanpa kabut sobat bisa melihat sunrise diatas danau singkarak, sungguh penampakan cakrawala yang gak bisa dibeli sob. Selanjutnya hamparan kota padang panjang di sebelah selatan dan dari kejauhan terlihat rentetan bukit barisan melintasi kabupaten ini. Bagaimana? Sudah bisa terbayangkan  seperti apa sejuknya?? 😀

Gedung Bagonjong Nurul Ikhlas

Gedung Bagonjong Nurul Ikhlas

IMG_20140619_135823

Gedung Bagonjong Nurul Ikhlas Dengan Background Gunung Singgalang Saat Tidak Berkabut

Gunung Singgalang

IMG_0220

Gunung Marapi dilihat dari lingkungan sekolah

IMG_0217

Danau Singkarak dilihat dari gedung tertinggi di sekolah

IMG_0219

2 rumah gadang tua di tepi pesawahan, di kejauhan samar tampak kota Padang Panjang

Semua penampakan alam yang akan dibahas disini adalah dari sekitaran lingkungan sekolah saja dengan radius paling jauh 1-1.5 kilometer dari sekolah tempat saya tinggal. Apa sajakah itu?? Well, just check it out 😀

Sisi barat, inilah dia sisi yang paling banyak pemandangan dan spot nge-bolangnya. Uniknya sisi barat sekolahan ini masih menjadi habitat asli monyet dan lutung, kera merah yang mempunyai bulu seperti kumis di bagian pipinya, hanya saja kera ini sulit didekati sob karena dia bakal langsung kabur begitu melihat orang melintas, jadi hanya bisa dinikmati dari kejauhan saja , berbeda dengan monyet yang tidak terlalu takut jika didekati manusia, apalagi jika kita membawakannya oleh oleh untuk dimakan. Pesawahnya juga banyak di darati burung-burung putih besar seperti bangau.

IMG_20140525_105345

Sungai kecil atau bandar; bandar ini airnya masih sangat bening dan airnya bisa langsung di minum, oleh penduduk setempat bandar ini digunakan sebagai irigasi sawah

IMG_20140525_105427

Lereng curam di sekitar bandar

IMG_20140525_105518

View pesawahan dengan sungai besar di bagian lembahnya

Jalan Desa Raba’a

Jalan desa Raba’a

Dua gambar diatas atas adalah landscape jalan desa/ jorong Raba’a, jika sobat terus kearah hulu jalan ini sekitar 1.5km kemudian sobat akan sampai di desa tenun Pandai Sikek, itu sob desa adat yang gambarnya diabadikan di uang Rp.5000 sekarang. Jadi kalau mau ke desa pandai sikek dari sekolah Nurul Ikhlas cukup dekat sob, bisa di tempuh hanya dengan perjalanan kaki. Dipuncak jalan aspal ini juga ada kebun jeruk besar dimana pada saat sedang panen saya bawa rombongan kesini untuk beli jeruk segar dengan harga spesial anak sekolah…haha

Kalo yang dibawah ini spot yang asyik buat selfie-an guys. Karena alamnya yang masih asri, bersih dan nyaman saya sering membawa rombongan untuk belajar di luar sambil nge-bolang dan berfoto ria.

Hulu bandar

Punggung tebing di sisi bandar

Perlintasan air bandar, dibawahnya jurang yang cukup dalam

Di dekat bandar ini ada sebuah air terjun kecil yang airnya sangat jernih, namun karena area si air terjun yang cukup kecil jadi tidak bisa dipakai untuk mandi. Sebenarnya masih di dekat air terjun ini ada sih satu air terjun lagi yang ukurannya lumayan tinggi tapi tempatnya sangat sulit dicapai dan tidak ada jalur menuju kesitu.

Air terjun mini

Tebing Batu, tebing cukup tinggi dan diagonal, terdapat 4 tingkat tebing dan di puncaknya ada kebun jeruk

Anak-anak berdiri di tingkat kedua tebing batu

Anak-anak berdiri di tingkat kedua tebing batu

Ajak anak buah foto-foto sob 😀

Menyusuri bandar

Bisa berpetualang kecil-kecilan juga guys menyusuri sungai dan rimba, naik bukit dan turun ke lembah melepas penat dengan menikmati segarnya air sungai di lembah. Semuanya ada di belakang sekolah.

???????????????????????????????

???????????????????????????????

???????????????????????????????

???????????????????????????????

???????????????????????????????

???????????????????????????????

???????????????????????????????

View Gunung Singgalang berawan (samping sekolahan)

View perkebunan dan pesawahan (samping sekolahan)

Lereng bukit digunakan sebagai lahan sawah bertingkat

Mendaki Bukit

View ke arah kota Padang Panjang dari salah satu gedung tinggi di sekolah saat berkabut

View utara dari tempat rendah

Bagaimana sob?? tertarik untuk mampir?? gambar dari kamera bisa menipu, tapi alam aslinya jauh lebih indah dari pada tampilan foto…. so, just visit and enjoy it 😉

Thanks for reading guys, semoga bermanfaat.

_Irwan Sarbeni_

Nyesel Ke Kotabaru Tanpa Mampir Kesini Gan !

Hallo sobat MAGNIFICENT INDONESIA..!

Piyan kada bulik kah? Ulun kada umpat lo’ di foto?

Hayoo..!! ada yang familiar dengan bahasa di atas?? Hehe… Yupp, itu adalah bahasa Banjar Kalimantan Selatan.

Masih dalam rangka mengajar bahasa Inggris, pada bulan Februari hingga Mei 2014 lalu penulis berkesempatan untuk mengajar di tanah borneo selama 3 bulan tepatnya di Cultivated Village Tarjun, Kec.Kelumpang Hilir, Kotabaru-Kalimantan selatan. Jika anda asing dengan nama desa Tarjun, dan anda tidak menemukannya di peta (karena memang tidak tercantum), silahkan liat tulisan paling bawah pada karung Semen Tiga Roda Indocement, disana akan anda dapati karung bertuliskan Tarjun-Indonesia, nah disanalah penulis pernah tinggal. Namun lagi-lagi bukan Irwan Sarbeni (penulis/admin) namanya kalau pergi ke suatu tempat tanpa melancong ngubek-ngubek Kotabaru.

Peta Kotabaru - Kalimantan Selatan

Peta Kotabaru – Kalimantan Selatan

Ternyata bagian kecil dari pulau Kalimantan yang tidak terlalu populer ini memiliki banyak sekali tempat wisata yang bisa dibanggakan, bahkan sebagian orang Kalsel sendiri ada yang belum tahu potensi wisatanya. Apa saja itu?? Berikut liputannya #ciyeee kaya reporter aja

Pantai Gedambaan, atau populer dengan nama pantai Sarangtiung, merupakan garis pantai kecil yang terletak di desa Sarangtiung, Kec.Pulau Laut Utara Kotabaru. Pantai ini cukup terkenal bagi masyarakat Kotabaru karena letaknya yang tidak sulit di jangkau dari pusat kota Kotabaru, kira-kira 25 menit perjalan motor. Tiket masuknya hanya Rp.5.000/orang. Saat liburan pantai ini akan di padati pengunjung yang mayoritas masyarakat Kotabaru baru sendiri. Jeleknya dalam keramaian ini kadang menyisakan banyak sampah, karena minimnya kesadaran pengunjung terhadap kebersihan lingkungan pantai, sekalipun telah disediakan banyak tempat sampah.

IMG_20140309_145236

IMG_20140309_145228

IMG_20140309_234959

Pantai Gedambaan (Sarangtiung)

Pantai ini cukup indah untuk anda yang ingin piknik keluarga dan bersantai-santai melepas penat, pasir di pantai ini masih cukup putih dan airnya biru bersih. Namun bagi anda yang gemar berenang di pantai berhati-hatilah karena koral di dasar pantai cukup tajam untuk dipijak.

Pantai ini menyediakan penginapan-penginapan kecil dan elegan bagi anda yang ingin bermalam. Dan berhati-hatilah bagi anda yang tidak suka atau takut dengan anjing, daerah pantai manapun di Kotabaru selalu ada saja anjingnya, namun tidak galak dan tidak berbahaya 😀

Pantai Pal 13, berjalan lagi sekitar 15 menit kearah selatan dari pantai Sarangtiung anda akan menemui garis pantai kecil indah nan gratis tis tis tis. Yang mengherankan, meskipun pantai ini gratis namun pemandangannya jauh lebih mendamaikan, lebih bersih dan putih pasirnya dari pada yang berbayar, airnyapun bebas dari sampah, bahkan untuk background photo pantai ini jauh lebih recommended. Konon kabarnya, setiap sore hari tepi pantai Pal 13 dipakai pemuda-pemuda setempat untuk track-trackan motor cross.

IMG_20140406_115316

Pantai Pal 13

IMG_20140406_115136

Pantai Tanjung Ketapang, masih pada jalur perjalanan yang sama, ada sebuah pantai yang lokasi masuknya agak membingungkan pengunjung. Dari pinggir jalan utama kita akan melihat pelang nama pantai tanjung ketapang menunjuk ke sebrang jalan (menunjuk ke sebelah kanan) padahal jalan masuk pantai berada tepat di samping pelang tersebut (sebelah kiri jalan). Jalan masuknya tidak rata, menurun dan diselingi alang-alang tinggi. Saat penulis berkunjung, di atas bukit kecil di tepi pantai terdapat villa kecil yang bagus, dan sebuah warung kecil di sebrangnya, namun semuanya tak berpenghuni dan nampak tidak terawat, ternyata setelah bertanya-tanya pada warga setempat, kawasan pantai ini telah lama ditinggal oleh pengelolanya karena bangkrut, dan rencananya kawasan ini akan direnovasi kembali.

IMG_20140406_111647

IMG_20140406_113514

Pantai Tanjung Ketapang

Diatas bukit tempat memarkir kendaraan anda bisa melihat hamparan laut biru dan serta sepoinya angin. Untuk menuju pantai anda harus memarkirkan kendaraan dan hanya perlu sedikit berjalan kaki menuruni tangga. Pantai tanjung ketapang bukanlah pantai berpasir, namun pantai berbatu yang airnya sangat jernih dan berombak rendah.

Teluk Gosong, Nah untuk teluk gosong ini letaknya memang agak jauh dari pusat kota, namun pantai-pantai teluk gosong jarang sekali diketahui oleh pelancong, bahkan masyarakat kota baru sendiri, padahal letaknya di tepi jalan. Pantai di teluk gosong masih sangat sangat bersih transparan, pantai ini tidak dikelola oleh pemerintah sebagai tempat wisata dan hanya menjadi pemukiman nelayan saja. Ada 1 lokasi di pantai ini yang menjadi tempat penyebrangan ke pulau Samber Gelap. Di tempat tersebut anda juga bisa membeli langsung ikan-ikan atau udah yang baru saja di tangkap nelayan. Hmmm..tentunya jauh lebih segar daripada yang sudah masuk ke pasar.

Pantai Teluk Gosong

Pantai Teluk Gosong

Siring Laut, adalah lapangan aspal di tepi pantai yang dibagunkan panggung-panggung untuk acara besar kota dan terdapat tugu ikan todak besar yang menjadi mascot Kotabaru, letaknya persis di depan kantor DPR Kotabaru, dibelakang kantor DPR sendiri terdapat juga bukit kecil bernama Bukit Pemandangan, dimana anda bisa melihat Siring Laut dan lautnya dari tempat yang tinggi, view-nya lumayan bagus untuk berfoto-foto.

IMG_20140309_135134

Tugu Ikan Todak Siring Laut, Kotabaru – Kalsel

Siring laut menjadi tempat nongkrong favorit muda-mudi Kotabaru, disana terdapat banyak tukang bakso penthol dan jajanan minuman. Pada malam harinya tempat ini dipadati para pedagang yang menjajakan berbagai makanan (mayoritas makanan khas jawa), minuman, pakaian dan aksesoris. Arena bermain anak-anak juga ikut ambil bagian di lokasi ini.

Air Terjun Tumpang Dua/ Sebelimbingan, letaknya tak jauh dari pelabuhan Stagen.

Danau Buatan Indocement, Terletak di Housing Indocement, desa Tarjun Kec.Kelumpang Hilir. Sebenarnya danau buatan ini bukanlah tempat wisata publik karena danau buatan ini teradapat di dalam lingkungan perumahan (Housing dan Guest House) karyawan PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan dikelola oleh perusaan tersebut, hanya orang-orang perumahan, penduduk desa setempat dan orang-orang yang berkepentingan dengan PT.Indocement saja yang bisa menikmati sejuknya danau ini, namun jika anda benar-benar ingin mengunjungi maka anda dapat meminta izin pada satpam perumahan untuk berwisata di danau. Ukuran danau ini tidak begitu besar namun dikelilingi oleh pohon-pohon rindang dan terdapat taman bermain di samping danau.

Danau Buatan Indocement (pict udah dipoles dikit)

Danau Buatan Indocement (pict udah dipoles dikit)

Bonusnya, tidak jauh diluar Housing ada sebuah Penangkaran Bekantan (Pusat Study Satwa Liar Indocement), bekantan adalah primata langka asli borneo yang menjadi maskot Kalimantan Selatan, didalam penangkaran terdapat pula owa-owa, kukang dan rusa. Satu lagi yang mungkin yang asing bagi anda disana terdapat Mesin Conveyor dengan panjang 26 kilometer yang membentang dari perusahaan Indocement di desa Tarjun hingga Cantung, wowww..panjang juga ya, menurut salah satu karyawan Indocement dulunya mesin conveyor ini menjadi mesin terpanjang yang se-asia tenggara. Mesin ini dibuat memanjang membelah perkebunan sawit untuk mengangkut material dasar pembuatan semen.

 IMG_20140417_085729

IMG_20140417_090126

Penangkaran Bekantan dan Satwa Liar Borneo Lainnya

IMG_20140315_155653

Mesin Conveyor Tarjun – Kalsel (lihat sebelah kanan jalan)

Yupp, that’s all some interesting places I can share in Kotabaru, South Borneo, Selanjutnya penulis memegang daftar bebapa tempat touristic yang bikin penulis ambisius ingin lancongi yang belum sempat terkunjungi, yaitu :

Teluk Tamiang, terletak di Kec.Pulau Laut Selatan, dapat ditempuh dalam waktu 4-5 jam perjalanan dari pusat kota Kotabaru. Sebagian rute menuju tempat ini lumayan terjal dan sulit di tempuh oleh mobil. Teluk tamiang adalah “bunaken”nya kota baru, dimana anda bisa ber-snorkling menikmati keindahan terumbu karang.

Pulau Samber Gelap

IMG_1220

img_20130531192826_51a8976a7785e

img_20130531193255_51a898779a755

Pulau Samber Gelap, Kalsel (pict. source: travel.detik.com)